sukabumiNews - RASA sedih dalam balut kegembiraan sangat terasa dalam
menyambut Hari Raya Idul Fitri. Dari sudut hati, keceriaan dan rasa syukur itu
kan tetap terpancar dari aura wajah seorang mukmin: “Dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya
yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS Al-Baqarah : 185). Namun
dari lubuk hati terdalam, rona kesedihan tetap kan terasa, antara rasa takut
dan berharap, apakah amalan-amalan shalih dalam Bulan Ramadhan ini telah
benar-benar diterima oleh Allah ta’ala atau tidak.
Oleh karena itu, untuk
menutupi rasa sedih dan harap-harap cemas ini, sangatlah tepat bila dalam
rangkaian euphoria Hari Raya selalu dianjurkan saling mengucapkan selamat yang
terrangkai dari lafaz-lafaz doa dan harapan diterimanya suatu amalan, demi
menghibur hati yang tengah gundah dalam harapan, serta mensirnakan rasa cemas
dalam suasana bahagia, “Katakanlah: ‘Dengan (sebab) karunia Allah dan
rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.” (QS Yunus: 58)
Para salaf kita sangatlah paham dengan hal yang
seperti ini, sehingga “Taqabbalallaahu Minnaa wa Minkum” yang merupakan salah
satu doa selamat yang mereka ajarkan sangatlah tepat dan menyentuh dalam
suasana keceriaan Hari Raya Ied. Makna
doa ini adalah “Semoga Allah menerima (amalan shalih/doa) dari kami dan dari
kalian”. Sebuah doa yang memberikan harapan agar amalan ketaatan berupa puasa,
qiyamullail, sedekah, zakat, doa dan amalan lainnya yang kita lakukan dalam
Bulan Ramadhan diterima dan diberikan pahala oleh Allah ta’ala. Berikut beberapa faedah terkait lafaz doa
ini:
Diterimanya suatu amalan harus memiliki dua syarat:
Pertama: Amalan tersebut adalah baik/sesuai sunnah dan
ikhlas, bukan amalan buruk, bid’ah atau dengan tujuan riya’. Dengan dalil:
“Sesungguhnya Allah itu Baik dan Dia tidak menerima kecuali yang baik-baik”.
(HR Muslim)
Kedua: Orang yang mengamalkannya adalah orang yang
bertaqwa. Dalam ayat: “Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang
bertakwa.” (QS Al-Maaidah: 27). Sebab
itu seseorang semakin bertaqwa, maka semakin sempurna proses penerimaan amalan
dan pemberian pahalanya, bila taqwanya kurang, maka amalannya diterima sesuai
dengan kadar taqwanya tersebut. Jadi, semua amalan tergantung pada taqwanya
orang yang melakukannya. Wallaahu a’lam.
(lihat: Mirqaat Al-Mafaatih: 7/2905, dan
Faidhul-Qadir: 2/144).
Hakikat Qabuul/diterimanya suatu amalan adalah amalan
tersebut dianggap sah oleh Allah ta’ala dan diberikan pahala atasnya. Dan
kadang amalan tersebut sah (artinya tidak diwajibkan lagi untuk diganti) namun
pahala dan ganjaran amalan tersebut tidak diterima oleh Allah dan sama sekali
tidak ada. Sebab itu para salaf termasuk Ibnu Umar radhiyallahu’anhu berkata:
“Bila satu shalatku diterima oleh Allah, maka itu lebih aku cintai daripada
seluruh isi dunia ini”.
(lihat: Fathul-Bari: 1/235, dan juga At-Taisir Syarh
Jami’ Shaghir: 1/89).
Yang banyak dikhawatirkan oleh para salaf baik dari
kalangan sahabat ataupun tabiin adalah apakah amalan mereka benar-benar
diterima oleh Allah ta’ala atau tidak?? Sebab walaupun seorang hamba sepanjang
hidupnya beramal shalih, namun yang menentukan bahagia tidaknya ia diakhirat
adalah penerimaan amalannya disisi Allah ta’ala.
