Logo Ikatan Dokter Indonesia. (Foto: Flickr) |
Pemerintah harus tegas dalam penerapan social
distancing agar maksimal.
sukabumiNews, JAKARTA
– Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memintah pemerintah menegaskan penerapan social
distancing agar dapat dijalankan dengan maksimal. Hal tersebut dilakukan
sebagai langkah alternatif jika pemerintah tak ingin penerapakan lockdown.
"Pertama, ini
masalah serius jadi harus bekerja cepat sekali nggak boleh sebaliknya,"
kata Ketua Satgas Covid-19 IDI Profesor Zubairi Djoerban dikutip dari Republika.co.id,
Senin (23/3/2020).
Dia juga menyarankan
untuk menerjemahkan sosial distancing ke dalam bahasa yang lebih mudah
dimengerti publik. Misal batalkan piknik, batalkan rapat, batalkan arisan dan
jangan ada pertemuan-pertemuan apapun dengan tetap tinggal di rumah.
Dia mengatakan, penerimaan
informasi masyarakat juga harus terus diperbarui karena kerja sama dengan
mereka amat diperlukan. Dia meminta pemerintah dan mengimbau media untuk tidak
hanya melontarkan informasi terkait corona tapi ubah perilaku publik.
"Perliaku ini
penting karena kalau mereka ini tidak mengikuti anjuran pemerintah maka bisa
gagal," katanya.
Dia meminta
pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang tidak ngawur dan terbukti ilmiah
untuk kemudian disebarluaskan. Dia juga mengimbau agar pemerintah melakukan tes
seluas dan sebanyak mungkin secara cuma-cuma dan mengisolasi warga yang
terinfeksi.
Menurutnya, jika hal
tersebut dilakukan dengan tegas maka sebenarnya sama dengan membatasi akses
masyarakat. Namun, dia mengatakan, pengetatan pergerakan itu menjadi istilah
lain dari lockdown.
BACA: Jokowi Menyebut Tak Akan Menerapkan ‘Lockdown’ dalam Mengantisipasi Penyebaran Virus Corona
"Sebetulnya kan itu sama saja tapi itu istilah lain saha, "lockdown kecil" lah. Jadi kalo lockdown bagus tapi kalau tidak lockdown asal isunya sama aja ya nggak apa-apalah," katanya.
BACA: Jokowi Menyebut Tak Akan Menerapkan ‘Lockdown’ dalam Mengantisipasi Penyebaran Virus Corona
"Sebetulnya kan itu sama saja tapi itu istilah lain saha, "lockdown kecil" lah. Jadi kalo lockdown bagus tapi kalau tidak lockdown asal isunya sama aja ya nggak apa-apalah," katanya.
Sementara, kasus
positif Covid-19 di Indonesia bertambah sebanyak 64 kasus menjadi 514 orang.
Jumlah angka kematian juga bertambah 10 orang menjadi 48. Data tersebut
dihitung hingga hingga Ahad sore.
"Ada penambahan
kasus yang sembuh, sudah dua kali dites hasilnya negatif sebanyak sembilan
orang, menjadi 29 orang," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan
Covid-19 Achmad Yurianto, Ahad (23/3) sore.
Penambahan sebanyak
64 kasus baru tersebut berasal dari DKI Jakarta (40), Jawa Barat (4), Jawa
Tengah (1), Jawa Timur (15), Kalimantan Selatan (1), Maluku (1), dan yang
terbaru adalah Papua (2).
Sumber: Republika.co.id
Pewarta: Red.
COPYRIGHT ©
SUKABUMINEWS 2020