sukabumiNews.net, SUKABUMI KOTA - Kasus kekerasan seksual
terhadap anak di Kota Sukabumi sejak 4 tahun terakhir, yakni sejak 2014 hingga
2018 menurun sekitar 40 persen. Padahal sebelumnya, kasus tersebut pernah melonjak
hingga memakan korban sebanyak 184 anak. Lonjakan itu diketahui terjadi saat masa
adanya kasus fenomenal pedofil yang dilakukan oleh Emon pada tahun 2014 lalu.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat
( Dalduk KB P3A) Lilis Astri Suryanita kepada sukabumiNews, usai memperingati
Hari Keluarga Nasional ke XXV dan Hari Anak Nasional di Gedung Juang 45 Kota
Sukabumi, beberapa waktu lalu.
Lilis juga menjelaskan semenjak adanya kasus Emon sampai
saat ini pihaknya masih terus melakukan upaya pemulihan dan pengobatan terhadap korban dengan cara
menghilangkan trauma. “Setelah kasus Emon yang mendunia, frekuensi kasus
kekerasan terhadap anak sampai saat ini terus menurun,” ungkapnya.
Adapun tambah Lilis, kasus kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT) di Kota Sukabumi ini jumlahnya tidak banyak. “Ada 4 kasus yang
dilakukan oleh perempuan terhadap laki-laki dengan alasan beragam,” jelas
Kepala Dalduk KB P3A Kota Sukabumi itu.
Namun demikian menurut dia, upaya untuk
meminimalisir jumlah kasus-kasus tersebut terus dilakukan. Bahkan pihaknya bekerja
sama dengan dinas terkait saat ini masih sedang mengkompanyekan program Tree
Bina dan Tree End, dengan melibatkan kader-kader di lapangan
“Tree Bina, yaitu bina keluarga, bina lansis dan
bina remaja. Sedangkan Tree End, adalah mengakhiri kekerasan terhadap perempuan
dan anak, akhiri trafficking dan akhiri kesenjangan akses-akses ekonomi
terhadap perempuan serta menata kembali menejemen keluarga dengan konsep dasar
perencanaan keluarga sebaik-baiknya,” papar dia.
Di akhir perbincangannya Lilis mengingatkan kepada masyarakat
akan pentingnya 8 fungsi benteng di keluarga, yakni mulai dari agama,
pendidikan, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosial dan budaya, ekonomi,
dan lingkungan. (*)
Pewarta: Yaman
Editor: Red.