sukabumiNews.net,
LENGKONG – Sungguh malang Nasib Eni (46), baru 5 bulan lalu ditinggal wafat suaminya,
ibu dari tiga anak ini hanya bisa tergolek di atas kasur kapuk rumah gubuknya di
Kampung Palasari RT. 011/003, Desa Langkapjaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat, lantaran sakit.
BACA Juga : Setengah Miliar Orang Diprediksi Jatuh Miskin Akibat Dampak Corona, Indonesia Diminta Waspada
Informasi yang
dihimpun sukabumiNews, sejak dua bulan terakhir ini tubuh Eni terlihat kering
hanya tinggal kulit membungkus daging. “Berat badannya menurun, hanya 30 kg,”
ujar salah seorang keponakan Eni, Riska kepada sukabumiNews, Senin (30/3/2020).
Belum diketahui pasti
apa penyakit yang diidap Eni, meski sudah pernah berobat ke Puskesmas terdekat
dan menanyakan penyakitnya tersebut. Untuk mengetahui penyakit yang dideritanya,
pihak keluarga harus membawanya ke rumah sakit yang memiliki peralatan lengkap.
“Karena terbentur biaya, pihak keluarga tidak bisa membawanya ke rumah sakit,” ungkap salah satu keponakan Eni, Riska kepada sukabumiNews, Senin (30/3/2020).
BACA Juga : Keluarga Juwita, Penderita Meningitis Masih Butuh Donatur dan Uluran Pemerintah
“Karena terbentur biaya, pihak keluarga tidak bisa membawanya ke rumah sakit,” ungkap salah satu keponakan Eni, Riska kepada sukabumiNews, Senin (30/3/2020).
BACA Juga : Keluarga Juwita, Penderita Meningitis Masih Butuh Donatur dan Uluran Pemerintah
Pengobatannya selama
ini, tutur Riska, bergantung kepada keluarga dan tetangga, karena anak-anaknya
tidak bisa bekerja lantaran selama ini hanya bisa mengurus ibunya, yaitu Eni yang
terbaring sakit.
Bagi sanak keluarga
yang mengurusnya, walaupun Eni memiliki kartu Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan, kartu tersebut menurutnya tidak bisa membantu
sepenuhnya, sebab baginya, ongkos perajalan cukup besar.
“Kalau mau tahu
penyakitnya, tapi harus dibawa ke rumah sakit Jampangkulon. Iya punya BPJS,
tapi ongkos perjalan dari mana,” ujarnya Riska, sedih.
Sedangkan terang
Riska, untuk berobat ke Puskesmas terdekat saja harus menempuh perjalanan
sejauh 15 kilo meter dari rumahnya, kemudian juga harus melintasi jalan
infrastruk pedesaan yang berbatu cadas.
“Sementar jika
menggunakan jasa angkutan Ojek, ongkosnya saja sudah mencapai Rp50 ribu rupiah
satu kali perjalanan,” pungkasnya.
Dihubungi terpisah, Kepala
Dusun Palasari, Saman Kadarisman (24) menegaskan, pihak pemerintah Desa
Langkapjaya, belum menerima laporan adanya warga tidak mampu yang sedang menderita
sakit parah dan terbentur biaya perjalanan.
BACA Juga : Jual Gubuk untuk Biayai Istrinya yang Kini Telah Wafat, Wawan Berharap Dapatkan Rumahnya Kembali
BACA Juga : Jual Gubuk untuk Biayai Istrinya yang Kini Telah Wafat, Wawan Berharap Dapatkan Rumahnya Kembali
Setelah mengetahui
warganya yang tengah sakit dan tidak mampu berobat lantaran terkendala biaya pengurusan
dan transportasinya, pihak pemerintah Desa berencana akan menemui keluarga Eni.
“Kami menemui
orangnya dulu, apakah warga sini, kita memeriksa dulu surat-suratnya dimana
domisili. Kewajiban kita membantu meringankan keluarganya selama berobat,“ ujar
Saman Kadarisman.
Pihak pemerintah Desa
maupun pihak keluarga berharap, setelah adanya perhatian pihak terkait, semoga
proses berobat berjalan lancar serta bisa mengetahui hasil medisnya.
Kami juga berharap, mudah-mudahan
Eni bisa secepatnya sembuh dan kembali bisa beraktivas sepertia sedia
kala," tutupnya.
BACA Juga : Setengah Miliar Orang Diprediksi Jatuh Miskin Akibat Dampak Corona, Indonesia Diminta Waspada
Pewarta : Azis
R/Iqbal
Editor : Red
COPYRIGHT ©
SUKABUMINEWS 2020