Jakarta,
SUKABUMINEWS.net -- Aktivis Ratna Sarumpaet menceritakan penganiayaan yang
dialaminya kepada calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, Selasa (2/10).
Ratna dianiaya orang tak dikenal pada 21 September lalu. Namun kabar Ratna
dianiaya baru diketahui secara luas pada Senin (1/10) malam.
Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi,
Nanik Deyang menceritakan kembali apa yang diungkapkan Ratna kepada Prabowo
dalam pertemuan itu.
Merujuk dari pengakuan Ratna, Nanik mengatakan aktivis gerakan
#2019GantiPresiden itu dianiaya oleh tiga orang. Peristiwa terjadi 21 September
lalu di sekitar Bandara Husein Saatranegara, Bandung, Jawa Barat.
Sebelum kejadian, Ratna baru selesai menghadiri suatu
konferensi dengan peserta dari beberapa negara asing di sebuah hotel. Dia lalu
naik taksi dengan peserta dari Sri Lanka dan Malaysia menuju Bandara Husein
Satranegara.
"Mbak Ratna sebetulnya agak curiga saat tiba-tiba taksi
dihentikan agak jauh dari keramaian. Nah saat dua temannya yang dari luar negeri
turun dan berjalan menuju Bandara, Mbak Ratna ditarik tiga orang ke tempat
gelap, dan dihajar habis oleh tiga orang, dan diinjak perutnya," ungkap
Nanik seperti dikutip CNN Indonesia.
Setelah dianiaya, kata Nanik, tubuh Ratna dilempar ke
pinggir jalan aspal. Bagian samping kepala Ratna robek.
Tak lama setelah itu, Ratna yang masih sedikit sadar dibantu
masuk ke dalam mobil oleh sopir taksi.
"Oleh sopir taksi, Mbak Ratna diturunkan di pinggir
jalan di daerah Cimahi," kata Nanik.
Ratna lalu mencoba mencari kendaraan untuk bergegas menuju
rumah sakit.
Dia juga mencoba menghubungi temannya, seorang dokter bedah.
Setelah itu, Ratna mendapat perawatan. Namun dalam rilis yang diterima
CNNIndonesia.com, tidak dijelaskan nama rumah sakit atau lokasi Ratna dirawat.
"Mbak Ratna malam itu juga langsung balik ke
Jakarta," ungkap Nanik.
Kabar penganiayaan Ratna baru diketahui kemarin malam. Kata
Naniek, Ratna sempat mengalami situasi trauma sehingga memilih berdiam diri
selama 10 hari.
"Barulah hari Minggu lalu dia memanggil Fadli Zon ke
rumahnya, dan baru semalam Fadli Zon melaporkan ke Pak Prabowo, dan hari ini di
suatu tempat menemui Pak Prabowo," ujar Naniek.
Ratna adalah seniman yang dikenal vokal terhadap
pemerintahan Joko Widodo. Saat ini dia tergabung dalam BPN Prabowo-Sandi dan
dikenal getol mendukung gerakan #2019GantiPresiden.
Sejumlah politikus dari partai oposisi pun bereaksi. Ketua
DPP PKS Mardani Ali Sera menduga penganiayaan tersebut sebagai upaya untuk
membungkam Ratna dalam berpendapat.
"Saya agak bisa mengambil kesimpulan, ini upaya untuk
membungkam seorang Ratna Sarumpaet. Dan kami bisa pastikan, Kak Ratna dan kami
semua insyaallah akan melawan," ujar Mardani di Gedung DPR, Jakarta.
Terpisah, Kapolrestabes Bandung Kombes Irman Sugema
menegaskan sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan Ratna Sarumpaet
dianiaya.
"Dari jajaran Satreskrim Polrestabes dan Polsek tidak
ada laporan soal dugaan penganiayaan tersebut," tutur Irman di
Mapolrestabes Bandung, Kota Bandung.
Irman menyayangkan Ratna tak melaporkan kepada pihak
kepolisian jika benar ada kejadian penganiayaan.
"Kalau ada kejadian tersebut sebaiknya melaporkan
supaya kepolisian bisa segera melakukan langkah-langkah hukum untuk menindaklanjuti
hal tersebut," katanya.