Calon Presiden Prabowo Subianto sejak selesai pemungutan suara mengklaim menang dalam pilpres 2019. Enam jam setelah pemungutan dia mengaku mendapat suara 62 persen.
sukabumiNews, JAKARTA – Calon Presiden Prabowo
Subianto sejak selesai pemungutan suara mengklaim menang dalam pilpres 2019.
Enam jam setelah pemungutan dia mengaku mendapat suara 62 persen.
Akan tetapi berdasarkan rekapitulasi penghitungan
suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) ditetapkan Jokowi-Ma'ruf meraup
85.607.362 suara (55,50 persen) dan Prabowo-Sandi meraup 68.650.239 suara
(44,50 persen).
Tidak terima, pasangan nomor urut 02 ini mengajukan
gugatan perselisihan hasil pemilihan umum. Pada revisi gugatan, Senin
(10/6/2019) lalu, klaim kemenangan itu berubah dengan perolehan 68.650.239
suara (52 persen) melawan Jokowi-Ma'ruf 63.573.169 suara (48 persen). Empat
hari berselang naik sedikit jadi untuk pasangan 01 62.886.362 (48 persen) dan
suara 02 71.247.792 (52 persen).
Ketua Tim Hukum Prabowo-Sandi, Bambang Widjojanto
mengatakan bahwa perbedaan klaim kemenangan terbaru ini diduga dilakukan dengan
menggunakan teknologi informasi karena ditemukannya indikasi proses rekayasa.
Ini menurutnya sedari awal sudah didesain dengan komposisi atau target
tertentu.
Berdasakan hasil analisis TI dan forensik tim
Prabowo-Sandi atas sistem informasi hasil penghitungan suara KPU, ada
kecurangan berupa penggelembungan suara di 25 provinsi. Ini menyebar di
beberapa propinsi di Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau
Sulawesi dan Bali, Nusa Tenggara Timur dan terjadi lebih dari 400
Kabupaten/Kota.
“Jika dilihat dari besar jumlah suara, penggelembungan
suara terbesar terjadi di Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten,
Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Lampung,” jelasnya, dikutop dari laman
Bisnis.com.
Jika dilihat dari persentase suara penggelembungan
pasangan 01 dibandingkan dengan kehadiran pemilih, maka penggelembungan
terbesar terjadi di Provinsi Jawa tengah, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat dan
Jambi, Kalimantan Selatan dan Bengkulu.
Perubahan kemenangan ini jelas Bambang karena ada
perkembangan hasil perolehan dari tim TI Prabowo-Sandi. Inilah kenapa suara
berubah-ubah.
“Data IT itu yang dijadikan dasar. Data itu kan lagi
diproses terus menerus. Kita kan jeda saat menulis permohonan. Lalu ada
perkembangan terus menerus,” jelasnya.
Pewarta: Bisnis.com
Editor: Red.
Copyright
© SUKABUMINEWS 2019