Gambar Ilistrasi |
sukabumiNews,
JAKARTA – Ragam jenis kejahatan yang terjadi di sekitar kita, membuat
media–media banyak melontarkan istilah forensik dalam proses penegakan hukum.
Istilah tersebut mungkin terdengar seperti biasa bagi orang-orang yang
berkecimpung di dunia hukum, namun tidak demikian dengan masyarakat awam.
Mereka mungkin juga ingin bertanya mengenai apa ruang lingkup dari ilmu
forensik ini dan bagaimana penerapannya dalam membantu proses penegakan hukum.
Untuk mengenal lebih
jauh masalah ini, sukabumiNews mencoba meminta penjelasan dari Komisioner
Kompolnas RI Dede Farhan Aulawi melalui sambungan telpon yang saat dihubungi ia
sedang berada di luar kota.
Dede mengatakan
bahwa Masyarakat awam mungkin sering mendengar istilah Ilmu Forensik itu
berkaitan dengan penerapan pengetahuan dan metodologi berbagai disiplin ilmu
untuk membantu memecahkan masalah-masalah hukum. Hal ini melibatkan penggunaan
berbagai disiplin ilmu seperti fisika, kimia, biologi, ilmu komputer dan teknik
untuk analisis bukti. Jadi ruang lingkupnya sangat luas.
Dede juga
mengungkapkan bahwa sekaitan dalam hal ini ada yang disebut dengan Biologi
Forensik/DNA. “DNA menjadi unik bagi seseorang seperti sidik jari, membantu
profesional forensik mengidentifikasi atau mengkonfirmasi orang yang tidak
dikenal,” ungkapnya, Kamis (3/10/2019).
Bukti biologis yang
paling umum digunakan untuk profil DNA, tutur Dede, diantarnya termasuk darah,
air liur, air mani, kulit, urin, dan rambut. Namun, dia menyebut, sidik jari
DNA biasanya tidak pernah digunakan sebagai bukti tunggal di pengadilan.
“Ada juga Odontologi
Forensik yang biasa digunakan untuk membantu dalam mengidentifikasi korban
ketika tubuhnya dalam keadaan tidak dapat dikenali. Ini dicapai melalui
pemeriksaan gigi dan keseluruhan struktur mulut,” terangnya.
Dede menambahkan,
dalam hal ini Dokter gigi forensik atau odontologis membantu dalam identifikasi
komparatif seseorang dengan memeriksa perkembangan dan anatomi gigi, termasuk
setiap koreksi gigi restoratif seperti pengisian. “Ini sering diterapkan pada
investigasi kriminal untuk analisis bekas gigitan,” jelasnya. Lebih jauh Dede
memaparkan, ada Forensik Toksikologi yang menekankan pada analisis sampel
biologis untuk memeriksa keberadaan racun dan obat-obatan. Cabang ilmu forensik
ini terang Dede, sangat penting dalam kecelakaan di jalan, keracunan, kekerasan
seksual dan lain-lain.
“Laporan toksikologi
memberikan informasi kunci tentang sifat zat yang ada pada individu yang
berkaitan dengan kejadian. Ini juga menentukan apakah jumlah zat normal sesuai
dosis terapeutik atau melebihi tingkat yang diizinkan. Karena varian obat
selalu berkembang setiap hari, cabang ilmu forensik ini juga terus berkembang
dan menuntut pendekatan terbaru,” paparnya.
Gambar Ilustrasi |
Dede juga
menjelaskan, selain Forensik Toksikologi ada lagi yang disebut Antropologi
Forensik yang digunakan untuk pemeriksaan sisa-sisa manusia atau kerangka untuk
membantu menentukan usia, tinggi, jenis kelamin, dan keturunan. Ini juga, kata
dia, membantu menetapkan waktu sejak kematian dengan mengidentifikasi dan
memeriksa cedera, jika ada.
“Analisis ini
memberikan arahan yang berharga bagi penyelidik dalam mengidentifikasi korban,
terutama dalam kasus-kasus di mana mayat-mayat itu tidak dapat dikenali,”
tuturnya.
