Sebanyak 138 peserta mengikuti Pelatihan Konvergensi
Pencegahan Stunting yang diselenggarakan Pemerintah Kecamatan Sukabumi di GOR Desa Parungseah, Kamis (7/1/2021). (Foto: Dok. © Hms, Dkip)
sukabumiNews, KABUPATEN SUKABUMI –
Sebanyak 138 orang peserta mengikuti Pelatihan Konvergensi Stunting "
Revitalisasi Posyandu" di GOR Desa Parungseah, Kecamatan/Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (7/1/2021).
Mereka terdiri dari ketua kader dan sekretaris posyandu desa. Ketua TP PKK desa, Ketua Pokja desa, bidan desa serta PLKB desa.
Pelatihan yang mengusung tema "Dengan Perbaikan Gizi Mencegah dan Memutus Mata rantai Stunting di Masa Pandemi Covid-19" itu dibuka oleh Camat Sukabumi, Endang Suherman. serta dalam pelaksanaannya menerapkan protokol kesehatan.
Dalam laporannya Ketua pokjanal posyandu Kecamatan Sukabumi, Neni Ulfah, menyatakan bahwa pelatihan Konvergensi Pencegahan Stunting " Revitalisasi posyandu" terselenggara atas kerjasama antara Pokjanal posyandu Kecamatan Sukabumi dengan Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD).
Sementara itu Camat Sukabumi, Endang Suherman memaparkan bahwa kegiatan tersebut merupakan implementasi dari Program Indonesia sehat, untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam lingkungan hidup yang sehat.
“Hal ini dimaksudkan agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta terciptanya perilaku hidup sehat sehingga terwujud bangsa yang mandiri maju dan sejahtera," paparnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan itu juga untuk mendukung Indonesia Emas 2045.
"Karenanya, kita harus mempersiapkan diri. Adapun peran kader antara lain mempersiapkan pencegahan stunting, membantu ketahanan pangan keluarga seperti dengan membudidayakan gerakan menanam sayur dan buah buahan di halaman rumah," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Narasumber pelatihan, Koordinator posyandu Kabupaten Sukabumi, Deden Rustandi menjelaskan bahwa Stunting adalah sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang lebih pendek dibanding tinggi badan oranglain pada umumnya yang sesuai.
Deden juga menerangkan tentang factor-faktor Risiko Stunting. Diantaranya ibu hamil kekurangan energi kronik (kek) dan anemia, bayi yang tidak mendapat Asi ekslusif, MP Asi yang tidak tepat, pertumbuhan yang tidak dipantau serta penyediaan air bersih dan sanitasi tidak layak.
"Oleh karena itu pelatihan ini mendorong pemahaman dan pengetahuan untuk meminimalisir angka stunting serta demi terpenuhinya kebutuhan dasar masyrakat dibidang kesehatan dalam ikhtiar meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi tingginya," jelasnya.
Dalam acara tersebut juga diadakan doorprize bagi peserta yang mampu menjawab pertanyaan seputar stunting.
Red*
Copyright © SUKABUMINEWS 2021