Ketua Bidang Garapan Ekonomi PP Persis, Dr. Latief Awaludin. (Foto: Dok. persis.or.id/sukabumiNews) |
sukabumiNews.net, BANDUNG – Menjelang dilaksanakannya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang direncanakan akan digelar pada Desember 2020 mendatang, Persatuan Islam (Persis) menyarankan supaya Pemerintah mendahulukan Keselamatan Jiwa (Hifz Nafs) dan menunda Pilkada.
Saran tersebut dikemukakan Ketua Bidang Garapan
Ekonomi PP Persis, Dr. Latief Awaludin mengingat masih tingginya angka
penularan Covid-19 di beberapa daerah akhir-akhir ini.
Latief menjelaskan dalam ajaran agama Islam ada lima
tujuan pokok syariat Islam yang harus dijaga keberlangsungannya oleh umat Islam,
dan kelimanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yaitu memelihara
agama, jiwa, akal, harta dan keturunan.
"Memelihara jiwa (hifdzun nafs) salah satu dari
kelimanya, bahkan sebagian ulama menempatkan keselamatan jiwa itu diurutan
pertama, diatas agama," ujar Latief Awaludin, dilansir dari laman persis.or.id.
BACA Juga: MUI: Penyelamatan Jiwa Manusia Lebih Penting daripada Pilkada
Konsekuesnsi dari menjaga jiwa tersebut, sambung Latief,
umat Islam berkewajiban menjaga diri sendiri dan orang lain, sehingga tidak
saling melukai atau melakukan pembunuhan antar sesama manusia.
“Intinya, jiwa manusia harus selalu dihormati. Manusia
diharapkan saling menyayangi dan berbagi kasih sayang dalam bingkai ajaran
agama Islam serta yang dicontohkan Rasulullah Saw,” jelas Latief.
Latief menambahkan, kasus corona belum usai dan angka terkonfirmasi
positif Covid-19 masih tinggi. Oleh karenanya sambung Latief, maka semua pihak diminta
untuk tidak meremehkan wabah corona ini.
BACA Juga: Menteri Agama Fachrul Razi Positif Covid-19
“Sarana dan kegiatan apapun yang berakibat kepada bertambah
dan hilangnya nyawa manusia harus dihindari secara serius. Covid 19 ini bukan
hanya menyisir rakyat dan ASN tapi sudah meyisir kalangan pejabat tinggi dan
akhir-akhir ini Menteri Agama pun terkena," terangnya.
Apalagi kata Latief, banyaknya nyawa tenaga kesehatan
dari kalangan dokter dan perawat terengut karena merekalah garda terdepan yang
terdampak dari virus ini.
“Pilkada serentak 2020 di tengah pandemi covid-19, bagaimana
pun akan melibatkan kerumunan dan jarak dekat antara warga,” tuturnya.
BACA Juga: Klaster Pilkada Meruyak, Sudah Siaga Satu
Mengingat hal tersebut, Persis menyarankan kepada
Pemerintah agar mendahulukan Keselamatan Jiwa (Hifz Nafs) dan menunda Pilkada
tersebut.
“Islam tidak menghendaki adanya kemudaratan bagi
umatnya, maka kemudaratan itu harus dihilangkan jika ada. Kaidah ini sering
diungkapkan dalam hadits Rasulullah SAW yang bunyinya; Tidak boleh memudaratkan dan tidak boleh
dimudaratkan, (HR. Hakim dan Ibnu majah),” pungkas Latief.
BACA Juga: Ketua KPU Arief Budiman Positif Covid-19, Perludem Desak Pilkada Serentak Ditunda
Pewarta: Novi G
Editor: AM