Uji Petik Sejarah Kerajaan Pagaruyung. |
sukabumiNews, PADANG
- Istana Pagaruyung menjadi salah satu kekayaan bagi Sumatera Barat. Selain
menjadi ikon pariwisata yang sangat diminati oleh pengunjung domestik dan
mancanegara, peninggalan dari Kerajaan Pagaruyung ini juga menyimpan nilai
historis yang sangat tinggi bagi suku Minangkabau.
Berkenaan dengan hal
tersebut, Zusneli Zubir dan Undri, dua sejarawan Sumatera Barat menggelar Uji
Petik Sejarah Kerajaan Pagaruyung pada Sabtu 30 November 2019, di ruang rapat
kantor Dinas Pendidikan Kota Padang, Jalan Bagindo Aziz Chan, Padang, Sumatra
Barat.
"Kerajaan
Pagaruyung merupakan suatu bentuk masa lalu yang belum terungkap. Penulisan
buku sejarah Kerajaan Pagaruyung kami lakukan berdasarkan penelitian,"
kata Zusneli Zubir saat memberi kata sambutan di acara uji petik tersebut.
Zusneli Zubir juga
mengatakan bahwa penelitian ini untuk menjawab tentang kapan berdirinya
Pagaruyung, bagaimana struktur pemerintahannya, kerajaan apa saja yang
dibawahinya, bagaimana hubungan antara raja-raja yang dibawahinya, bagaimana
bentuk pemerintahan kerajaan yang dibawahinya, dan bagaimana akhir dari
kerajaan yang dibawahinya.
Sementara Nopriyasman,
Dosen FIB Unand yang ikut menghadiri uji petik memberikan apresiasi dan tanggapan
kepada Zusneli Zubir dan Undri atas karyanya.
“Beliau-beliau ini adalah
orang yang kreatif dan produktif dalam menulis artikel dan buku. Karya mereka
ini nanti dapat dianggap sebagai sumbangan konkrit mereka di bidang sejarah.
Karena cerita tentang Pagaruyung tidak banyak dikenal masyarakat, kalau toh
ada, lebih banyak tersebar dan terpenggal pada beberapa karya yang tidak
bersifat komprehensif," ucap Nopriyasman.
"Terlepas dari
kekuatan dan kelemahannya, penulisan buku sejarah Kerajaan Pagaruyung akan
memberi informasi yang berguna pada pemahaman sejarah Kerajaan Pagaruyung,”
tambahnya.
Kegunaannya, tutur
dia, tidak saja bisa menjadi pembangkit suasana dan nuansa kehidupan
berkerajaan di Minangkabau, apalagi bila dihubungkan dengan kepentingan
pariwisata Sumatera Barat. “Yang tidak kalah pentingnya dapat merangsang dan
makin menghidupkan dunia tulis menulis di Sumatera Barat pada masa kini dan
masa datang," ungkapnya.
Acara uji petik juga
dihadiri oleh Dra. Triana Wulandari, M.Si, dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbud,
Drs. Barlius, MM, Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, dan para pegiat sejarah
di Sumatera Barat.
Triana sangat
mengapresiasi adanya uji petik terkait sejarah Kerajaan Pagaruyung ini.
Menurutnya, penulisan buku sejarah Kerajaan Pagaruyung akan sangat bermanfaat,
terutama bagi generasimuda.
“Terkait upaya
pelestarian nilai budaya dan sejarah, sebaiknya generasimuda memiliki kemudahan
dalam mengakses informasi sejarah, bisa saja dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi telekomunikasi. Salahsatunya dengan cara membuat aplikasi khusus yang
bisa diunduh melalui gadget mereka," kata Triana Wulandari.
Pewarta: Muhammad
Fadhli
Editor: AM.
COPYRIGHT
SUKABUMINEWS 2019