[Pejuang perempuan Iran-Kurdi memegang senjata mereka saat pertempuran melawan kelompok ISIS di Bashiqa, dekat Mosul, Irak, 3 November 2016. (Foto: REUTERS/Ahmed Jadallah)]. |
sukabumiNews, BAGHDAD -- Pasukan Demokratik Suriah
(SDF) yang didukung Amerika Serikat menyerahkan lebih dari 150 petempur Irak
dan asing ISIS kepada Irak, Kamis (21/2).
Penyerahan tersebut merupakan yang pertama, kata dua
sumber militer Irak kepada Reuters, berdasarkan perjanjian yang ditengahi untuk
menyerahkan sebanyak 502 anggota ISIS.
"Mayoritas petempur adalah warga Irak," kata
kolonel militer yang unitnya ditempatkan di perbatasan Suriah. "Tetapi
kami juga menawan petempur asing, yang jumlahnya sedikit."
Ahmed al-Mahallawi, Wali Kota Al Qaim, yang terletak
di perbatasan Irak, mengatakan beberapa keluarga anggota ISIS juga diserahkan.
"Pagi dini hari, 10 truk yang membawa para
anggota Daesh (ISIS, red) beserta keluarga mereka diserahkan oleh pasukan SDF
kepada militer Irak," kata dia.
"Mayoritas para petempur (ISIS) adalah warga Irak
dan konvoi tersebut mendapat pengawalan ketat menuju markas militer Jazeera dan
Badiya." Basis keduanya terletak di Provinsi Anbar.
SDF dan koalisi dukungan AS tidak dapat dihubungi
segera untuk dimintai komentar.
Berita penyerahan para anggota ISIS datang saat
pasukan dukungan AS tengah bersiap melancarkan serangan ke wilayah kantong
terakhir kelompok ekstremis itu di Suriah timur.
Menurut sumber SDF, Warga sipil diperkirakan akan
dievakuasi terakhir kalinya pada Kamis, untuk membersihkan jalan serangan
tersebut..
Menurut kelompok itu, sekitar 800 warga asing pegaris
keras yang bergabung dengan ISIS, termasuk banyak warga Irak, ditahan oleh SDF
di Suriah. Lebih dari 2.000 anggota keluarga juga berada di dalam kamp
sementara puluhan lainnya berdatangan setiap hari.
Nasib mereka menjadi semakin tertekan dalam beberapa
hari terakhir saat pejuang dukungan AS merencanakan serangan untuk merebut
peninggalan terakhir kekhalifahan, yang digaungkan kelompok tersebut.
Pada Selasa, Perdana Menteri Irak, Adel Abdul Mahdi,
mengatakan Irak secara hati-hati memantau situasi di perbatasan Suriah di
tengah kekhawatiran bahwa para anggota ISIS yang tersisa dapat mengalir
melintasi perbatasan.
Kelompok garis keras tersebut masih menjadi ancaman di
Irak. Beberapa pejabat negara-negara Barat meyakini bahwa pentolan kelompok
ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, kemungkinan masih bersembunyi di negara itu.