Debat Guntur Romli dengan Abdul Chair soal pemulangan Rizieq Shihab dalam Talkshow TV One, Kamis (15/11/2019) malam. |
Hal ini menjadi perdebatan dalam program diskusi Dua Sisi tvOne dengan tema 'Benarkah Habib Rizieq Dicekal?'
Salah satu pembicara yang kontra adalah politikus PSI,
Guntur Romli. Sementara, pihak yang pro Habib Rizieq ada Ketua Habib Rizieq
Center (HRS) Center, Abdul Chair Ramadhan.
Guntur menilai pengakuan Habib Rizieq hanya dugaan.
Alasannya, ia tak percaya negara Kerajaan Arab Saudi bisa diintervensi
pemerintah RI soal pencekalan tersebut.
"Kerajaan besar seperti Arab Saudi diminta mencekal
Habib Rizieq diatur-atur oleh pemerintah Indonesia. Itu menurut saya enggak
yakin. Menurut saya terlalu besar kasus Habib Rizieq itu diurus Menlu,
Presiden, Menhan, Menko Polhukam sebagainya," kata Guntur dikutip Jumat
malam, 15 November 2019.
Baca: Habib Rizieq Bongkar Bukti, Dirinya Tidak Boleh Pulang ke Tanah Air
Baca: Habib Rizieq Bongkar Bukti, Dirinya Tidak Boleh Pulang ke Tanah Air
Dia menekankan jika persoalan Habib Rizieq itu harusnya
menjadi urusan pihak Konsuler di Konsulat Jenderal atau Konjen RI di Mekah,
Arab Saudi. Bagi dia, urusan ini sebenarnya kecil jika Habib Rizieq bersedia
datang ke KJRI dan mengurus kekurangan administrasinya.
"Masalah itu urusan kecil sebenarnya, tinggal diurus
apakah mau datang untuk mengurusi menanyakan apa yang menjadi sebab utamanya.
Sudah jelas, pemerintah Indonesia mengatakan tidak akan melarang warga negara
Indonesia untuk balik," jelasnya.
Merespons pernyataan Guntur, Abdul Chair menyinggung
pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang Senin, 11 November 2019 lalu bicara
pencegahan Habib Rizieq tak bisa keluar Arab Saudi. Lalu, omongan Mahfud soal
kepentingan mempertahankan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Dia menafsirkan secara implisit ucapan Mahfud itu
mengakui figur Habib Rizieq mengganggu kepentingan politik jika kembali ke
Tanah Air. "Secara implisit beliau berarti mengakui ada kepentingan negara
yang terganggu kalau Habib Rizieq pulang. Itu penafsiran kita," tutur
Abdul Chair.
Abdul mengatakan dengan kondisi sekarang seperti ada
skenario agar Habib Rizieq tak kembali ke Tanah Air. Bahkan, sebelum pergi ke
Mekkah pada 2017, dia menyebut ada upaya sistematis yang ingin mencelakai dan
mengancam jiwa Habib Rizieq.
"Ada suatu kondisi yang diskenariokan secara rupa.
ada upaya pemufakatan jahat secara sistemik, terstruktur untuk mencelakai Habib
Rizieq keluar dari Indonesia dan untuk kembali ke Indonesia," jelas Abdul.
Guntur pun coba memotong penjelasan Abdul Chair yang
dinilai sebagai asumsi."Hanya asumsi," kata Guntur.
"Saya tidak bicara asumsi. Kita liat hukum
kausalitas. Kenapa Habib Rizieq meninggalkan Indonesia," ujar Abdul
merespons Guntur.
Abdul menyebut ada upaya mencelakai bahkan menghilangkan
nyawa Habib Rizieq. "Faktanya ada upaya pembunuhan terhadap Habib Rizieq.
Itu Fakta," tuturnya.
Kata dia, pihak Habib Rizieq saat itu sudah melaporkan
ancaman keselamatan nyawanya terhadap aparat kepolisian. Alasan keselamatan
nyawa pun menurutnya yang menjadi pemicu Habib Rizieq harus pergi ke Arab
Saudi.
"Dia meninggalkan Indonesia karena ada upaya
pembunuhan. Sebab, yang kedua faktor kausalitas, alasan intelijen Arab Saudi,
Habib Rizieq dilarang meninggalkan wilayah Saudi karena keamanan. Tidak
ditafsirkan lain, ini adalah keselamatan jiwa," sebutnya.
"Maka itu, pemerintah Indonesia harus bertanggungjawab
keselamatan Habib Rizieq. Ada indikasi keselamatan Habib Rizieq tidak
terjamin," ujar Chair menambahkkan.
Guntur pun tak tinggal diam. Ia coba membandingkan antara
eks kelompok radikal ISIS dengan Habib Rizieq yang seharusnya dicekal kembali
ke Tanah Air. Menurut dia, eks ISIS dari Suriah yang berbahaya dan pemerintah
memang harus mencekalnya.
"Saya bandingkan deh eks ISIS dengan HRS. Itu yang
lebih berbahaya itu eks ISIS yang ada di Suriah dan Irak dibanding dengan Habib
Rizieq. Menurut saya ya," kata Guntur.
Pewarta: AM
Editor: Red.
Sumber: Vivanews