Terungkap, dari 47 Kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Kecamatan Cisaat Duduki Peringkat I Pengidap HIV Positif

Dr. Damayanti
Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Sukabumi Dr. Damayanti Pramasari. (FOTO: Azis R/sukabumiNews)  
sukabumiNews, CISAAT – Virus Human Immunodeficieny Virus Infectious Disease (HIV) atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (Aids) bak sebuah fenomena gunung es, semakin kita mencari bakal bertambah banyak orang terkena penyakit ini.

Semakin meroketnya angka pengidap penyakit yang cukup ditakuti kebanyakakan masyarakat ini, Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Sukabumi menggelar Sosialisasi rutin tahunan dengan Tema Sukabumi Lebin Baik Tanpa HIV/Aids Bersama Masyarakat Meraih Sukses".

Sosialisasi tersebut dilaksanakan di Gelanggang Pemuda Cisaat Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Selasa (10/12/2019).

"Jumlah pengidap HIV baru dari bulan Januari sampai Desember 2019 sudah mencapai 108 orang. Kalau di akumulatifkan dari tahun 2014 sampai 2019 mencapai 887 orang," ungkap Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids Kabupaten Sukabumi Dr. Damayanti kepada sukabumiNews di lokasi kegiatan.

Dilaksanakannya kegiatan sosialisasi di wilayah Kecamatan Cisaat, kata Damayanti, karena dari 47 Kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Kecamatan Cisaat menduduki peringkat pertama, yakni sebanyak 70 orang pengidap HIV yang positif.

Damayanti menyebut, jumlah tertinggi pengidap diakibatkan oleh hubungan seks Lelaki Suka Lelaki (LSL).
Damayanti juga mengatakan bahwa KPA Kabupaten Sukabumi mempunyai program pengobatan Klinik Melati yang memberikan pelayanan Anti Retro Piral (ARP) bagi penderita HIV positif secara grati di Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi.

Hanya saja kata dia, setiap obat itu ada efek sampingnya apalagi kalau pengguna pertama. “Akan tetapi efek sampingnya bisa di minimalisir terlagi kalau si penderita HIV tidak diobati, maka dalam jangka 3 sampai 10 tahun itu akan masuk ke fase AIDS," sambung Damayanti.

Damayanti juga menjelaskan, bagi penderita HIV ada tiga perjalanan periode waktu 3 bulan sampai 6 bulan. Dalam minggu pertama penderita HIV positif itu akan merasakan keluhan-keluhan yakni diare, demam.

"Nah pada saat Windows periode ini akan masuk ke fase HIV, itu berada di 3 tahun sampai 10 tahun. Biasanya penderita HIV harus melakukan pengobatan dengan ARP,” terangnya.

Kalau si penderita tidak melakukan pengobatan dalam fase tersebut, jelas Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids Kabupaten Sukabumi itu, maka akan masuk ke fase Aids. “Dan jika dalam waktu 3 sampai 5 tahun tidak di obati maka akan mengakibatkan kematian," bebernya.

Damayanti mengatakan, sampai detik ini penderita HIV belum semuanya melakukan pengobatan ke Klinik Melati di RSUD Sekarwangi lantaran belum semua pendrita mempunyai Jaminan kesehatan.

“Jika si penderita belum mempunyai jaminan kesehatan, maka KPA akan membantu mengurusnya guna mendapat pelayanan pengobatannya ARP secara gratis," pungkasnya.

BACA Juga: Marwan Hamami: Keluarga Sangat Penting untuk Beri Semangat Hidup bagi Penderita HIV/AIDS

Pewarta : Azis Ramdhani
Editor : AM
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2019

Red1

Kepala Biro (Ka Biro) www.sukabumiNews.net wilayah Sukabumi

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال