Foto: Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian.
(CNN Indonesia/Hesti Rika) -- |
sukabumiNews, JAKARTA – Kapolri Jenderal Tito
Karnavian menyatakan kerusuhan yang terjadi pada Selasa (21/5) malam terjadi
setelah sekitar 300an pemuda dari arah Tanah Abang mendekati Gedung Bawaslu RI
di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Kelompok tersebut, ujar Tito, menyatakan melakukan
provokasi setelah sebelumnya massa yang melakukan aksi sejak siang hari telah
sepakat dengan polisi bubar usai salat tarawih di kawasan tersebut.
"Jam setengah 10 sebenarnya sudah klir. Tapi,
anggota tetap standby. Kira-kira jam 23.00 WIB datang sekelompok masyarakat,
anak-anak muda sekitar 300-400 orang datang ke Bawaslu dari Tanah Abang,
langsung lempar batu, bahkan konblok, molotov, dan petasan," ujar Tito
dalam jumpa pers di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
Tito menegaskan penurunan pasukan polisi di kawasan
sekitar Bawaslu sudah sesuai standar prosedur operasi pengamanan
pascapengumuman pemilu 2019.
Selain itu, kata Tito, ada perbedaan jenis dari aksi
yang dilakukan massa pada siang hingga tarawih di depan Bawaslu, dengan massa
yang melakukan kerusuhan setelah sempat bubar dari lokasi tersebut.
"Bedakan penanganan dia aksi unjuk rasa itu
dilakukan damai," kata Tito.
Ia menegaskan dua aksi tersebut berbeda segmen, karena
yang terjadi pada siang hingga usai tarawih berlangsung damai sementara yang
malam justru sengaja melakukan provokasi membuat kerusuhan.
"[Setelah] Selesai [aksi pertama] Jam 9 (malam),
yang datang bukan unjuk rasa, langsung anarki. Mereka sudah perusuh.
Menciptakan kejahatan. Menyerang petugas," tegas Tito.