sukabumiNews, WARUDOYONG - Memasuki musim kemarau, Kota Sukabumi ditetapkan menjadi kota berstatus siaga dan darurat kekeringan oleh Pemprov Jabar melalui surat edaran Gunernur Jawa Barat tertanggal 1 Agustus 2019.
Selain itu, berdasar pada surat Kepala Statsiun Geofisika Bandung Nomor ME 403/736/KLEM/VI/2019 dan surat penetapan Nomor 117/Resume-Rakor PPMK Jabar/BPBD/VII/2019, menetapkan Kota Sukabumi sebagai wilayah bersatus siaga darurat kekeringan dan menyandang peringkat Ke-15 besar terburuk di Provinsi Jawa Barat.
"Menghadapi kekeringan yang terjadi di Kota Sukabumi, saat ini Kami tengah menanganinya dengan melakukan edukasi kepada masyarakat agar lebih hemat menggunaman air. Kita lakukan sosialisasi secara intensif," terang Zulkarnaen, selaku Kasi Pencegahan pada BPBD Kota Sukabumi kepada sukabumiNews, Rabu (14/08/2019).
Dia melanjutkan, soal masuknya Kota Sukabumi menjadi wilayah berstatus darurat siaga kekeringan ke dalam peringkat 15 terburuk di Jawa Barat, itu diakuinya tidak permanen dan suatu saat bisa berubah. Adapun darurat kekeringan atau krisis air bersih, pernah terjadi pada tahun 2018 lalu khusunya terjadi kekeringan pada lahan pertanian dan beberapa waktu kedepannya sudah bisa diminimalisir.
"Status siaga darurat bencana kekeringan itu bisa berubah sesuai progres penanganan darurat bencana kekeringan dilapangan. Sekarang saja, dari 7 kecamatan yang pada 2018 lalu masuk kategori berat, tahun ini menjadi sedang. Mudah-mudahan akan menjadi potensi agar darurat kekeringan bisa teratasi ," jelasnya.
Beberapa wilayah yang mengalami krisis air bersih tahun 2018 yaitu, Kecamatan Cikole bertempat di Kelurahan Subangjaya, Citamiang dan Kecamatan Cibeureum. Namun, pada survei yang dilakukan 2019, air yang ada di wilayah-wilayah tersebut saat ini baru masuk kategori berpotensi darurat.
"Saat ini potensi kekurangan suplai air bersih di benerapa wilayah itu sudah mulai terlihat. Untuk mengantisipasi kekurangan air bersih, kita sudah lakukan edukasi kepada warga agar lebih hemat menggunakan air bersih dan mulai menyiapkan tandan air. Mudah-mudahan secepatnya bisa kita tangani seperti tahun sebelumnya," pungkas Zulkarnaen.
Pewarta : Azis R
Editor : Agus Setiawan
Copyright © SUKABUMINEWS 2019
Selain itu, berdasar pada surat Kepala Statsiun Geofisika Bandung Nomor ME 403/736/KLEM/VI/2019 dan surat penetapan Nomor 117/Resume-Rakor PPMK Jabar/BPBD/VII/2019, menetapkan Kota Sukabumi sebagai wilayah bersatus siaga darurat kekeringan dan menyandang peringkat Ke-15 besar terburuk di Provinsi Jawa Barat.
"Menghadapi kekeringan yang terjadi di Kota Sukabumi, saat ini Kami tengah menanganinya dengan melakukan edukasi kepada masyarakat agar lebih hemat menggunaman air. Kita lakukan sosialisasi secara intensif," terang Zulkarnaen, selaku Kasi Pencegahan pada BPBD Kota Sukabumi kepada sukabumiNews, Rabu (14/08/2019).
Dia melanjutkan, soal masuknya Kota Sukabumi menjadi wilayah berstatus darurat siaga kekeringan ke dalam peringkat 15 terburuk di Jawa Barat, itu diakuinya tidak permanen dan suatu saat bisa berubah. Adapun darurat kekeringan atau krisis air bersih, pernah terjadi pada tahun 2018 lalu khusunya terjadi kekeringan pada lahan pertanian dan beberapa waktu kedepannya sudah bisa diminimalisir.
"Status siaga darurat bencana kekeringan itu bisa berubah sesuai progres penanganan darurat bencana kekeringan dilapangan. Sekarang saja, dari 7 kecamatan yang pada 2018 lalu masuk kategori berat, tahun ini menjadi sedang. Mudah-mudahan akan menjadi potensi agar darurat kekeringan bisa teratasi ," jelasnya.
Beberapa wilayah yang mengalami krisis air bersih tahun 2018 yaitu, Kecamatan Cikole bertempat di Kelurahan Subangjaya, Citamiang dan Kecamatan Cibeureum. Namun, pada survei yang dilakukan 2019, air yang ada di wilayah-wilayah tersebut saat ini baru masuk kategori berpotensi darurat.
"Saat ini potensi kekurangan suplai air bersih di benerapa wilayah itu sudah mulai terlihat. Untuk mengantisipasi kekurangan air bersih, kita sudah lakukan edukasi kepada warga agar lebih hemat menggunakan air bersih dan mulai menyiapkan tandan air. Mudah-mudahan secepatnya bisa kita tangani seperti tahun sebelumnya," pungkas Zulkarnaen.
Pewarta : Azis R
Editor : Agus Setiawan
Copyright © SUKABUMINEWS 2019