sukabumiNews.net, JAKARTA - Ijtimak Ulama
merekomendasikan capres Prabowo Subianto dengan cawapres Salim Segaf Al-Jufri
atau Ustaz Abdul Somad. Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra
belum mengambil sikap pasti apakah mendukung atau menolak rekomendasi Ijtimak
Ulama itu.
"Kami belum menentukan sikap apa-apa. Seperti
saya katakan kemarin, koalisi itu harus jelas negosiasinya, harus jelas deal
dan kesepakatannya. Kami tidak ingin ibarat kata pepatah 'disuruh membeli
kucing dalam karung', yang tidak jelas apa jenis dan warna kucingnya,"
kata Yusril, seperti dilansir detikcom, Senin (30/7/2018).
Yusril menjelaskan Ijtimak Ulama bermakna proses
ijtihad berlandaskan Alquran dan hadis. Ijtihad adalah upaya menggunakan
pemikiran untuk menyimpulkan dan memutus sesuatu agar diperoleh kejelasan.
Dia menyampaikan hadis Nabi Muhammad SAW, bila
ijtihad itu benar, orang yang melakukannya mendapatkan dua pahala. Namun bila
ijtihad yang dilakukan orang itu ternyata salah, orang itu tetap mendapatkan
pahala, tapi satu saja pahalanya. Artinya, ijtihad bisa benar dan bisa juga
salah. Yusril kemudian berbicara tentang ketaatan kepada ulil amri. Biasanya
ulil amri biasa dimaknai sebagai pemimpin.
"Ketaatan kepada ulil amri tidaklah mutlak,
melainkan bergantung pada apakah perintah ulil amri itu bersesuaian dengan
perintah Allah dan Rasul," kata Yusril.
"Jika seseorang benar-benar ulama, niscaya dia
akan paham maksud dan makna uraian saya tentang ijtihad. Saya rasa, saya tidak
perlu mengkuliahi para ulama," imbuh Yusril.
Yusril lebih mementingkan perjuangan PBB di Pileg
2019 ketimbang langkahnya menuju Pilpres 2019. Dia bersedia menjadi oposisi.
Sumber: detik.com