Din Syamsuddin. (Istimewa/ net) |
sukabumiNews, JAKARTA – Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) angkat bicara soal tudingan radikal yang dialamatkan kepada Din Syamsuddin oleh Gerakan Anti Radikalisme ITB (GAR-ITB).
Ketua Umum FPAG KH Zulkifli Muhadli mengatakan, tuduhan radikal kepada Din Syamsuddin merupakan pembodohan kepada publik.
Padahal menurutnya, Din adalah ulama Indonesia yang sering menyuarakan moderasi Islam hingga di tingkat Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
KH Zulkifli Muhadli mengaku, Ia telah mengenal sosok Din Syamsuddin sejak 1971, ketika keduanya sama-sama sebagai santri Gontor.
“Ia seorang yang cerdas dan kritis dan selalu menghindari konflik,” kata Kiai Zulkifli dalam keterangan tertulis, dikutip sukabumiNews, Senin (15/2/2021).
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ikhlas, NTB ini menegaskan, jika semua sikap kritis pada kezaliman dan menyuarakan kebenaran disamakan dengan radikalisme, maka semua orang harus disebut radikal untuk kebaikan bersama.
“Sikap kritis Pak Din pada rezim seharusnya dilihat sebagai pil pahit yang bisa menyelamatkan bangsa ini,” tegasnya.
Zulkifli menghimbau masyarakat Indonesia agar tidak meneruskan aksi lapor-melapor seperti yang terjadi pada Din Syamsuddin. “Ini tidak sehat untuk kehidupan kebangsaan ke depan,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Pimpinan Pesantren Darunnajah Jakarta KH Sofwan Manaf. Menurutnya, kritik yang disampaikan Din kepada pemerintah tidak bisa dikategorikan sebagai radikal. Sebab, kritik dari Din itu bermaksud ingin membawa kesadaran masyarakat pada kebenaran.
“Pak Din itu tokoh bangsa, dikenal reputasinya sebagai tokoh moderat yang diterima luas bukan saja di kalangan Islam, tapi juga di kalangan agama-agama lain, baik di tingkat nasional maupun internasional,” kata Kiai Sofwan yang juga Wakil Ketua Umum FPAG itu.
BACA Juga: Pimpinan Presidium KAPPAK, Budi Rijanto: Kami Melihat GAR ITB Islamophobia