Warga 3 Desa di Kecamatan Cilograng bahu membahu memperbaiki jalan yang rusak. |
sukabumiNews.net, LEBAK – Kondisi Jalan yang menghubungkan 3 desa, yakni Desa Tipar, Desa Cilograng dan Desa Cirende, Kecamatan Cilograng, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten sudah 13 tahun rusak. Ironisnya, kondisi tersebut seolah dibiarkan oleh pemerintah setempat.
Padahal jalan tersebut merupakan sarana penting untuk menunjang kemajuan ekonomi masyarakat dan pedesaan.
Adalah Iroh, warga Kampung Angsana merasa kesulitan untuk menjual hasil panen pisangnya ke kota, lantaran kondisi jalan yang akan dilauinya terlalu rusak dan licin.
“Apalagi jika musim hujan tiba seperti sekarang,” keluhnya.
Iroh menuturkan bahwa kondisi seperti itu sudah ia rasakan sejak 13 tahun hingga sekarang.
Tidak hanya oleh Iroh, Ubay, warga Kampung Cisarua Desa Cilograng pun merasakan hal yang sama. Bahkan kata Ubay, dirinya kadang merasa malu jika ada teman seperantauannya dari luar jawa datang ke kampungnya dan bertanya.
“Ada pemerintahnya ga? Ini kok jalan kaya jaman Kolonial Belanda,” kata Ubay menirukan pertanyaan yang dilontarkan kawan Ubay kepadanya.
BACA Juga: Terkait Jalan Rusak, Warga Dua Desa di Kecamatan Cilograng Tunggu Janji Pemerintah Selama 12 Tahun
Diketahui, Ubay adalah sosok muda dari sekian pemuda warga Kampung Cisarua yang sering merantau ke Jakarta. "Jika saya pulang kampung, teman saya luar jawa suka ingin ikut ke rumah saya," tuturnya.
“Sebagai pribumi, alangkah malunya perasaan saya mendengar ucapan itu, malunya minta ampun,” ungkapnya.
Sementara kata Ubay, alasan Jaro (Kepala Desa) Cilograng mengenai kondisi tersebut sangat ironis. Jaronya berdalih tidak cukup dana desa untuk membangun.
Begitu jawaban Jaro kepada kontributor sukabumiNews di wilayah Cilograng saat dikonfirmasi langsung kepadanya.
“Kalau memang ingin berkontribusi sebagai media coba ‘bantuan kituh’ ka pusat (tolong bantu ke pusat) agar dikasih anggaran. Moal ka bangun ku pamerentah setempat mah kituh. (tidak akan bisa ke bangun oleh pemerintah setempat). Anggaran letik, moal cukup (Anggarannya kecil, gak akan cukup),” dalih Jaro Cilograng.
Beruntung, para pemuda Pasir Salam, dibantu oleh tokoh masyarakat seperti Pak Cepi, beserta Perangkat Desa Cilograng lainnya berinisiatif dengan sukarela mengumpulkan uang untuk dibelikan semen dan pasir.
Dari hasil patungan itulah mereka kemudian bisa memperbaiki jalan dengan cara bergotong royong dan dibagi kelompok.
BACA Juga: Sayang! Objek Wisata yang Menyimpan Banyak Misteri Sejarah Ini Seolah Diabaikan oleh Pemda Setempat
Kontributor: Jahrudin
Albantani
Editor: Red.