sukabumiNews, JAKARTA – Dalam debat kedua capres yang
dilaksanakan malam ini, Joko Widodo (Jokowi) mendapat kesempatan mengajukan
pertanyaan kepada Prabowo Subianto.
Pertanyaan yang disampaikan adalah rencana Prabowo
jika memimpin nantinya mengenai strategi dalam peningkatan unicorn.
Namun usai menanyakan hal itu, nampaknya kurang
dipahami oleh Prabowo mengenai maksud Jokowi.
"Unicorn, apa yang dimaksud unicorn?," tanya
balik Prabowo. "Apa itu unicorn, yang online-online itu?"
Seperti diketahui, unicorn adalah perusahaan startup
yang memiliki valuasi antara USD 1 miliar hingga USD 10 miliar.
Meski tak begitu paham, namun Prabowo tetap menaggapi
pertanyaan Jokowi tersebut.
"Hal mendasar dengan ekonomi Indonesia adalah
terjadi dispatritas segelintir orang kurang dari 2 persen kuasai ekonomi kita,
kalau ada unicorn ini akan mempercepat uang kita lari ke luar negeri,"
tanggapan Prabowo.
"Kerja mereka lagi pesatnya berkembang, jadi saya
akan dukung. Mereka juga alami kesulitan sekarang ada tambahan regulasi. Ini
yang mereka ngeluh," ucap dia.
Baca: Asal Usul Istilah Unicorn
Menkominfo Targetkan 1 Startup Unicorn dan Decacorn Indonesia di 2019
[Ilustrasi Startup. Kredit: Freepik] |
Menteri Komunikasi dan Infomatika (Menkominfo)
Rudiantaramenargetkan di 2019 setidaknya ada startup lagi yang menyandang
predikat unicorn.
Selain itu, Rudiantara juga menuturkan pihaknya
optimistis ada satu startup dengan status decacorn lahir di Indonesia. Status
decacorn sendiri ditujukan untuk startup dengan nilai valuasi di atas US$ 10
miliar.
"Tahun ini, kita harus targetnya tambah satu
unicorn dan bonusnya ada satu yang jadi decacorn. Alhamdullilah, nanti juga ada
decacorn yang sebentar lagi jadi, tunggu satu lagi ronde pendanaan,"
tuturnya saat ditemui usai konferensi pers Piala Presiden Esports 2019 di
Jakarta, Senin (28/1/2019).
Adapun salah satu kandidat startup yang akan
menyandang decacorn adalah Go-Jek. Alasannya, seperti dikutip dari Tech Crunch,
dengan pendanaan terbaru dari Google, Tencent, dan JD.Com, valuasi Go-Jek
diperkirakan mencapai US$ 9,5 miliar.
"Kehadiran startup unicorn dan decacorn
menunjukkan betul-betul Indonesia pusat ekonomi digital di Asia Tenggara,"
tuturnya menjelaskan. Sementara untuk status unicorn, Rudiantaramemprediksi
akan disandang dari startup edukasi atau kesehatan.
[Ilustrasi pendanaan startup. Dok: Gobi Partners] |
Sebelumnya, Rudiantara menyebut perkembangan ekonomi
digital di indonesia sangat pesat. Pada 2018, porsi ekonomi digital terhadap PDB
Indonesia diperkirakan mencapai 8,5 persen. Angka ini naik dibandingkan
kontribusi tahun 2017 yang saat itu 7,3 persen.
Untuk mendorong terus berkembangnya ekonomi digital
ini, Kominfo bersama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) telah mempermudah
prosedur lahirnya startup.
"Kita itu tidak menerapka regulasi untuk startup,
istilahnya biarkan mereka berkembang dulu baru kita tata. Jangan belum apa-apa
udah disuruh ini itu, itu justru akan mempersulit mereka," ujarnya bulan
lalu.
Baca Juga: Asal Usul Istilah Unicorn