Ilustrasi: Adegan gosip di atas bak truk terbuka yang membawa Ibu-ibu hendak menjenguk Bu Lurah. |
Dalam film ini dikisahkan tentang sekelompok Ibu-ibu yang hendak pergi Tilik (menjenguk) Bu Lurah yang sedang sakit, menaiki truk dengan bak terbuka sambil bergosip.
sukabumiNews.net, YOGYAKARTA
– Jagat maya akhir-akhir ini dihebohkan lagi dengan munculnya karakter yang
berhasil membuat netizen gemas karena kelihaiannya dalam bergosip. Bu Tejo
namanya, viral karena membintangi film Tilik yang rilis di Youtube beberapa
waktu lalu.
Film pendek berdurasi
32 menit produksi Ravanca Films ini mendapat dukungan dari Dinas Kebudayaan
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Film pendek ini juga sebenarnya telah
rilis sejak tahun 2018 dan sudah tayang di berbagai festival film.
Bahkan menurut
informasi yang dihimpun, Film ini sudah beberapa kali mendapatkan penghargaan
bergengsi, seperti menjadi Official Selection Jogja-Netpac Asian Film Festival
(JAFF) 2018, menjadi pemenang piala Maya 2018 kategori Film Pendek Terbaik dan
menjadi Official Selection World Cinema Amsterdam 2019.
Berbagai prestasi
yang diraih film Tilik ini tentu tak lepas dari kerja keras dan kreativitas
sang sutradara yakni Wahyu Agung Prasetyo, alumni Prodi Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Alumni Prodi Ilmu
Komunikasi UMY itu mengaku, sudah sejak duduk di bangku kuliah dirinya memang aktif
di bidang produksi film. Agung tergabung dalam sebuah komunitas perfilman
Cinema Komunikasi (CIKO) dan sempat menjabat sebagai ketua selama satu periode.
“Bercerita sedikit
tentang film Tilik, film ini mengisahkan tentang sekelompok Ibu-ibu yang hendak
pergi untuk Tilik (menjenguk) Bu Lurah yang sedang sakit,” ucap Agung seperti
dilansir laman Muhammadiyah.Id.
Hal yang menarik
perhatian, lanjut Agung, adalah adegan gosip yang terjadi di atas bak truk
terbuka yang membawa Ibu-ibu menjenguk Bu Lurah.
Agung mengatakan
bahwa memang tradisi Tilik itu sendiri yang membuatnya tergugah untuk membuat
film tentang budaya Tilik.
“Tilik itu sebuah
tradisi yang unik menurut saya, dan itu sangat dekat dengan masyarakat.
Sehingga di situ poin keunikannya, karena tradisi Tilik itu hanya ada di
Indonesia atau Asia Tenggara, di Eropa Amerika itu tidak ada,” ucap Agung.
Selain mengangkat
realitas budaya Tilik, tambah Agung, melalui film ini ia juga menyampaikan
sebuah pesan kepada masyarakat tentang perbuatan Ghibah (Hoaks). Melalui adegan
Ghibah di atas truk itu, lanjut Agung, sebenarnya ada pesan yang tersampaikan,
yakni tentang hoaks.
“Jadi, film ini
dibuat saat akan menjelang pilpres dulu, dan ternyata masih related dan akan
tetap related karena zaman sekarang arus informasi datang dari mana saja,
sehingga budaya validasi dan jangan langsung menelan mentah-mentah informasi
itu menjadi pesan yang kami sampaikan ke penonton,” terang Agung.
Di akhir
wawancaranya, Agung juga mengucapkan terimakasih atas antusiasme penonton
sehingga film Tilik ini menjadi viral dan menjadi satu prestasi baginya.
Pewarta: Bayu M
Editor: AM
COPYRIGHT ©
SUKABUMINEWS 2020