[Ribuan kendaraan bermotor terpantau memadati tol gate pariwisata di depan Hotel Pondok Dewata, Jalan Kidang Kencana Palabuhanratu]. |
sukabumiNews.net, PALABUHANRATU - Sepanjang pagi
hingga siang pada H+2 Idul Fitri, kawasan pantai di Palabuhanratu dan
sekitarnya dipadati ribuan kendaraan bermotor (ranmor) yang sebagian besar
berasal dari luar daerah seperti Sukabumi, Bogor, Cianjur, Bandung, dan
Jakarta.
Hal itu terlihat dari plat nomor kendaraan dari tunggangan yang
dikendarai para wisatawan tersebut.
Ranmor tersebut membentuk konvoi panjang menuju
lokasi-lokasi objek wisata di kawasan Palabuhanratu seperti Pantai Citepus,
Pantai Karangpapak, Pantai Karanghawu, dan sumber air panas di Cisolok.
"Kawasan Palabuhanratu tetap menarik sebagai
tempat tujuan wisata. Pada hari ketiga Idul Fitri ini, pengunjung berdatangan
ke Palabuhanratu menggunakan kendaraan bermotor. Kebanyakan sepeda motor dari
luar daerah," kata Suryadi, petugas tol gate pariwisata di Jalan Kidang
Kencana Palabuhanratu, Minggu (17/6/2018).
Pantauan di tol gate pariwisata, sejak pagi antrean
kendaraan sudah tampak mengarah ke Cisolok yang datang melalui jalur Sukabumi
maupun Cikidang. Sampai siang hari, kedatangan ranmor tersebut seakan tidak
putus dan terus bertambah hingga terjadi kemadekan arus kendaraan di sekitar
tol gate pariwisata yang didirikan di depan Hotel Pondok Dewata Palabuhanratu.
"Guna menghindari kemacetan serta penumpukan
kendaraan di tol gate, kami memberlakukan sistem buka tutup. Ketika tol gate
dibuka, ranmor dibiarkan lewat dan dilepas begitu saja tanpa harus membayar
retribusi. Pada saat kendaraan sudah agak lenggang, tol gate pariwisata
diberlakukan kembali," ujar Suryadi.
Salah seorang wisatawan asal Bandung, Gunawan yang
ditemui di Pantai Citepus mengatakan, saban tahun pada musim libur Lebaran, dia
bersama keluarga selalu berkunjung ke Palabuhanratu. Menurut dia, selain
alamnya indah, Palabuhanratu mudah dijangkau dari Bandung tanpa harus terjebak
kemacetan.
"Kawasan Palabuhanratu dalam hal penataan sudah
mengalami kemajuan. Kalau bisa fasilitas penunjangnya ditambah seperti tempat
sampah, taman, dan tempat duduk. Selain itu kami mengusulkan, pemungutan
retribusi pariwisata menggunakan sistem satu pintu," kata Gunawan.
Dibadingkan tahun lalu, secara kuantitas, pengunjung
ke Palabuhanratu agak berkurang. Penyebabnya, sebagian pengunjung lebih memilih
berkunjung langsung ke pusat geopark di Ciletuh. Hal itu ditunjang dengan
ketersediaan jalan menuju Ciletuh yang relatif lebih baik dan banyak pilihan.
Apalagi tahun ini Geopark Ciletuh Palabuhanratu telah mendapat sertifikat
UNESCO Global Geoparks. (*)
Pewarta: M. Ridwan
Editor Red.