sukabumiNews, CIKEMBAR – Warga yang tinggal di wilayah
perbatasan Desa Cibatu Cikembar dan Desa Padabeunghar Jampang Tengah, melakukan
aksi blokade akses Jalan Provinsi, tepatnya dilakukan di pertigaan ruas jalan
Cibatu-Padabeunghar, Desa Cibatu, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa
Barat, Sabtu (28/09/2019).
Warga melakukan aksi ini lantaran aktivitas kendaraan
tambang milik puluhan perusahaan di daerah Padabeunghar banyak hilir mudik di jalan
yang masih dalam tahap pembangunan Fresbeton. Warga khawatir dengan aktivitas hilir mudik
truk tronton di jalan yang berstatus milik provinsi itu berpotensi merusak fresbeton yang belum selesai.
Sementara jalan menuju pangleseran baru saja selesai
dihotmix dan warga dilintasan jalan tersebut, juga tidak berkenan dilintasi
kendaraan bermuatan berat. Apalagi, sesuai peraturan yang ada, kendaraan proyek
dengan muatan di atas 8 ton, tidak diperbolehkan melintas di jalan milik
Kabupaten Sukabumi.
"Kami ingin proses pengerjaan fresbeton ini
selesai dulu. Kami sudah bertahun-tahun berharap memiliki jalan yang bagus, ini
baru dibangun, jika dipaksakan dilewati pasti akan kembali rusak. Nanti yang
akan rugi kita semuanya," ungkap salahsatu warga kepada sukabumiNews saat
ditemui di lokasi.
Sementara, aksi serupa juga dilakukan warga Kampung
Padabeunghar yang notabene menjadi karyawan perusahaan tambang setempat. Aksi
balasan diakui warga Padabeunghar sebagai bentuk kekesalan lantaran kendaraan-kendaraan
mereka tidak bisa melintasi jalan Gunung Kalong dan Pas lima belas.
Devi Pujianto (35), warga Padabeunghar selaku
kordinator sopir kendaraan berat, mengungkapkan penyesalannya atas tindakan
warga yang memblokade jalan yang sedang dibeton. Namun, Devi juga sangat
mengerti keinginan warga setempat. Devi hanya berharap, para sopir itu
diberikan kesempatan untuk melintas karena mereka hanya memiliki mata
pencaharian sebagai sopir perusahaan dan sebagian warga yang mengais rezeki di perusahaan tambang.
"Kami sebelumnya sudah komunikasi dengan pihak
berkapasitas untuk bisa melintas. Jika jalan itu tengah diperbaiki, kan bisa
dicari jalan keluar. Sedangkan untuk masalah tonase, kami bisa kurangi dari 8
ton. Itu kami lakukan agar kami bisa tetap mencari nafkah," jelas Devi.
Mengantisipasi terganggunya aktivitas warga dan
khawatir ada potensi konflik antara warga dan para pengendara, Muspika
Kecamatan Cikembar dan Jampang Tengah langsung menggelar mediasi dan duduk
bersama melakuma bermusyawarah. Hasilnya, ada kesepakatan yang dapat diterima
oleh para pihak.
Menyikapi aksi warga di dua wilayah itu, Kapolsek
Cikembar, AKP I. Djubaedi mengatakan bahwa terkait itu, semua sudah
dimusyawarahkan dan sudah dicapai kesepakatan
"Ini hanya masalah komunikasi saja. Alhamdulillah
sudah dicapai kesepakatan. Hasilnya, nanti hari Senin akan ada pertemuan antara
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari Dinas PU. Provinsi, Pengusaha dan semua
stakeholder berkapasitas. Kami harap, warga tidak terprovokasi dan sudah kita
imbau untuk kembali ke rumah masing-masing," tutur Djubaedi.
Baca Juga: 5 Tahun Lebih Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Kampung Cijambe Girang Blokir Akses Jalan dengan Pohon Pisang
Baca Juga: 5 Tahun Lebih Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Kampung Cijambe Girang Blokir Akses Jalan dengan Pohon Pisang
Baca Juga: Jalan Rusak Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Jampang Tengah Lakukan Aksi Tumpuk Tanah Menyerupai Kuburan di Tengah Jalan
Pewarta : Azis R
Pewarta : Azis R
Editor: Agus Setiawan
COPYRIGHT
© SUKABUMINEWS 2019