KPD Kebonpedes Siap Penuhi 30 Persen Kebutuhan Darah Kabupaten Sukabumi.
SUKABUMINEWS,
KEBONPEDES – Pemerintah Kecamatan Kebonpedes menggelar rapat koordinasi (rakor)
bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten
Sukabumi.
Rakor tersebut
digelar dalam rangka dalam rangka meninjaklanjuti Pencanangan 16 Kampung Pendonor Darah (KPD) yang berada 5
Wilayah Kecamatan Kebonpedes oleh Wakil bupati Sukabumi Iyos Somantri.
Dalam rakor tersebut,
Kecamatan Kecamatan Kebonpedes menyerahkan 538 data calon pendonor darah kepada
unit transfusi darah ( UTD) PMI Kabupaten Sukabumi.
Plh Kepala UTD PMI
Kabupaten Sukabumi, dr Eli Sopiani mengatakan, dirinya sangat gembira atas inovasi
yang dilakukan oleh kecamatan Kebonpedes dalam rangka memenuhi kebutuhan darah
di kabupaten Sukabumi.
Dari 5 desa diwilayah
Kecamatan Kebonpedes rata- rata 3 kampung yang diambil simple. Diketahui, ada 4
kampung di 16 KPD yang datanya telah siap menjadi calon pendonor darah.
"Kami menyambut gembira,
kita (PMI) telah menjadwalkan dari mulai Sabtu, Minggu tanggal 3 April 2021.
Adapun untuk pelaksanaan mobile unit PMI akan menurunkan 2 tim dengan sistem 2
shif pagi dan siang," kata Eli kepada sukabumiNews di lokasi kegiatan.
Disinggung soal kebutuhan
darah warga Kabupaten Sukabumi, Eli menyebut kebutuhan PMI Kabupaten Sukabumi rata-rata
sekitar 300 labu darah atau 30 persen kebutuhan darah setiap bulannya.
Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, kata Eli, PMI Kabupaten Sukabumi terpaksa berkoordinasi
dengan PMI wilayah lain untuk dapat mengcover kekurangan.
"Kita hampir
membutuhkan darah 1000 labu setiap bulan-nya. Sementara dari hasil mobile unit
PMI ke lapangan baru sekitar 700, jadi selalu kurang setiap bulannya,"
ucapnya.
Dengan data pendonor
yang dimiliki Kecamatan Kebonpedes, Eli berharap kekurangan 30 persen darah
warga Kabupaten Sukabumi dapat terpenuhi.
Sementara itu Camat
Kebonpedes, Ali Iskandar mengaku siap memenuhi kebutuhan 30 persen tersebut,
mengingat potensi pendonor darah di Kecamatan Kebonpedes melebihi 300 labu.
"Ini sebuah
kebanggaan yang tiada tara, bahkan kebanggaan ini selanjutnya akan kita
transformasikan kepada setiap warga, baik yang terlibat (donor) maupun yang
belum bisa terlibat," kata Ali.
Ini juga, kata Ali, harus
terus dipelihara agar kemanfaatannya bisa berkesinambungan dan tidak berhenti.