Foto: Saat memanen hasil pertaniannya, para Petani merasa kesulitan untuk memasarkan hasil panennya. |
sukabumiNews.net,
KOTA SUKABUMI – Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM) Sukabumi meminta, pemerintah turun tangan dalam menangani dampak
Pandemi Covid-19 di sektor pertanian.
Pasalnya, para petani
cukup kesulitan untuk memasarkan hasil panennya akibat terdampak Covid-19
tersebut.
Ketua Bidang Maritim
dan Agraria IMM Sukabumi, Riswanto mengatakan, dampak Pandemi Covid-19 ini
membuat para petani kesulitan untuk menjual hasil pertaniannya, lantaran
minimnya permintaan dan sulitnya akses. Sehingga para petani terpaksa menjual
hasil panennya kepada tengkulak dengan harga di luar nalar.
"Seperti kasus
yang terjadi di Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi. Dalam hal ini petani
terpaksa menjual hasil panen cabe kepada tengkulak dengan harga Rp 3 ribu
setiap kilogramnya," beber Riswanto kepada sukabumiNews melalui WhatsApp, Ahad
(19/4/2020).
Padahal kata Riswanto,
pada waktu normal para petani sedikitnya bisa menjual Rp 15 ribu sampai Rp 40
ribu perkilogramnya. Namun tutur daia, saat in petani tidak punya pilihan lain
dan menelan mentah-mentah kenyataan pahit hasil kerja kerasnya dibayar dengan
harga sangat murah.
"Ya, karena
mereka sudah tidak punya pilihan lain, terlebih sejumlah kota besar (yang
menjadi target utama penyaluran hasil panen) telah memberlakukan pembatasan jam
operasional pasar dan PSBB," sambungnya.
Riswanto menjelaskan,
hal itu merupakan salah satu contoh kecil yang dialami para petani Sukabumi
saat ini dan masih banyak lagi kasus lainnya. Oleh karena itu, IMM meminta
pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk mendorong sektor pertanian menjadi
penyanggah dalam wabah saat ini.
"Kami minta
pemerintah harus segara laksanakan amanat UU No 19 Tahun 2013 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, UU No 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan untuk mewujudkan kawasan pertanian pangan
agroekologis dengan penguasaan lahan per orang minimal 2 Hektare," tandasnya.
Riswanto menegaskan,
IMM merekomendasikan beberapa point kepada pemerintah, salah satunya harus
lebih berani berinvestasi di bidang infrastruktur yang mendukung
operasionalisasi sektor pertanian dan meningkatkan investasi di bidang
pendidikan dan kesehatan.
"Sebab sektor
pertanian akan tumbuh baik pada lokasi dengan tingkat pendidikan, dan kesehatan
yang tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi responsifnya terhadap
perubahan," jelasnya.
Selain itu, Riswanti
juga meminta kepada Pemerintah untuk mengembangkan lembaga keuangan pedesaan
guna menjembatani kebutuhan mendesak dalam investasi dan modal kerja, atau
dengan cara memberikan akses kredit yang tidak sulit kepada para petani agar
terus produktif dalam menghadapi COVID-19.
"Dan kepada
perumus kebijakan untuk mampu menjaga konsistensi kebijakan pembangunan pertanian
yang pro terhadap masyarakat,” pintanya.
Dalam kondisi krisis
sudah saat nya melakukan reforma agraria dan menggerakan kekuatan masyarakat
untuk menggarap lahan pertanian yang masih banyak terlantar," pungkas Riswanto
Pewarta : Azis R
Editor : Red.
COPYRIGHT ©
SUKABUMINEWS 2020