Sementara kata Dede,
Patologi Forensik yang merupakan cabang patologi digunakan untuk membantu
menentukan penyebab kematian dengan memeriksa mayat. Kedokteran forensik,
terang Dede, melibatkan pengumpulan dan analisis sampel medis untuk menyimpulkan
fakta yang dapat diterima di pengadilan, misalnya identifikasi pola luka untuk
menentukan senjata yang digunakan jika ada luka.
Selain itu
menurutnya, ahli patologi forensik dapat memeriksa luka keluar dan masuk dalam
kematian terkait dengan penggunaan senjata api atau proyektil lainnya. “Seorang
ahli patologi forensik dapat menarik kesimpulan penting tentang apakah kematian
itu wajar, kriminal atau tidak disengaja,” jelasnya, seraya menyebut, “Ada lagi
Cyber Forensik yang digunakan untuk analisis bukti yang dapat ditemukan di
komputer dan media penyimpanan digital seperti pen drive, hard disk, dan
lain-lain,” ungkap Dede.
Tujuan utamanya,
terang dia, adalah mengidentifikasi, menjaga, memulihkan, menganalisis, dan
menyajikan fakta dan pendapat tentang informasi digital. Meskipun sebagian
besar digunakan untuk investigasi kejahatan cyber, tetapi dapat juga digunakan
dalam proses perdata. “Cyber Forensics ini sebenarnya telah digunakan dalam
hukum pidana sejak pertengahan 1980-an,” sebutnya.
Sidik jari (gambar istimewa) |
Di samping
istilah-istilah itu, dalam Proses Penegakan Hukum, dikenal juga dengan istilah
Balistik. istilah Balistik ini kata Komisioner Kompolnas itu, adalah sebagai
ilmu forensik khusus yang berkaitan dengan gerak, perilaku, dinamika, gerakan sudut
dan efek proyektil, seperti peluru, roket, rudal, bom dan lain-lain.
“Penggunaan ilmu
balistik dalam forensik terutama dalam penyelidikan kriminal, misalnya
digunakan dalam pemeriksaan peluru yang ditemukan di TKP untuk dapat
mengungkapkan jenis senjata apa yang digunakan, dan apakah itu terkait dengan
kejahatan lain di masa lalu. Faktanya, detail balistik didokumentasikan dalam
basis data besar yang dapat diakses oleh lembaga penegak hukum di seluruh
dunia,” terang Dede lagi.
Dengan demikian
tutur dia, tanpa penerapan ilmu forensik, penjahat tidak akan pernah bisa
dihukum kecuali ada saksi mata.
Sementara, sebut
Dede, reserse bertugas dalam pengumpulan bukti, baik secara fisik atau digital,
ilmu forensik yang berurusan dengan analisis bukti-bukti untuk membangun
fakta-fakta yang dapat diterima di pengadilan. Tugas dan tanggung jawab seorang
ilmuwan forensik dalam investigasi kriminal, tegas Dede, sangat penting karena
melibatkan pemeriksaan bukti yang cermat sambil memastikan bahwa itu tidak dirusak.
“Ilmuwan Forensik
menganalisis bukti fisik (sidik jari, darah, rambut, dan lain-lain) yang
dikumpulkan dari tempat kejadian untuk mengidentifikasi tersangka,” pungkas
Komisioner Kompolnas RI itu menutupi percakapannya.
Dia begitu semangat
memberi penjelasan. Tak terasa waktu dua jam mengalir dengan cepat karena
begitu asyik mendengarkan penjelasan ilmuwan yang begitu lugu, memasyarakat dan
tidak pelit ilmu ini. Mungkin inilah warisan yang sangat berharga darinya untuk
seluruh anak bangsa yang mencintai ilmu, dan ingin terus belajar seperti
dirinya yang senantiasa dahaga dengan ilmu.
“Sekali lagi terima
kasih kami haturkan dari segenap anak bangsa yang selalu kau sirami dengan air
ilmu, sehingga bumi pengetahuan tidak pernah gersang dan tandus,”
imbuhnya.
Pewarta: AM
Editor: Red.
COPYRIGHT
© SUABUMINEWS 2019