Ibnu Umar radhiyallahu’anhu berkata pada puteranya:
“Seandainya saya tahu bahwa Allah menerima satu sujud saja dariku, atau sedekah
satu dirham saja, maka tidak ada sesuatupun yang lebih aku cintai kecuali ingin
mati saja (setelah itu), sebab tahukah engkau orang yang diterima amalannya
oleh Allah ta’ala?? “Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang
bertakwa.” (QS Al-Maaidah: 27).
((Atsar ini Riwayat Ibnu Abdil-Barr dalam At-Tamhid;
4/256).
Simaklah kisah ‘Amir bin Abdullah bin Az-Zubair bin
Awwaam, seorang ulama tabiin yang ahli ibadah dan zuhud, beliau memiliki kebun
berisi 500 pohon kurma, setiap hari beliau shalat dua rakaat dibawah setiap
pohon tersebut, dan ketika dalam keadaan sekarat beliau menangis, lalu ditanya:
apa yang membuatmu menangis? Beliau menjawab: “Yang membuatku menangis adalah
salah satu ayat dalam kitab Allah: “Sesungguhnya Allah hanya menerima dari
orang-orang yang bertakwa.” (QS
Al-Maaidah: 27).
((HR Ibnu Abi Dunya sebagaimana dinukil oleh
As-Suyuthi dalam Dur Mantsur: 3/57, juga ada dalam Al-Qabs Syarh Muwaththa:
1/1176).
Adalah sebuah ucapan/ungkapan kegembiraan dan harapan
bagi diri kita dan oranglain akan diterimanya amalan-amalan kita dalam Bulan
ini. Syaikh Ibnul-‘Utsaimin rahimahullah berkata: “Berikanlah kabar gembira
untuk diri kalian sendiri dan juga untuk orang lain… bila anda telah melakukan
amalan shalih maka berikanlah kabar gembira untuk dirimu bahwa amalan tersebut
akan diterima oleh Allah darimu bila engkau bertaqwa kepada-Nya dalam amalan
tersebut, karena Allah ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Allah hanya menerima
dari orang-orang yang bertakwa.” (QS
Al-Maaidah: 27). Dan apabila engkau berdoa kepada Allah, maka berikanlah kabar
gembira pada dirimu bahwa Dia akan mengabulkannya, karena Dia berfirman: “Dan
Rabb kalian berfirman: Berdoalah memohon kepada-Ku, niscaya Aku akan
mengabulkannya” (QS Ghafir: 60).
(Syarah Riyadh Ash-Shalihin: 3/589).
Semoga ucapan doa sekaligus selamat ini menjadi kabar
gembira diterimanya amalan-amalan kita semua dan dikabulkan oleh-Nya…aamiin.
# “Taqabbalallaahu Minnaa wa Minkum”
Kata “Taqabbala” sama maknanya dengan “Qabila” yaitu
menerima, namun dalam doa ini secara khusus dengan lafaz “Taqabbala/Taqabbul”
karena maknanya lebih umum dari pada ” Qabila/Qabuul”, lantaran
“Taqabbala/Taqabbul” menggabungkan dua makna yaitu:
Pertama: Makna
“Taqabbala/Taqabbul” sendiri secara khusus yaitu penerimaan amalan yang
terus meningkat dari waktu-waktu.
Kedua: Makna ” Qabila/Qabuul” penerimaan amalan yang
menyebabkan adanya pahala dan ridha Allah ta’ala.
(lihat: Taaj Al-‘Aruus: 30/209).
Jadi, doa ini selain mengharapkan penerimaan amalan
dan adanya pahala dan ridha Allah atas amalan-amalannya yang telah berlalu,
juga mengharapkan penerimaan amalan-amalannya dimasa mendatang ditingkatkan
oleh Allah ta’ala.
Wallaahu a’lam
Selamat Hari Raya Idul Fitri, Taqabbalallaahu Minnaa
Wa Minkum !!!
Oleh Maulana La Eda, L.c
#khazanahIsalm
[Wadah.or.id]