Empat BUMN Masuk Daftar Perusahaan Publik Dunia versi Forbes

Menteri BUMN Rini Soemarno (tengah) memotong kue saat menerima kejutan ulang tahun di sela-sela acara halalbihalal di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (10/6/2019). - ANTARA/Akbar Nugroho Gumay  
sukabumiNews, JAKARTA – Empat Badan Usaha Milik Negara masuk dalam dalam daftar perusahaan publik terbesar di dunia versi majalah Forbes pada 2019.

Keempat emiten pelat merah yang masuk ke dalam daftar tersebut yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero)Tbk., PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno mengklaim apresiasi yang diberikan dunia internasional itu merupakan bukti keseriusan perseroan pelat merah untuk mewujudkan visi jangka panjang sebagai penyedia layanan serta memiliki kinerja yang baik.

"Saya sangat bangga dengan masuknya empat perusahaan BUMN ke dalam daftar perusahaan publik terbesar di dunia versi majalah Forbes. Peringkat Forbes ini menunjukkan bahwa BUMN Indonesia memiliki daya saing yang kuat dengan perusahaan top global lainnya," ujarnya melalui siaran pers, dikutip dari Bisnis.com, Kamis (13/6/2019).

Seperti diketahui, Forbes merilis daftar 2.000 perusahaan publik global terbesar di dunia pada 2019. Perseroan yang dipilih Forbes tersebar di 61 negara.  Adapun, penetapan kriteria perusahaan publik global terbesar  mengacu kepada ukuran kapitalisasi pasar, penjualan, laba, dan aset periode 2018.

Dalam daftar itu, Bank Rakyat Indonesia menempati posisi 363. Emiten bersandi BBRI itu memiliki kapitalisasi pasar US$38,8 miliar. Selanjutnya Bank Mandiri masuk dalam posisi 481. Emiten berkode saham BMRI itu tercatat memiliki kapitalisasi pasar US$25,9 miliar.

Telekomunikasi Indonesia berada di posisi 747. Perseroan infrastruktur telekomonikasi milik negara itu memiliki nilai kapitalisasi mencapai US$27,2 miliar. Sementara itu, Bank Negara Indonesia menempati urutan 835. Nilai kapitalisasi pasar emiten bersandi BBNI itu mencapai US$13,1 miliar.

Rini mengatakan saat pertama ditunjuk sebagai Menteri BUMN, keuntungan pelat merah saat itu Rp 143 triliun. Pada 2018, keuntungan yang dibukukan diklaim mencapai di atas Rp200 triliun.

Dia mengatakan bahwa kinerja positif ini akan dijaga dan tingkatkan agar BUMN dapat terus melayani negeri, menjadi agen pembangunan yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Kementerian BUMN senantiasa berkomitmen untuk selalu meningkatkan kinerja dan layanan seluruh BUMN. Termasuk juga memperkuat peran BUMN sebagai agen pembangunan," imbuhnya.


Pewarta: Bisnis
Editor: Red.
Copyright © SUKABUMINEWS 2019

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال