sukabumiNews.net, SURADE - Situasi dan kondisi para pedagang pasar di Surade baru-baru ini terpantau sepi pembeli. Sepinya pasar yang berlokasi di wilayah Kelurahan Surade, Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat ini diduga kuat akibat penataan bangunan serta lahan kios los pasar diperkecil.
"Tidak hanya itu, jalan yang diperuntukkan bagi pengunjung pasar pun terlalu kecil," ucap salah satu pedagang sayuran H. Ajat (50) kepada sukabumiNews, Jum'at (21/2/2020).
Pantauan sukabumiNews di lokasi pasar, Imbas dari sepinya pengunjung (pembeli) di pasar ini juga tidak saja dirasakan oleh H. Ajat. Beberapa pedagang lain seperti pedagang ayam potong, sayuran, dan pakaian pun merasakannya.
"Sebelum direnovasi, pendapatan saya dari pagi sampai dzuhur bisa mencapai Rp. 1 juta. Namun sesudah dibangunnya pasar baru ini pendapatan jadi merosot sampai kurang dari Rp. 7 ribu perhari," ungkapnya.
Ajat juga mengatakan bahwa sebagian para pedagang yang sudah lama berjualan di pasar Surade gulung tikar lantaran selain harga sewa kiosnya terlalu mahal, harga kios juga tak sebanding dengan kondisi besarnya bangunan kios yang di sewa.
"Ditambah lagi, pengunjung yang akan membeli harus membayar jasa parkir, serta tumpukan sampah yang mengeluarkan aroma bau tak sedap, sehingga pengunjung tidak merasa nyaman," tutur H. Ajat.
Para pedagang Pasar Surade ini berharap kepada Bupati Sukabumi dan pejabat yang berwewenang lainnya untuk melihat secara langsung ke lapangan mengenai situasi dan kondisi ini serta mau menerima keluhan para pedagang di sini.
"Tidak hanya itu, jalan yang diperuntukkan bagi pengunjung pasar pun terlalu kecil," ucap salah satu pedagang sayuran H. Ajat (50) kepada sukabumiNews, Jum'at (21/2/2020).
Pantauan sukabumiNews di lokasi pasar, Imbas dari sepinya pengunjung (pembeli) di pasar ini juga tidak saja dirasakan oleh H. Ajat. Beberapa pedagang lain seperti pedagang ayam potong, sayuran, dan pakaian pun merasakannya.
"Sebelum direnovasi, pendapatan saya dari pagi sampai dzuhur bisa mencapai Rp. 1 juta. Namun sesudah dibangunnya pasar baru ini pendapatan jadi merosot sampai kurang dari Rp. 7 ribu perhari," ungkapnya.
Ajat juga mengatakan bahwa sebagian para pedagang yang sudah lama berjualan di pasar Surade gulung tikar lantaran selain harga sewa kiosnya terlalu mahal, harga kios juga tak sebanding dengan kondisi besarnya bangunan kios yang di sewa.
"Ditambah lagi, pengunjung yang akan membeli harus membayar jasa parkir, serta tumpukan sampah yang mengeluarkan aroma bau tak sedap, sehingga pengunjung tidak merasa nyaman," tutur H. Ajat.
Para pedagang Pasar Surade ini berharap kepada Bupati Sukabumi dan pejabat yang berwewenang lainnya untuk melihat secara langsung ke lapangan mengenai situasi dan kondisi ini serta mau menerima keluhan para pedagang di sini.
Di lain pihak Koordinator Pelayanan atau Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pasar Surade Hery S.Ip., berdalih bahwa pihaknya hanya melaksanakan fungsi kerja teknis, sekaligus penerima manfaat. Adapun mengenai pengelola sampah, dia mengaku bahwa itu masih ditangani pihak Ka UPT Pasar Surade.
"Secara pengelolaan masih di kelola sendiri dan penggunaan roda sampah yang ada sementara ini hanya digunakan kegiatan jum-sih (Jum'at bersih) saja, lantaran secara perosedur belum ada MOU atau perjanjian dengan pihak ketiga secara khusus sebagai pengelola kebersihan di Pasar Surade," bebernya.
"Lain halnya seperti pengelola lahan parkir yang sudah bekerja sama dengan pihak CV. Mutiara sejak tahun 2018 lalu," sambung Koordinator UPT Pasar Surade itu mengakhiri penjelasnnya.
"Lain halnya seperti pengelola lahan parkir yang sudah bekerja sama dengan pihak CV. Mutiara sejak tahun 2018 lalu," sambung Koordinator UPT Pasar Surade itu mengakhiri penjelasnnya.
Pewarta : My Kuncir
Editor : Azis R/Red*
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2020
Editor : Azis R/Red*
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2020