Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin (ANTARA/Katriana) |
sukabumiNews.net, JAKARTA – Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Din Syamsuddin menyatakan demokrasi dan HAM sudah berada dititik lemah.
Menurut Din, hal ini
lantaran banyaknya praktek antidemokrasi dan dehumanisasi di tanah air.
Padahal, seharusnya demokrasi dan HAM dijunjung tinggi oleh penguasa.
"Hanya ingin
menyampaikan pikiran perasaan pribadi, betapa demokrasi dan HAM yang seharusnya
koheren itu, justru itulah titik lemah Indonesia," ujar Din Syamsuddin di
Jakarta, dikutip sukabumiNews dari GenPI.co, Jum’at
Din menilai, arogansi
kekuasaan belakangan ini makin menjadi-jadi. Seperti penangkapan para aktivis
yang kritis terhadap pemerintah, hingga pembunuhan yang menewaskan pengawal
pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab.
"Hari-hari ini
kami rasakan itu semua. Bukan hanya penangkapan dan penahanan aktivis tanpa
alasan-alasan yang bisa dibenarkan, tetapi pembantaian-pembantaian
pembunuhan-pembunuhan terhadap rakyat warga negara," katanya.
Menurut mantan Ketua
Umum PP Muhammadiyah ini, arogansi kekuasaan yang makin menjadi-jadi itu akibat
adanya kediktatoran konstitusional.
"Ini semua
adalah sebuah pelanggaran terhadap konstitusi, adalah tindakan
inkonstitusional, tindakan antikonstitusional," kata Din Syamsuddin. (*)
BACA Juga: Laskar FPI Ditembak Mati, Syekh Ali Jaber Serukan Rapatkan Shaf
Pewarta: Red