Relokasi penduduk telah menjadi ciri umum dari
Perang Suriah selama tujuh tahun, yang telah menewaskan setengah juta orang
sukabumiNews.net, SURIAH - Lebih dari 100 bus pada
hari Rabu tiba untuk mengevakuasi ribuan orang dari dua desa di Suriah dalam
operasi relokasi populasi oposisi di negara barat laut negara itu kemarin,
lapor media.
Desa-desa Syiah al-Foua dan Kefraya akan dikosongkan
dari semua penduduk dan milisi bersenjata mereka, ujar seorang komandan dalam
aliansi regional yang juga pendukung setia Presiden Bashar al-Assad, tulis
Reuters.
Mereka telah dikepung selama bertahun-tahun oleh
milisi mujahidin Sunni di provinsi Idlib di bagian terbesar terakhir yang
dikuasai oposisi Suriah.
Sekitar 7.000 orang akan meninggalkan kedua desa
itu, kata al-Manar TV, yang dijalankan gerakan Syiah Hizbullah Libanon.
Bashar al Assad, didukung Rusia dan Iran terus
melawan oposisi di barat daya, bersumpah untuk memulihkan seluruh negeri,
usnews.com.
Sumber lain mengatakan, relokasi dua desa Syiah sebagai imbalan atas
pembebasan ratusan orang yang ditahan di penjara pemerintah Bashar.
Sumber-sumber kelompok oposisi mengatakan sebelum
ini para pemimpin dari Hai’ah Tahrir Al-Syam (HTS), kelompok militan sekutu
al-Qaeda di Suriah dan Garda Revolusi Iran (IRG) telah bernegosiasi tentang
langkah itu.
“Bus dan ambulan memasuki Desa al-Foua dan Kefraya
untuk membubarkan penduduk yang terkepung,” kata kantor berita SANA.
Relokasi penduduk telah menjadi ciri umum dari
Perang Suriah selama tujuh tahun, yang telah menewaskan setengah juta orang.
Oposisi dan warga sipil telah digusur dari tanah air
mereka ke wilayah oposisi di utara, ketika pasukan pro Bashar maju dengan
bantuan dari Rusia dan Iran.
Pihak oposisi telah mengutuknya sebagai pemindahan
kekuatan sistematis terhadap mereka yang menentang Bashar al Assad, yang
berasal dari sekte Alawiy, sebuah cabang Syiah.
Kekerasan berdarah yang bermula setelah masyarakat
menuntut reformasi politik seiring kebangkitan dunia Arab (Arab Spring) tahun
2011, dilawan Rezim Bashar dengan senjata mematikan.
Pemerintah Suriah juga mengadirkan milisi Syiah
didukung Iran dan Rusia dikerahkan di seluruh wilayah untuk membantu Damaskus
memerangi oposisi, banyak di antaranya mengidentifikasi diri sebagai Muslim
Sunni.(Red*/Hidayatullah)