Ilustrasi: musibah. |
"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. As-Syura: 30)
الحَمْدُ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلاَ مُضِلَ
لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًا مُرْشِدًا ، وَأَشْهَدُ أَنْ
لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ؛ أَرْسَلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الحَقِّ لِيُظْهِرَهُ
عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ ، اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
.
أما بعد..
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala
Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan
kesempurnaan qudrah-Nya, dan kesempurnaan hikmah-Nya, dan seluruh perkara di
bawah pengaturan dan pengawasan-Nya, baik itu kelapangan, keamanan, kesempitan,
dan ketakutan, semuanya adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Mahakuasa untuk
mengaturnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَسْئَلُهُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ
وَاْلأَرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ
“Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta
kepadanya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (QS. Ar-Rahman: 29)
Maka semua ketetapan berjalan berdasarkan hikmah dan
keutamaan atau keadilan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidaklah Allah Subhanahu
wa Ta’ala menzalimi siapa pun di alam dunia ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman,
وَمَاظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِن كَانُوا هُمُ
الظَّالِمِينَ
“Dan tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah
yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Az-Zuhruf: 76)
Jamaah kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
Sesungguhnya kita beriman kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala dan qadar-Nya, dan bahwa iman kepada qodar Allah Subhanahu wa Ta’ala
adalah salah satu dari rukun iman yang enam, maka kita mengimani bahwa semua
yang menimpa kita baik kebaikan maupun kelapangan itu adalah nikmat Allah
Subhanahu wa Ta’ala yang wajib kita syukuri dengan cara kita mendekatkan diri
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala melaksanakan ketaatan dan menjauhi
larangan-Nya, maka tatkala itu, kita berhak untuk mendapatkan janji Allah yaitu
akan ditambahkan nikmat-Nya tersebut.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن
شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabb kalian memaklumkan:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkati (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat
peduh.” (QS. Ibrahim: 7)
Jamaah kaum muslimin
Sesungguhnya semua yang menimpa manusia baik kemadaratan
dan kesempitan tidak lain hal itu karena kemaksiatan yang mereka lakukan, juga
karena kelalaian mereka dari melaksanakan perintah-perintah Allah Subhanahu wa
Ta’ala serta disebabkan mereka melupakan syariat-syariat Allah. Allah
mengabadikan hal itu di dalam kitabullah agar kita bisa berhati-hati dan
waspada.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَمَآأَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا
كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَن كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah
disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar
(dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. As-Syura: 30)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,
مَّآأَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللهِ
وَمَآأَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ
رَسُولاً وَكَفَى بِاللهِ شَهِيدًا
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan
apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS.
An-Nisa: 79)
Jamaah kaum muslimin yang dimuliakan Allah
Sesungguhnya kebanyakan manusia pada hari ini, mereka
hanya mengaitkan musibah-musibah yang menimpa mereka, dengan kejadian-kejadian
alam semata, dengan faktor-faktor eksternal yang tidak ada kaitannya dengan
kesalahan mereka sendiri. Maka, tidak ragu lagi bahwa hal itu karena kurangnya
pemahaman mereka dan lemahnya keimanan mereka, dan juga karena mereka lalai
dari menadaburi kitabullah dan sunah-sunah rasul-Nya.
Jamaah kaum muslimin yang dimuliakan Allah
Orang-orang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
dan Rasul-Nya. Ketahuilah bahwasanya dibalik sebab-sebab dan faktor alam
tersebut, ada juga sebab-sebab syar’i bahkan hal inilah sebab yang lebih
dominan dan lebih kuat serta lebih membawa pengaruh dari terjadinya
musibah-musibah yang ada tersebut. Hanya saja memang terkadang sebab-sebab dan
faktor alam itu menjadi wasilah ataupun perantara dari sebuah ketetapan hukum
dari sebab-sebab syar’i. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ
وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي
عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar).” (QS. Ar-Rum: 41)
Hanya saja, kita wajib bersyukur atas nikmat yang telah
Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada umat ini, dimana umat ini tidaklah
akan diadzab dan disiksa yang ditimpakan kepada umat-umat yang terdahulu, umat
ini tidak akan ditimpakan dengan suatu bencana yang merata dan mematikan
seluruh manusia, sebagaimana yang telah terjadi pada kaum ‘Aad, tatkala mereka
dihancurkan dengan badai angin topan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ
وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَى كَأَنَّهُمْ
أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ {7} فَهَلْ تَرَى لَهُم مِّن بَاقِيَةٍ {8}
“Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama
tujuh malam dan delapan hari terus menerus; Maka kamu lihat kaum Aad pada waktu
itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong
(lapuk) maka kamu tidak melihat seorang pun yang tinggal di antara mereka.”
(QS. Al-Haaqqah: 7-8)
Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menjadikan umat ini
binasa seperti kaum Tsamud, mereka dihujani badai dan disambar petir sehingga
mereka di dalam rumah-rumah mereka menjadi bangkai yang berserakan. Allah
Subhanahu wa Ta’ala tidak menjadikan umat ini binasa seperti kaum Luth, Allah
Subhanahu wa Ta’ala mengirim kepada mereka hujan batu dan langit, dan membalik
bangunan-bangunan mereka yang atas menjadi di bawah sehingga mereka
hancur-lebur. Naudzubilla min dzalik.
باَرَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ
الكَرِيْمِ وَنَفَعْنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فَيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِكْرِ
الحَكِيْم . أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله لِي وَلَكُمْ وَلسَّائِرِ
المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ
الرَحِيْمُ .
Khutbah Jum’at Kedua
الحَمْدُ للهِ غَافِرِ الذَنْبِ قَابِلِ
التَوْبِ شَدِيْدِ العِقَابِ ، ذِي الطَوْلِ لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ إِلَيْهِ
المَصِيْر ، وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ البَشِيْرَ
النَذِيْرَ ؛ صلى الله عليه وعلى آله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
فِي القَوْلِ وَالفِعْلِ وَالاِعْتِقَادِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا
.
أما بعد
Jamaah kaum muslimin yang dimuliakan Allah
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hikmah dan
rahmat-Nya terhadap umat ini, menjadikan balasan dan adzab dari dosa-dosa dan
kemaksiatan-kemaksiatan mereka dengan penindasan sebagian mereka kepada
sebagian yang lain, pembunuhan sebagian mereka kepada sebagian yang lain, dan
penawanan sebagian mereka kepada sebagian yang lain.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَن يَّبْعَثَ
عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِّن فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ
يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ انظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ
اْلأَيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ
Katakanlah, “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan adzab
kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu
dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada
sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami
mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka
memahami(nya).” (QS. Al-An’am: 65)
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
dari jalan Sa’ad bin Abi Waqqas radhiallahu’anhu beliau berkata, “(Suatu hari)
kami datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau
shalat dua rakaat dan kami pun shalat bersamanya, kemudian beliau bermunajat
kepada Rabb-Nya dengan sangat lama, kemudian mengatakan, “Aku memohon kepada
Rabbku tiga hal, Aku memohon agar umatku tidak dibinasakan dengan al-gharqu
(banjir bandang), maka Dia-pun mengabulkannya, dan Aku memohon agar umatku
tidak dibinasakan dengan sebab paceklik panjang seperti yang terjadi pada
keluarga Firaun, maka Dia-pun mengabulkannya, dan aku memohon agar umatku tidak
dibinasakan dikarenakan ulah sebagian mereka pada sebagian yang lain, maka Dia
mencegahnya dariku.” (HR. Muslim 2890)
Jamaah kaum muslimin yang dimuliakan Allah
Sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang beriman
kepada ayat-ayat tersebut dan juga kepada hadis-hadis di atas yang telah shahih
dari Rasulullah, akan tetapi mengapa kalian tidak memikirkannya? Mengapa kalian
tidak memahaminya? Mengapa kalian tidak mengaitkan musibah yang datang
bertubi-tubi menimpa kita itu karena sebab kelalaian dan rendahnya perhatian
kalian terhadap agama kalian sendiri, sehingga dengan itu kalian akan kembali
kepada Rabb kalian, dan kalian akan diselamatkan dari sebab-sebab ditimpakannya
adzab yang merata tersebut.
Maka bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala wahai
sekalian hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala, lihatlah kepada diri-diri kalian, dan
bertaubatlah kepada Rabb kalian, luruskanlah jalan hidup kalian, ketahuilah
bahwa bencana dan musibah yang melanda kalian dan kobaran api fitnah yang
menyerbu kalian, hanyalah hal itu semua karena sebab diri-diri kalian sendiri,
karena sebab dosa-dosa yang kalian perbuat, maka perbaikilah setiap dosa yang
kita lakukan dengan taubat dan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
berlindunglah dari segala fitnah, baik fitnah dunia yang berupa pembunuhan,
perampokan, penindasan dan juga fitnah agama yang berupa syubhat dan syahwat
yang selalu mencegah manusia dari kembali kepada agamanya yang lurus, dan
menjauhkan mereka dari pelita yang dibawa para pendahulu umat yang shaleh.
Sesungguhnya fitnahnya hati itu lebih berbahaya dan lebih
jelek serta lebih merusak dari sekedar fitnahnya dunia. Karena fitnah dunia
hanya akan berakibat pada kerugian materi dan keduniaan, sedangkan dunia ini
akan lenyap dan hilang baik cepat atau lambat, tetapi fitnah agama itulah yang
akan menghancurkan dunia dan akhiratnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَاعْبُدُوا مَاشِئْتُم مِّن دُونِهِ قُلْ
إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ أَلاَّ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
Katakanlah: “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah
orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari
kiamat.” Inagtlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS. Az-Zumar:
15)video kajian nikmat
Mudah-mudahan kita selalu dijaga oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala dari fitnah dunia dan fitnah agama dan kita dijauhkan dari bala dan
musibah yang kian hari seakan musibah itu selalu berganti dan berkepanjangan.
Dan mudah-mudahan kita termasuk hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang
selalu bertaubat dari perbuatan-perbuatan dosa yang kita lakukan, sehingga kita
termasuk orang-orang yang akan mendapatkan pertolongan-Nya baik di dunia dan di
akhirat kelak. Amin.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ, اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَ لِإِخْوَانِنَا
الَّذِينَ سَبَقُونَا بِاْلإِيمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاَّ
لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَحِيمٌ
رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا
أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْراً كَمَا حَمَلْتَهُ
عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا
بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا
عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ,
وَأَقِمِ الصَّلاَةَ
***khotbahjumat