Jakarta, SUKABUMINEWS.net – Massa Aksi Bela Tauhid
kecewa perwakilannya tidak ditemui Presiden Jokowi untuk menyampaikan tuntutan
secara langsung. Mereka tidak puas perwakilannya hanya ditemui oleh Menteri
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto.
"Kita tadi ditemui Bapak Menko Polhukam bersama
Wakapolri karena Presiden katanya sedang di luar kota," ucap Ketua Front
Santri Indonesia Hanif Alatas yang berorasi dari atas mobil komando di Patung
Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta, Jumat (2/11).
"Huuuuu," sorak massa Aksi Bela Tauhid
menanggapi Hanif Alatas.
Hanif mengatakan bahwa Wiranto berjanji menyampaikan
tuntutan perwakilan massa aksi bela tauhid kepada Jokowi secara langsung.
Namun, massa tetap tidak puas.
"Puas atau tidak?!" Pekik Hanif
"Tidak!" teriak massa dengan intonasi tidak
kalah keras.
Hanif lalu menyebutkan tuntutan yang disampaikan
kepada Wiranto saat bertemu di Kantor Kemenkopolhukam.
Pertama, massa Aksi Bela Tauhid menuntut kepada
pemerintah Indonesia untuk membuat pernyataan kenegaraan secara resmi bahwa
benda yang dibakar Banser adalah bendera tauhid milik Rasulullah bukan bendera
ormas.
"Sehingga tidak boleh dinistakan oleh siapa
aja," kata Hanif, seperti dikutip CNN Indonesia.
Massa Aksi Bela Tauhid juga menuntut kepolisian agar
memproses hukum semua pihak yang terlibat pembakaran bendera tauhid. Baik
pelaku maupun aktor intelektual yang mengarahkan serta menebarkan kebencian
terhadap bendera tauhid.
Hanif mengatakan pihaknya pun menuntut Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama agar meminta maaf kepada umat Islam terkait pembakaran bendera
oleh anggota Banser di Garut.
"PBNU harus dibersihkan dari liberalisme, dari
kapitalisme, karena PBNU adalah rumah bagi ahlusunnah waljamaah," ucap
Hanif.
Hanif lalu mengimbau kepada umat Islam diIndonesia
agar selalu menjaga persatuan serta kesatuan dan tidak mudah diadu domba oleh
pihak manapun. Hanif juga meminta seluruh umat Islam agar menghormati segala
simbol keagamaan.
"Jangan ada lagi penistaan agama. Jangan ada lagi
persekusi, " ucap Hanif.
Aksi Bela Tauhid digelar sebagai bentuk protes
pembakaran bendera bertuliskan tauhid oleh Banser NU. GP Ansor menegaskan
bendera yang dibakar oleh anggota Banser di Garut adalah bendera Hizbut Tahrir
Indonesia.
Sumber: CNN Indonesia