Ilustrasi santri. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru) |
sukabumiNews.net, SURABAYA – Pemerintah Malaysia tengah berupaya mengevakuasi total 227 warganya di Pondok
Pesantren Al Fatah, Temboro, Magetan, Jawa Timur. Hal itu dilakukan usai 43
orang santri asal Malaysia dinyatakan terinfeksi virus corona (Covid-19) saat
kembali ke negaranya beberapa waktu lalu.
Ketua Rumpun Tracing
Gugus Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso,
mengatakan, pemerintah Malaysia telah melakukan koordinasi dengan Pemprov
Jatim.
"Ada delegasi
dari Malaysia ke Grahadi dari Tim Gugus tugas Malaysia. Mereka berkeinginan
para santri asal Malaysia untuk bisa dievakuasi ke Malaysia," kata Kohar
di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (24/4/2020) malam, dilansir CNN
Indonesia.
Namun, Kohar merasa
pihaknya perlu mempertimbangkan hal itu lebih dulu. Pasalnya dia menjelaskan
ada 118 santri Malaysia yang telah menjalani rapid test dan perlu dilakukan
observasi selama 14 hari.
"Kita sampaikan
bahwa kita sudah memeriksa 118 santri asal Malaysia di mana ada yang 14 rapid
test reaktif yang 104 non reaktif. Mereka berkeinginan yang non rekatif
dievakuasi," katanya.
"Non-reaktif
bukan berarti tidak ada Covid-19 nya. Karena kita masih perlu mengobservasi
selama 14 hari, takutnya mereka masih masa inkubasi," tambahnya.
Maka itu, kata Kohar,
pihaknya perlu melakukan pembicaraan lebih detail terkait teknis yang aman
untuk membawa para warga negara Malaysia pulang ke negaranya.
Namun, Kohar menyebut
14 santri dengan hasil rapid test perlu melanjutkan pemeriksaan dengan tes swab
PCR. Jika hasilnya positif, maka pasien perlu menjalani karantina di Indonesia
terlebih dahulu.
"Rencananya
rapid positif pun kita sudah lakukan swab, kalau positif harus diamankan
terlebih dahulu takut ada penularan. Kecuali kalau kita harus melakukan manuver
khusus," ujarnya.
Untuk itu, Kohar
mengatakan Indonesia dan Malaysia perlu membahas lebih lanjut prosedur evakuasi
terhdap santri-santri asal Malaysia di Temboro tersebut.
"Besok detailnya
kita bahas lebih jauh. Supaya membawa dari Temboro ke KL, harus dengan prosedur
seksama supaya risiko penularannya sangat minimal. Ada pesawat dari sana cuma
busnya dari kita," pungkasnya.
Sebelumnya, Rumpun
Tracing telah menggelar rapid test terhadap 305 orang santri dan ustaz di
Ponpes Al Fatah, Temboro, Magetan. Rapid test itu dilakukan usai 43 santri yang
telah kembali ke Malaysia dinyatakan positif di negaranya. Hasilnya, 31 santri
dinyatakan reaktif atau positif dari rapid test.
Dari 305 santri dan
ustaz di Ponpes Al Fatah, 118 di antaranya adalah santri asal Malaysia, dan
sebanyak 14 di antara mereka menunjukkan hasil reaktif alias positif hasil
rapid test.
Pewarta/Ediror: Red.
COPYRIGHT ©
SUKABUMINEWS 2020