sukabumiNews, CISAAT
- Maraknya Rentinir berkedok koperasi, atau yang kini dikenal dengan sebutan Bank
Emok di wilayah Kabupaten Sukabumi, terutama di Bumi Pajampangan, membuat Badan
Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sukabumi, geram.
Pasalnya, fenomena perekonomian
berkedok koperasi tersebut telah banyak menjerat masyarakat kepada riba.
"Untuk mengatasi
permasalah masyarakat yang menjadi korban dan terjerat hutang riba harus
dilakukan secara bersama dengan dimulai dari masyarakat itu sendiri,” ujar
Ketua BAZNAS Kabupaten Sukabumi U. Ruyani kepada sukabumiNews, ditemui di
ruangan kerjanya, Rabu (27/11/2019).
Meski BAZNAS sendiri
sering menjadi tumpuan dalam menangani hal tersebut, akan tetapi kata Ruyani,
pihaknya tidak bisa berbuat banyak lantaran dana Zakat Infaq Shodaqah (ZIS)
yang ada di lembaganya terbatas.
Ruyani menjelaskan, selama
ini BAZNAS sudah cukup aktif dalam mengatasi hal tersebut, bahkan BAZNAS pernah
menolong puluhan karyawan pabrik yang terjerat hutang riba.
"Kita dulu
pernah mencoba di perusahaan supaya diperusahaan itu mengumpulkan zakat, infaq
dan shodaqoh (ZIS) untuk membantu karyawan agar tidak terjerat riba,” terang
Ruyani.
“Dengan begitu, dari
hasil pengumpulan ZIS tersebut bisa diharapkan untuk memenuhi kebutuhan karyawan
sehingga tidak perlu berhubungan dengan Bank Emok ataupun meminjam uang kepada
rentenir,” paparnya.
Baca juga: Bank Emok Marak di Pajampangan, BAZNAS Kabupaten Sukabumi Tak Bisa Berbuat Banyak
Baca juga: Bank Emok Marak di Pajampangan, BAZNAS Kabupaten Sukabumi Tak Bisa Berbuat Banyak
Ruyani menyebut, waktu
itu ada 24 karyawan berhasil diatasi, hingga perusahaan tersebut menjadi pilot
projek (percontohan). "Ya tujuannya agar yang sudah meminjam uang kepada
rentenir tidak kembali jatuh kedalam lingkaran jeratan riba," imbuhnya.
Ternyata, ungkap
Ruyani, dengan cara itu tidak cukup berhasil lantaran diprediksi aktivitas
pinjam-meminjam riba tersebut sudah benar-benar memasyarakat. Hal ini jelas
dia, terbukti dengan semakin bertambahnya yang meminta bantuan terkait hal
serupa.
"Kita mau
membantu, tapi dana infaq itu terbatas. Namun jika sampai darurat, semisal
rumahnya mau disita karena tidak sanggup membayar hutang, kami bantu, tapi hanya
sebatas pemberian hak sebagai penerima zakat," katanya.
Ruyani menilai untuk
mengatasi hal tersebut diperlukan upaya bersama karena jika hanya mengandalkan
BAZNAS, tidak akan memungkinkan.
Dalam hal ini tambah
Ruyani lagi, harus ada himbauan khusus dari Pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk
mengumpulkan ZIS demi membantu masyarakat yang kesulitan. “BAZNAS siap
memfasilitasi,” pungkasnya.
BACA: Dikepung Lintah Darat, MUI bersama Baznas dan 22 Ormas Islam se-Kabupaten Sukabumi Desak Pemerintah Segera Keluarkan Perda
Artikel serupa: Massa dari Bumi Pajampangan Lakukan Konvoy Tolak Keberadaan Rentenir
BACA: Dikepung Lintah Darat, MUI bersama Baznas dan 22 Ormas Islam se-Kabupaten Sukabumi Desak Pemerintah Segera Keluarkan Perda
Artikel serupa: Massa dari Bumi Pajampangan Lakukan Konvoy Tolak Keberadaan Rentenir
Pewarta : Azis
Ramdhani
Editor : AM.
COPYRIGHT ©
SUKABUMINEWS 2019