Menolak Makan Daging Babi, 400 Siswa Muslim Dikurung di Ruang Pendingin

[Para Orangtua Dari Siswa Muslim Yang Hilang Usai Menolak Makan Daging Babi. (Foto: RFA)]
Banyak dari siswa miskin ini ditahan oleh pihak berwenang China setelah melakukan protes terhadap perintah yang mengharuskan mereka untuk makan daging babi.

sukabumiNews, CHINA - Sebuah kejadian mengejutkan sekaligus memilukan menimpa 400 siswa Muslim etnis Kazakh di Habahe dan Burqin yang masuk wilayah Xinjiang, China.

Menurut Radio Free Asia (RFA), banyak dari siswa miskin ini ditahan oleh pihak berwenang China, setelah melakukan protes terhadap perintah yang mengharuskan mereka untuk makan daging babi.

Setelah disiksa, keberadaan mereka menjadi misteri karena kementerian pendidikan China tidak mengungkapkan di mana para siswa-siswa ini ditahan.

Kabar menyedihkan tersebut diungkapkan seorang juru bicara aktivis HAM Kazakhstan, Serikjan Bilash.

" Lebih dari 400 siswa etnis Kazakh telah menghilang selama seminggu, dan orang tua mereka tidak tahu keberadaan mereka. Menurut laporan, mereka ditahan karena menolak makan babi. Penolakan itu dianggap melanggar hukum di China," kata Serikjan, dikutip RFA.

Perlakuan Keji
RFA melaporkan bahwa pada tanggal 16 Desember 2018, para siswa itu diduga disekap di sebuah ruang pendingin untuk menyimpan daging babi.

" Ada ruang pendingin untuk daging babi di Burqin. Para siswa dari Habahe itu disekap di situ bersama dengan daging babi," kata RFA.

Habahe sekarang dijaga ketat oleh polisi dan tentara. Orang-orang juga dilarang masuk ke wilayah Habahe dalam beberapa hari terakhir.

Sementara itu, warga Burqin mengatakan bahwa umat Islam di Xinjiang tidak punya pilihan lain dalam menghadapi situasi seperti itu.

" Bagi Muslim Xinjiang, pilihannya melawan sampai titik darah penghabisan atau tertangkap, disiksa dan kemudian dicuci otak oleh pihak berwenang. Tetap saja, kami akhirnya juga mati," kata warga Burqin yang tak disebutkan namanya itu.

Kabar mengejutkan ini muncul menyusul laporan The Independent tentang sekolah khusus yang dikelola pemerintah China untuk warga etnis Uighur dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang.

Menurut The Independent, sekolah khusus itu mirip dengan kamp konsentrasi Nazi di era Perang Dunia II.

Di sekolah khusus itu, warga Muslim dididik ulang secara politik dan diajarkan lagu-lagu nasional bangsa China.

Mereka juga dilaporkan dipaksa melakukan hal-hal yang bertentangan dengan agama Islam, seperti makan babi dan minum alkohol. Hingga kini belum ada keterangan resmi dari pemerintah China terkait tuduhan yang aangat serius ini. [Red*]


Sumber: Dream.co.id/World of Buzz

Ust Manatahan

Pembina & Penasehat Yayasan Assya'rauniyah. Pondok Leungsir, Penasehat DKM Nurul Anwar Talaga Caringin, Penceramah dan Pemimpin Redaksi sukabumiNews.net

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال