[Gambar: Ilustrasi] |
CIREBON, SUKABUMINEWS.net – Dampak kemarau cukup
panjang yang dirasakan masyarakat di wilayah III Cirebon
seperti Indramayu, Majalengka, Kuningan, selama hampir enam bualan lebih
akhir-akhir ini mengakibatkan sumber air bersih (sumur atau PDAM) di sejumlah
wilayah tersebut mengalami kekeringan.
Mengalami kejadian tersebut tidak sedikit dari
mereka yang memanfaatkan air solokan atau sungai untuk keperluan mandi, mencuci
pakaian. Bahkan tak jarang ada juga yang menggunakannya untuk dikonsumsi
sebagai air minum.
Air sungai yang nampak kotor itu terpaksa digunakan
warga sebagai kebutuhan. Bagi warga setempat, persoalan kelangkaan air bersih
sudah terbiasa setiap datangnya musim kemarau.
Seperti desa Ujung Semi Kecamatan Gegesik Kabupaten
Cirebon, warga secara gotong royong menggali sumur dipinggiran sungai untuk
mendapatkan rembesan air bersih. Hal ini dilakukan karena air dari Perusahaan Dagang
Air Minum (PDAM) tidak dapat mencukupi kebutuhan warga.
Maisyaroh (49) warga desa Ujung Semi gang Stasiun
Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon, Selasa 25 September 2018 kepada sukabumiNews
mengatakan, dirinya terpaksa memanfaatkan air sungai meskipun kotor. “Dari pada
tidak mandi,” ucapnya.
“Nanti, sampai dirumah saya bilas lagi dengan air galon
isi ulang satu gayung,” tambahnya sambil tersenyum.
Sementara menurut Maisyaroh harga air galon isi
ulang yang semula Rp.6.000/galon, karena sulitnya air bersih berdampak kepada
mahalnya harga air tersebut. “Kini harganya mencapai Rp. 6.000/galon,” keluhnya.
Pantauan sukabumiNews di beberapa daerah di wilayah
III Cirebon, kekeringan yang melanda berimbas pula pada hasil perekonomian masyarakat.
Gagalnya panen padi dan palawija cukup dirasakan oleh para petani di daerah itu.
Masyarakat berharap, pemerintah dapat membantu mengurangi beban kesulitan yang
mereka rasakan saat ini.
Di lain pihak Ahmad Faizyin dari Badan Meteorologi
Klimatoligi dan Geofisika (BMKG) stasiun Jatiwangi Kabupaten Majalengka, ketika
dihubungi sukabumiNews di ruang kerjanya menjelaskan bahwa memang pada tahun 2018
di wilayah III Cirebon sedang terjadi kekeringan ekstrim.
“Sekitar 15 Kecamatan di Kabupaten dan Kota Cirebon,
3 Kecamatan di Majalengka dan Indramayu terdampak krisis kekeringan,”
ungkapnya. Kendati demikian tambah Ahmad Faizyin, PDAM Indramayu masih mampu
melayani kebutuhan air bagi masyarakat.
“Pemda sedang terus berupaya menyediakan air bersih
untuk keperluan masyarakat. Mudah-mudahan dalam waktu dekat di wilayah III
Cirebon, terjadi turun hujan,” pungkasnya.
Pewarta: M. Yadi
Editor: Red.