Gambar Istimewa YARSI |
Panel diskusi yang terlaksana atas kerja sama Universitas
YARSI (UY) dengan Rumah Sakit (RS) YARSI dan Keluarga Besar Bulan Bintang pada
Jumat (21/2/2020) itu diketahui dari postingan akun twitter @YusrilIhza_Mhd, Senin (2/3/2020) yang melampirkan link berita
dari website Universitas YARSI dengan judul Prof. Yusril Ihza Mahendra Kutip
Hadist Rasulullah SAW saat Universitas YARSI Gelar Panel Diskusi Virus Corona.
Prof. Yusril Ihza Mahendra Kutip Hadist Rasulullah SAW saat Universitas YARSI Gelar Panel Diskusi Virus Corona - Universitas YARSI https://t.co/L0wrX4KHur— Yusril Ihza Mahendra (@Yusrilihza_Mhd) March 1, 2020
Acara yang dihadiri oleh hampir 1000 mahasiswa, dosen,
dan masyarakat umum ini, menghadirkan narasumber seorang pengacara, pakar hukum
tata negara, politikus, dan intelektual Indonesia, Prof. Dr. Yusril Ihza
Mahendra, S.H., M.Sc.
Hadir juga dalam acara Panel Diskusi tersebut Direktur Rumah Sakit YARSI, dr. Mulyadi Muchtiar, MARS beserta jajaran. Acara dibuka secara resmi oleh Rektor UY, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D.
Prof. Yusril dalam diskusinya memaparkan topik
yang disajikan berjudul “Pandangan Hukum Tatanegara dalam Kebencanaan dan
Wabah, Bagaimana Seharusnya Sikap Negara dan Warga Negara”.
Mengenai hal tersebut Prof. Yusril mengutip beberapa hadist
Nabi yang sangat spesifik tentang hal serupa (wabah penyakit) pernah terjadi di
zaman Rasulullah SAW (ketika sudah hijrah ke Madinah) saat itu menimpa negeri
Syam di Kota Damsyik atau negara Siria, Kota Damaskus saat ini.
“Nabi mengatakan, apabila berkembang suatu wabah
penyakit di suatu negeri, janganlah kamu pergi (datang) ke negeri itu.
Begitupun sebaliknya, apabila kalian berada di mana wabah penyakit itu sedang
merebak, maka jangan ada seorangpun yang meninggalkan tempat itu,” ucap Prof.
Yusril mengutip salah satu hadist Rasulullah SAW.
“Sewaktu
para sahabat nabi bertanya tentang wabah penyakit itu kepada Rasulullah SAW,
maka dijawab oleh nabi, itu adalah sisa-sisa azab yang dulu pernah ditimpakan
kepada umat Yahudi dan akan terus ada pada zaman-zaman berikutnya,” terang
Prof. Yusril.
Prof. Yusril
menjelaskan bahwa pada saat itu Nabi Muhammad SAW., sewaktu mengucapkan hadist
tersebut, beliau tidak hanya seorang Nabi/Rasul, tapi juga sebagai Kepala
Negara di Madinah.
Jadi, kata Prof Yusril, jika dilihat dari konteks
hadist itu yang berupa larangan adalah sebagai perintah kepala negara kepada
rakyatnya.
“Hanya seorang kepala negara yang bisa memerintahkan
rakyatnya untuk tidak pergi ke negara lain dan melarang warga negara yang
terkena wabah itu agar tidak datang ke negaranya,” jelas Prof. Yusril.
Prof. Yusril menyebut, hadist itu sahih dan mutawattir,
dapat dilihat dalam kitab-kitab kumpulan hadist dari riwayat Bukhori, Muslim,
Tarmizi, dan Nasa’i. Artinya bahasa nabi itu sudah termasuk ‘trouble warning’
dan inilah yang sekarang sedang terjadi di negara kita saat merebaknya Virus
Convic-19 (Virus Corona) yang merebak di Kota Wuhan, China.
“Kalau kita membaca hadist tersebut, kita akan lihat
sebetulnya policy atau kebijakan yang diambil oleh Rasulullah SAW pada waktu
itu sangat mempengaruhi pemikiran kenegaraan pada zaman modern sekarang,” ujar
Prof. Yusril yakin.
Sementara itu bila dilihat dari UUD-45, menurut Prof.
Yusril di alinea ke-4 disebutkan bahwa tujuan bernegara kita itu adalah untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Yang
pertama-tama bertanggungjawab terhadap apapun yang terjadi di negara ini adalah
negara yang diwakili oleh pemerintah. Sementara sistem pemerintah yang
tertinggi di negara kita ini adalah presiden.
“Maka
dari itu harus ada langkah-langkah darurat dan sistematik untuk mengatasi
persoalan ini karena dampaknya akan sangat besar, tidak hanya masalah kesehatan
saja tapi juga berimbas ke masalah ekonomi dan sosial apabila masalah virus
corona ini tidak segera diatasi dan diakhiri,” pungkas Prof. Yusril. [Red*]
BACA Juga: YIM Sebut, Meski PBB Tidak Ada Dalam Pemerintahan, Tapi Kontribusi PBB Cukup Besar pada Pemeritah
BACA Juga: YIM Sebut, Meski PBB Tidak Ada Dalam Pemerintahan, Tapi Kontribusi PBB Cukup Besar pada Pemeritah
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2020
Tags
covid-19
dalamnegeri
diskusi
jabodetabek
news
pendidikan
virus-corona
Yusril
Yusril Ihza Mahendra