Ilustrasi: Pasangan suami Istri |
Imam Al-Ghazali dalam
kitabnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu’ah Rasail al-Imam al-Ghazali
(Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 442) menjelaskan tentang adab
seorang suami terhadap istri sebagai berikut;
“Adab suami terhadap
Istri, yakni: berinteraksi dengan baik, bertutur kata yang lembut, menunjukkan
cinta kasih, bersikap lapang ketika sendiri, tidak terlalu sering mempersoalkan
kesalahan, memaafkan jika istri berbuat salah, menjaga harta istri, tidak
banyak mendebat, mengeluarkan biaya untuk kebutuhan istri secara tidak bakhil,
memuliakan keluarga istri, senantiasa memberi janji yang baik, dan selalu
bersemangat terhadap istri”.
Suami adalah imam
(pemimpin) bagi istri dan keluarga. Maka sudah sepatutnya Anda memberikan
contoh yang baik dan membimbing keluarga ke jalan yang benar dan sesuai dengan
tuntutan syairat. Selain mencukupi kebutuhan pendidikan keluarganya, suami/ayah
juga wajib membimbing keluarga dengan ilmu agama.
Al-Imam As-Sa‟di Ra,
berkata:
“Tidak akan selamat
seorang hamba kecuali jika ia telah menunaikan perintah Allah terhadap dirinya
dan terhadap siapa saja yang dibawah tanggung jawabnya dari para istri dan
putra-putrinya, serta yang lainnya yang dibawah kewenangan dan pengaturannya.
Engkau sebagai kepala rumah tangga, wajib menjaga dirimu dan keluargamu, istri
dan putra- putrimu dari dahsyatnya api neraka jahannam. Dengan menegakkan amar
ma’rûf nahî munkar dalam rumah tanggamu, mengajak mereka kepada kebaikan dan
mencegah mereka dari kejelekan. Engkau harus berupaya semaksimal mungkin dalam
mengondisikan keluargamu untuk menjalankan kewajiban yang Allah perintah kepada
mereka. Diantaranya kewajiban shalat, maka kepala rumah tangga harus
memerintahkan keluarganya untuk melaksanakannya”.
Allah Subhanahu wa
Ta‟ala berfirman :
“Perintahkanlah
keluargamu untuk mengerjakan shalat”.
Dalam surat An Nisa
ayat 34, Allah berfirman, "Kaum laki-laki itu pemimpin wanita. Karena
Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain
(wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan harta mereka. Maka
wanita yang salehah ialah mereka yang taat kepada Allah dan memelihara diri
ketika suaminya tidak ada menurut apa yang Allah kehendaki."
Dalam ayat yang sama,
Allah bersabda, "Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya maka
nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka dan pukullah
mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan
untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar."
Ketaatan seorang
istri pada suaminya disebut setara nilainya dengan jihad kaum lelaki. Hal ini
dikisahkan ketika ada seorang perempuan yang datang kehadapan Nabi dan berkata;
"Wahai
Rasulullah SAW, saya mewakili kaum wanita untuk menghadap tuan (untuk
menanyakan tentang sesuatu). Berperang itu diwajibkan Allah hanya untuk kaum
lakilaki, jika mereka terkena luka, mereka mendapat pahala dan kalau terbunuh
maka mereka adalah tetap hidup di sisi Allah. lagi dicukupkan rezekinya (dengan
buah-buahan Surga). Dan kami kaum perempuan selalu melakukan kewajiban terhadap
mereka (yaitu melayani mereka dan membantu keperluan mereka) lalu apakah kami
boleh ikut memperoleh pahala berperang itu?"
Mendengar itu, Rasul
pun bersabda, "Sampaikanlah kepada perempuan-perempuan yang kamu jumpai
bahwa taat kepada suami dengan penuh kesadaran maka pahalanya seimbang dengan
pahala perang membela agama Allah. Tetapi sedikit sekali dari kamu sekalian
yang menjalankannya."
Apa Saja Kewajiban Suami terhadap Istri?
BACA Juga: Enam Nilai-nilai Moral Jahiliyah di Sekitar Kita
Selain kewajiban istri terhadap suami, suami juga memiliki kewajiban yang mesti ditunaikan pada istri. Berikut ulasan lengkapnya.
Selain kewajiban istri terhadap suami, suami juga memiliki kewajiban yang mesti ditunaikan pada istri. Berikut ulasan lengkapnya.
