Warga Tegaldatar Lengkong Alami Krisis Air Bersih

krisis air
Seorang ibu rela berjalan ratusan meter demi mendapatkan air (kiri). Sementara seorang warga lain sedang menuangkan sedikit demi sedikit air sungai ke jerigen untuk dikumpulkannya kembali di rumah (tengah) dan seorang warga yang kedapatan sedang mandi (kanan). [FOTO: Rully/jurnalisme warga]  
sukabumiNews, LENGKONG - Kekeringan di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat terlihat semakin parah. Dari 47 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Sukabumi, 20 diantaranya mengalami krisis air bersih.

Adalah Rully Nurdiansyah, salah satu tokoh pemuda asal Tegaldatar Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, kepada sukabumiNews menuturkan, akibat kekeringan yang melanda, warga setempat hanya bisa pasrah. Anggota BPD yang berada di Kp. Tegaldatar RW 05 dusun III yang diharapkan bisa membantu membawa aspirasi warga, kata Rully, tidak satupun yang dapat bergerak.

“Tidak ada usaha untuk mengajukan keberadaan ini kepada pihak terkait terutama kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD). Sedangkan keluhan warga harus di tindaklanjuti oleh para pemimpin desa setempat," ujar Rully, melalui Selulernya, Jum'at (16/8/2019).

Rully juga mengungkapkan, warga di Kp. Tegaldatar, RT 19/5, terpaksa menggunakan air sungai Cikaso Cikaler untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti mencuci, mandi, bahkan untuk kebutuhan masak sekali pun.

Sejak dua bulan terakhir, tutur Dia, warga di kampung tersebut setiap harinya rela berjalan ratusan meter menuju Sungai Cikaso untuk sekedar mengambil air.

“Setiap pagi dan sore, warga disini selalu berjalan ke sungai Cikaso untuk mencuci dan mandi. Bahkan, warga juga terpaksa harus membuat lobang di pinggiran sungai untuk menampung resapan air yang kian kini kian berkurang. Setelah terkumpul, warga mengambilnya untuk kebutuhan memasak dan minum,” papar Rully.

Dia menambahkan, ada sekitar 140 Kepala Keluarga (KK) dari 450 jiwa, setiap harinya mengambil air di sungai yang juga keberadaannya sudah kering tersebut. Air yang sudah diambil warga, tambah dia lagi, sebelum dikonsumsi, mereka tamping dalam jerigen atau toren. Kemudian digunakan untuk keperluan mandi, cuci dan memasak.

“Saat ini hampir 90 persen warga disini menggantungkan diri untuk mencukupi kebutuhan air sehari-harinya ke sungai Cikaso. Ya kalau warga mampu sih, bisa beli air isi ulang. Tetapi bagi warga yang tak punya uang, terpaksa pakai air selokan yang diendapkannya terlebih dahulu,” imbuhnya.

Rully mengaku, keberadaan seperti ini sudah sudah berulang kali dilaporkannya kepada pemerintah Desa Neglasari. Namun, kata Rully, entah alasan apa hingga saat ini belum juga ada respon. “Kami berharap pemerintah dapat segera memberikan bantuan air bersih atau membangun sumur bor di lokasi perkampungan ini. Sehingga, saat musim kemarau warga tidak mengalami krisis air bersih seperti sekarang,” harapnya.

Menyikapi kondisi seperti, Camat Lengkong, Agung Budiman mengaku belum mengetahui secara pasti mengenai kondisi warganya yang memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Sebab kata dia, sampai detik ini pihaknya belum mendapat laporan secara resmi dari pemerintah desa setempat.

“Kalau musim kemarau, pasti banyak warga yang mengalami krisis air bersih. Namun bagi warga yang memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan memasak dan minum, saya baru mengetahui sekarang. Terlebih lagi, saya baru dua pekan bertugas disini,” kilahnya.

Kendati demikian, pihaknya akan mengintruksikan kepada petugas untuk meninjau lokasi perkampungan tersebut. Camat akan meminta kepada pemerintah desa untuk segera membuatkan surat permohonan bantuan air bersih. “Nanti, akan kami tindak lanjuti kepada BPBD agar dapat bantuan air bersih,” tutupnya.


Pewarta : Azis R
Editor: Red.
Copyright © SUKABUMINEWS 2019

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال