Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil didampingi Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum dan Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi. (Foto dok. Itimewa - Biro Humas dan Keprotokolan Setda Provinsi Jabar) |
sukabumiNews.net, BANDUNG
– Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (Jabar)
Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya akan mengubah lima warna zona dalam meleveling
atau menentukan level kewaspadaan pandemi COVID-19 di Jabar menjadi empat
warna.
Informasi yang
diperoleh sukabumiNews dari Biro Humas dan Keprotokolan Setda Provinsi
Jabar melaui laman resmi humas jabar, penentuan level kewaspadaan
pandemi COVID-19 di Jabar ini sesuai dengan zona warna dalam kategori risiko
yang selama ini diterapkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19
Pusat.
"Minggu ini akan
ada proses transfer dari level kewaspadaan provinsi, jadi, menggunakan level
kewaspadaan gugus tugas nasional," kata Ridwan Kamil dalam konferensi pers
Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar di Markas Kodam
III/Siliwangi, Kota Bandung, Senin (13/7/2020).
Adapun sebelumnya,
Divisi Perencanaan, Riset, dan Epidemiologi Gugus Tugas Percepatan
Penanggulangan COVID-19 Jabar menggunakan lima warna zona untuk level
kewaspadaan di Jabar yaitu Level 5 atau Zona Hitam (Kritis), Level 4 atau Zona
Merah (Berat), Level 3 atau Zona Kuning (Cukup Berat), Level 2 atau Zona Biru
(Moderat), dan Level 1 atau Zona Hijau (Rendah).
Lima zona tersebut
ditentukan berdasarkan leveling dan analisis dari sembilan indikator, yakni
laju Orang Dalam Pemantauan (ODP), laju Pasien Dalam Pengawasan (PDP), laju
perkembangan pasien positif, laju kesembuhan (recovery rate), laju kematian
(case fatality rate), laju reproduksi instan (Rt), laju transmisi (contact
index), laju pergerakan, dan risiko geografis.
"Yang tadinya
kita hitam, merah, kuning, biru, dan hijau akan bergeser atau ditranslasi
menjadi merah, oranye, kuning, dan hijau," tutur Gubernur yang lebih akrab
disapa Kang Emil ini.
"Jadi
(konferensi pers) hari ini belum ada pengumuman status terkait level
kewaspadaan karena sedang mengadakan proses translasi," tambahnya.
Dilansir situswebnya,
Gugus Tugas Pusat sendiri mengategorikan risiko menjadi empat yakni Zona Merah
(Risiko Tinggi) atau penyebaran virus belum terkendali, Zona Oranye (Risiko
Sedang) atau penyebaran tinggi dan potensi virus tidak terkendali, Zona Kuning
(Risiko Rendah) atau penyebaran terkendali dengan tetap ada kemungkinan
transmisi, serta Zona Hijau (Tidak Terdampak) atau risiko penyebaran virus ada
tetapi tidak ada kasus positif COVID-19.
Dalam konferensi
tersebut, Kang Emil juga melaporkan, selama dua hari terakhir pelaporan kasus
COVID-19 sudah kembali di bawah 100 kasus per hari meski sebelumnya terdapat
anomali lonjakan kasus karena klaster institusi pendidikan kenegaraan di Kota
Bandung.
"Dua hari
terakhir pelaporan kasus sudah di bawah 100 kasus lagi sebagai pola yang memang
sudah kami pahami. Sehingga lonjakan (dari klaster institusi pendidikan
kenegaraan) itu memang anomali atau spike dan sudah kita lewati," ucap
Kang Emil.
Meski begitu, kata Kang
Emil, lonjakan kasus tersebut berpengaruh terhadap Angka Reproduksi Efektif
(Rt) COVID-19 di Jabar.
"Dalam dua
minggu terakhir menjadi kurang baik di angka 1,73. Ini pertama kali Jabar yang
rata-rata di bawah 1, sekarang melewati angka 1. Tapi dengan berita dua hari
terakhir di mana kasusnya kembali ke pola yang dipahami, tentu angka Rt
Insyaallah bisa kita kendalikan lagi di bawah 1," katanya.
Selain itu, Kang Emil
menjelaskan bahwa Jabar mampu menjaga positivity rate di bawah 5 persen. Hal
ini merujuk pengetesan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) oleh Gugus Tugas
Jabar yang hingga kini mencapai 88 ribu pengetesan.
"Sudah
berminggu-minggu setiap dilakukan tes PCR yang totalnya ada 88 ribu, positivity
rate ada di 4,23 persen. Artinya, dari setiap 100 tes swab, orang Jabar hanya
sekitar 4 orang yang positif,” tuturnya.
"Menurut WHO,
positivity rate dijaga di bawah 5 persen selama 3 minggu itu masuk kategori
terkendali. Semoga Jabar konsisten, orang yang positif COVID-19 dari 100 persen
yang dites selalu di bawah 5 persen," tutup Kang Emil..
Pewarta : Novi G/*
Editor : Red.
COPYRIGHT ©
SUKABUMINEWS 2020