Memiliki rumah tangga
yang sakinah, mawadah, dan warahmah adalah dambaan setiap pasangan. Untuk
mencapainya tentu diperlukan peran dari dua belah pihak: suami dan istri.
Kebanyakan nasihat
masih berkutat pada tugas dan kewajibab seorang istri pada suami. Nah,
bagaimana dengan tugas seorang suami terhadap istri? Berikut penjelasannya.
1. Memberi Nafkah
Nafkah adalah hak
wajib seorang istri dari suaminya. Ketika menikah, maka seorang laki-laki
secara otomatis bertanggung jawab atas kelangsungan hidup istrinya. Karenanya,
suami wajib memberikan nafkah secara cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, dan papan, termasuk juga biaya anak-anak.
2. Menggauli Istri
dengan Baik
Selain nafkah lahir,
istri juga membutuhkan nafkah batin—yang diwujudkan dalam hubungan suami istri
yang mesra dan penuh kasih sayang. Seorang suami wajib menggauli istrinya
sebaik mungkin.
Kriteria hubungan
intim yang baik menurut Islam adalah tidak ada unsur kekerasan, dilakukan
dengan penuh kasih sayang, dan tidak ada unsur keterpaksaan. Ada kalanya istri menolak berhubungan badan
karena capek, hendaknya suami memahami hal ini.
3. Menjaga Aib Istri
Jangan sekali-kali
menceritakan kehidupan pribadi istri atau rumah tangga Anda kepada orang lain,
terutama yang sifatnya cukup privat. Sebagai suami, sudah sepatutnya Anda juga
menjaga marwah istri dengan tidak menceritakan kejelekan atau keburukannya di
hadapan orang lain. Selain tidak etis, hal ini juga akan sangat menyakiti
perasaan istri Anda sebagai pasangannya. Bagaimanapun, aib istri adalah aib
suami juga.
Dari Abdurrahman bin
Sa’id, ia berkata; “Aku mendengar abu Sa’id al-Khudri berkata, Rasulullah saw
bersabda: sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya disisi Allah Swt
pada hari kiamat adalah suami yang menunaikan hajatnya kepada istrinya dan
istri yang menunaikan hajat kepada suaminya, kemudian suami tesebut
menceritakan rahasia istrinya.” [HR. Muslim]
4. Membimbing Istri
Suami adalah imam
(pemimpin) bagi istri dan keluarga. Maka sudah sepatutnya Anda memberikan
contoh yang baik dan membimbing keluarga ke jalan yang benar dan sesuai dengan
tuntutan syairat. Selain mencukupi kebutuhan pendidikan keluarganya, suami/ayah
juga wajib membimbing keluarga dengan ilmu agama.
5. Memperlakukan Istri
dengan Baik
Menikahi seorang
perempuan artinya Anda siap mengambil alih tanggung jawab dari orang tuanya.
Oleh karena itu suami diwajibkan untuk selalu memperlakukan istri sebaik
mungkin, menjaganya dengan penuh kasih sayang, serta mencukupi kebutuhannya.
Sedikit catatan,
jangan melimpahkan segala urusan rumah tangga kepada istri, misalnya mencuci,
memasak, mengurus anak, dan sebagainya. Ringankan bebannya dengan bersama-sama
melakukan tugas rumah tangga. Niscaya ia akan semakin bahagia dan mencintai
Anda.
“Kewajiban seorang
suami terhadap isterinya ialah suami harus memberi makan kepadanya jika ia
makan dan memberi pakaian kepadanya jika ia berpakaian dan jangan memukul
wajahnya dan jangan pula meninggalkannya kecuali ia berada di dalam rumah
(ketika isteri membangkang)“ [HR. Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah]
6. Menghormati Orang
Tuanya
Orang tua istri
adalah orang tua Anda juga. Jadi belajarlah untuk menaruh rasa hormat dan
berbakti kepada keduanya. Perlakukan mereka selayaknya orang tua Anda sendiri.
Meskipun mungkin ada sifat dan perilaku mereka yang kurang Anda sukai, jangan
sekali-kali berkata atau berperilaku kasar kepadanya.
BACA Juga: Tumbuhkan Keyakinan yang Kuat kepada Allah demi Meraih Sukses
BACA Juga: Kembali kepada Al-Quran dan Assunnah