sukabumiNews.net, BAROS – Angin puting beliung yang menerjang pemukiman penduduk di dua kecamatan yaitu Kecamatan Baros dan
Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi, Sabtu (18/4/2020)
petang, mengakibatkan sedikitnya empat pohon tumbang dan sembilan unit rumah rusak dalam waktu
yang bersamaan.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Sukabumi,
Zulkarnain mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 16:00 WIB
bertepatan dengan hujan deras yang mengguyur wilayah setempat. Lokasi terdampak
terdapat di lima titik didua Kecamatan berbeda yakni, Kecamatan Baros dan
Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi.
"Wilayah yang terdampak yakni dua titik di Kecamatan
Baros dan tiga titik di Kecamatan Cibeureum," ujar Zulkarnain kepada
wartawan, Ahad (19/4/2020).
Zulkarnain menuturkan bahwa sedikitnya 9 bangunan
terdampak dan mengalami kerusakan ringan, sedang hingga berat. Kerusakan
rata-rata terjadi pada bagian atap dan beberapa disebabkan karena tertimpa
pohon tumbang.
"Tiga rumah rusak akibat tertimpa pohon dengan
ukuran berbeda, antara 30 centimeter sampai 50 centimeter, sedangkan sisanya
rusak akibat tersapu angin dengan kekuatan kencang secara langsung," ulasnya.
Meski tidak ada korban jiwa, namun satu Kepala Keluarga
(KK) terpaksa harus diungsikan
lantaran
rumahnya mengalami kerusakan cukup berat akibat peristiwa tersebut.
"Yang mengungsi karena atapnya rusak berat pada
bagian atap. Untuk alasan keamanan, penghuni diungsikan kerumah saudaranya yang
tinggal tidak jauh dari lokasi. Untuk kerugian masih dalam tahap penghitungan," terangnya.
Sementara itu Ibrahim (salah satu warga yang rumahnya
terdampak angin puting beliung) di Kampung Rancakadu, Kelurahan Babakan,
Kecamatan Cibeureum mengungkapkan, pada saat puting beliung terjadi, ia sempat
melihat suasana sekitar cukup mencekam, awan pun terlihat gelap gumpita.
"Awalnya sih cuaca normal namun tak lama hujan turun
beserta angin datang dengan kencang disertai suara bergemuruh. Suasana
tiba-tiba menjadi gelap, kejadiannya cukup lama sekitar 15 menit," tuturnya
sedih.
Ibrahim yang
akrab dipanggil Boyeng menjelaskan, dalam hitungan waktu itu Ia sempat melihat
beberapa material bangunan yang terdampak berterbangan dan puing - puing
bangunan jatuh disekitarnya.
"Saya mencoba untuk menyelamatkan diri mencari
tempat berlindung, setelah anginnya reda saya baru berani memeriksa ke galeri.
Setelah dicek seluruh atapnya jebol," sambungnya.
Ibrahim juga
mengatakan bahwa saat insiden terjadi, Ia beserta keluarganya
tidak mengalami cidera karena berlindung di rumah
miliknya yang lain. Namun tutur dia akibat peristiwa itu,
ia mengalami kerugian yang diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.
"Selain atap dan instalasi listrik, beberapa
perabotan didalam galeri ikut rusak karena tersiram hujan setelah atapnya
rusak. Tafsiran kerusakan senilai Rp 50 juta," pungkasnya.
Pewarta: Azis R
Editor: Red