Robiki Emhas, (Foto: nu.or.id) |
Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU, Robikin Emhas menyebut virus Corona berbahaya karena tiga hal.
sukabumiNews.net, JAKARTA
– Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengimbau kepada masyarakat untuk lebaran
di rumah masing-masing mengingat berbahanya virus Covid-19.
Ketua Pengurus Harian
Tanfidziyah PBNU, Robikin Emhas menyebut virus Corona berbahaya karena tiga
hal.
“Pertama, kecepatan
penyebarannya. Kedua, gejalanya yang tidak mudah terdeteksi oleh orang yang
terinfeksi. Ketiga, ketidak-tahuan orang yang terinfeksi, sehingga orang yang
terinfeksi adalah carier dan tanpa sadar menyebarkan virus ke tempat dan kepada
orang lain,” terang Robikin di Jakarta, Sabtu, (28/3/2020).
Menurut dia, umat
Muslim pada khususnya harus bersikap adil dan proporsional. Adil dan
proporsional baik dari aspek akidah, ibadah maupun mu’amalah. Takut hanya
kepada Allah, bukan selainnya.
“Namun tidak
meninggalkan perintah agama lainnya, ikhtiar baik secara preventif maupun
kuratif,” jelas Robikin.
Melalui Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah telah memperpanjang masa
darurat bencana wabah virus Corona hingga 29 Mei 2020. Itu artinya hingga 5
hari pasca hari raya Idul Fitri 1441 Hijriah tahun ini.
Robikin melihat,
penetapan masa darurat ini tentu dengan pertimbangan dan perhitungan matang.
Dia mengimbau masyarakat bersama-sama mendisiplinkan diri, memutus mata rantai
penyebaran covid-19, dengan tidak mudik lebaran tahun ini.
“Silaturahim Idul
Fitri tetap kita lakukan. Namun secara daring, online melalui teknologi
komunikasi. Video call dari tempat tinggal masing-masing. Lebaran di tengah
virus Corona daring saja,” kata Robikin.
Dengan disiplin untuk
tetap di rumah dan menjaga jarak fisik dalam situasi saat ini sangat membantu
penanggulangan penyebaran Covid-19. Di sisi lain, Robikin menyebut masyarakat
yang memaksakan diri mudik dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain,
termasuk keluarga.
“Kita tidak pernah
tahu, di tengah perjalanan menuju kampung halaman, bisa saja tanpa sadar
terjadi kontak fisik dengan orang yang terpapar Covid-19,” kata dia.
Kalau hal tersebut
terjadi, mudik tidak membawa kebahagiaan bagi keluarga dan lingkungan, tapi
derita dan musibah. “Fiqh mu’amalah mengajarkan kepada kita: jalbul-mashalih wa
daf’ul-mafasid. Seluruh hal untuk meraih kemaslahatan dan menolak kemafsadatan
(kerusakan) sesungguhnya adalah bagian dari perintah syari’at,” kata Robikin.
Artikel ini telah tayang
di Jurnalislam.com dengan Judul “PBNU Minta Masyarakat Tidak Mudik Dulu”
Pewarta : Red
COPYRIGHT ©
SUKABUMINEWS 2020