sukabumiNews, JAKARTA
– Tim Advokasi Novel Baswedan mendesak Kepolisian segera mengungkap aktor
intelektual yang terlibat dalam kasus penyiraman air keras terhadap penyidik
senior Komisi Pemberantasan Korupsi itu. Karena, sejak awal, pihaknya meyakini
ada keterlibatan oknum anggota polisi dalam teror air keras yang menimpa Novel
pada 11 April 2017 lalu.
Penyidik Senior KPK Novel Baswedan (kanan). Foto : ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso |
"Dugaan adanya
keterlibatan kepolisian dalam kasus ini telah terbukti. Sejak awal jejak-jejak
keterlibatan anggota Polri dalam kasus ini sangat jelas, salah satunya adalah
penggunaan sepeda motor anggota Kepolisian," tulis keterangan resmi Komisi
untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), dilansir VIVAnews, Sabtu
28 Desember 2019.
Kemarin, dua pelaku
penyerangan terhadap Novel Baswedan telah ditangkap oleh aparat kepolisian di
wilayah Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Dalam temuannya, Tim Gabungan Bentukan
Polri menyatakan serangan kepada Novel berhubungan dengan pekerjaannya sebagai
penyidik KPK.
Namun, tim advokasi
Novel menilai tidak mungkin pelaku hanya berhenti di dua orang pelaku tersebut.
Polisi harus segera mengungkap jenderal dan aktor intelektual lain yang
terlibat dalam kasus penyiraman dan tidak berhenti pada pelaku lapangan.
Di samping itu, motif
atau alasan pelaku secara tiba-tiba menyerahkan diri kepada polisi, apabila
benar bukan ditangkap, menarik untuk diungkap.
"Dan juga harus
dipastikan bahwa yang bersangkutan bukanlah orang yang “pasang badan” untuk
menutupi pelaku yang perannya lebih besar. Oleh karena itu Polri harus
membuktikan pengakuan yang bersangkutan bersesuaian dengan keterangan
saksi-saksi kunci di lapangan," ungkap keterangan tertulis KontraS.
Berdasarkan hasil
pengamatan selama ini, Tim Advokasi Novel Baswedan menemukan beberapa
kejanggalan dalam penangkapan dua tersangka antara lain adanya SP2HP tertanggal
23 Desember 2019 yang menyatakan pelakunya belum diketahui, serta perbedaan
berita yaitu kedua polisi tersebut menyerahkan diri atau ditangkap.
Kemudian, temuan
polisi di kasus ini seolah-olah adalah baru sama sekali. Tim mempertanyakan
apakah orang yang menyerahkan diri mirip dengan sketsa-sketsa wajah yang pernah
beberapa kali dikeluarkan Polri. "Polri harus menjelaskan keterkaitan
antara sketsa wajah yang pernah dirilis dengan tersangka yang baru saja
ditetapkan," tulis KontraS
"Ketidaksinkronan
informasi dari Polri yang mengatakan belum diketahuinya tersangka dengan
pernyataan Presiden yang mengatakan akan ada tersangka, menunjukkan cara kerja
Polri yang tidak terbuka dan profesional dalam kasus ini," imbuh mereka.
Pihaknya juga
mendesak Kepolisian mengusut tuntas teror lainnya yang menimpa pegawai maupun
pimpinan KPK periode sebelumnya, seperti teror bom di rumah Agus Rahardjo dan
Laode M Syarif.
"Presiden perlu
memberikan perhatian khusus atas perkembangan teror yang menimpa Novel. Jika
ditemukan kejanggalan maka Presiden harus memberikan sanksi tegas kepada
Kapolri," tegas KontraS.
LIHAT : Video Pelaku Penyiram Air Keras TeriakNovel Baswedan Pengkhianat
LIHAT : Video Pelaku Penyiram Air Keras TeriakNovel Baswedan Pengkhianat
Sumber: VIVAnews
Editor: Red.
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS
2019