sukabumiNews.net, JAKARTA - Pro dan kontra tentang
daftar 200 mubaligh atau dai rekomendasi Kementerian Agama RI masih bergulir.
Selain sejumlah dai yang meminta namanya dicopot
dari daftar, ternyata belakangan terungkap fakta mengejutkan, ada mubaligh yang
telah almarhum, serta masuknya nama terpidana korupsi dalam daftar tersebut.
Informasi masuknya nama dai yang sudah almarhum
dalam daftar tersebut, salah satunya dirilis oleh CEO AMI Foundation, Azzam
Mujahid Izzulhaq, melalui akun Facebooknya, Selasa (22/5/2018), pukul 12.37
WIB.
Dalam status FB itu, Azzam Mujahid Izzulhaq
menyebutkan, mubaligh yang telah almarhum tersebut adalah Dr. H. Fathurin Zen,
M.Si.
Namanya ada pada nomor urut 68 dalam daftar 200 nama
Mubaligh/Penceramah Islam Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama RI,
18 Mei 2018.
Daftar Mubaligh yang dirilis Kemenag, nama almarhum
Dr Fathurin Zen ada di nomor urut 68
Azzam menyebut, Ustaz Fathurin meninggal dunia pada,
September 2017 lalu.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Allahummagh
firlahu warhamhu wa 'afihi wa'fu'anhu. Semoga beliau husnul khatimah,
dilapangkan, diterangi, diberikan nikmat kubur sembari menunggu yaumul hisab
dan balasan atas segala kebaikannya di surga-Nya. Lahul Fatihah,” tulis Azzam
Mujahid Izzulhaq dalam status Facebook yang telah 2.679 kali dibagikan itu.
Berikut tulisan lengkap Azzam Mujahid Izzulhaq.
Saya mencoba berbaik sangka kepada Kementerian Agama
Republik Indonesia yg merilis rekomendasi 200 orang Muballigh di Indonesia.
Apalagi, setelah membaca pernyataan saudara Menteri Agama, H. Lukman Hakim
Saifuddin bahwa daftar 200 orang rekomendasi tersebut dibuat secara alamiah
sesuai daftar usulan yg masuk dari pengurus ormas keagamaan, masjid besar dan
lainnya.
Baik jika demikian. Saya pun mencoba secara akan mengundang
Muballigh yg direkomendasikan oleh Kementerian Agama tersebut. Saya pilih
secara acak saja dengan metode 'cap cip cup'. Dan pilihan saya jatuh kepada
NOMOR URUT 68, Al Mukarram Dr. H. Fathurin Zen, M.Si untuk mengisi Khutbah Idul
Fitri di daerah pegunungan tengah Papua yg sangat jarang, bahkan tidak pernah
dikunjungi Muballigh terkemuka. Saya siapkan pesawat terbang khusus untuk
beliau, yg jika perlu saya sendiri yg mengemudikannya.
Saya pun mencari personal kontak beliau melalui
rekan saya di Kantor Kementerian Agama Wilayah. Dan, saya terkaget. Setelah
mendapatkan nomor kontaknya, justru ternyata Dr. H. Fathurin Zen, M.Si telah
wafat sejak September 2017 lalu. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.
Allahummagh firlahu warhamhu wa 'afihi wa'fu'anhu. Semoga beliau husnul
khatimah, dilapangkan, diterangi, diberikat nikmat kubur sembari menunggu
yaumul hisab dan balasan atas segala kebaikannya di surga-Nya. Lahul Fatihah.
Pertanyaannya, jika dipilih secara alami atas dasar
masukan masyarakat. Tapi kok bisa Almarhum yg sudah 9 bulan wafat bisa masuk ke
dalam daftar rekomendasi? Siapa yg merekomendasikannya? Jika ada Muballigh yg
ternyata sudah wafat, jangan-jangan akankah ada Muballigh yg belum lahir sudah
masuk dalam daftar rekomendasi tersebut?
Akhirnya, niat berbaik sangka saya batalkan. Tidak
ada sesuatu pun terjadi di dunia ini karena kebetulan. Cukup sudah. Cukup satu
kali saja.
Saya lanjut beli Dollar dulu saja. Mumpung masih Rp.
10.000,- sejak 2014 lalu. Walau ongkos kirimnya telah naik menjadi Rp. 4.200 -
4.300an.
Kemenag Akan Update
Dikutip dari Kantor Berita Antara, Kepala Biro Humas
Data dan Informasi Kementerian Agama Mastuki mengakui satu nama dalam daftar
200 mubaligh telah meninggal, yaitu Ustaz Fathurin Zen.
"Iya benar. Yang bersangkutan telah
wafat," kata Mastuki saat dikonfirmasi dari Jakarta, Selasa (22/5/2018).
Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan terima kasih
kepada masyarakat yang menyampaikan kabar tersebut.
Atas fakta terkini itu, Kemenag akan melakukan
pemutakhiran daftar mubaligh yang telah dirilis beberapa waktu lalu.
"Saya ucapkan terima kasih kepada masyarakat
yang menyampaikan kabar tersebut. Karena daftar penceramah sifatnya dinamis,
Kementerian Agama akan update," katanya
Mastuki mengatakan nama Fathurin diajukan oleh salah
satu masjid di Ibu Kota sejak beberapa bulan yang lalu.
Usulan mubaligh yang masuk ke Kemenag itu datang
secara berkala dan tidak dalam waktu yang sama.
Beberapa lembaga telah mengusulkan nama itu dalam
waktu tergolong tidak sebentar.
Ustaz Fathurin Zen yang merupakan guru di SMAN 55
Jakarta, meninggal dunia pada tanggal 30 September 2017.
Kemenag mengklarifikasi akan terus melakukan pembaruan
data untuk daftar mubaligh itu dengan terus menyerap aspirasi masyarakat.
Dengan begitu, masyarakat dapat mengusulkan
nama-nama mubaligh untuk masuk daftar resmi penceramah yang direkomendasikan
Kemenag dengan bermitra bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Mantan Terpidana Korupsi
Yang tak kalah mengejutkan masuknya nama mantan
terpidana dalam kasus korupsi sekaligus mantan Menteri Agama, Said Agil Husin
Al Munawar dalam daftar 200 nama mubaligh yang dirilis Kemenag.
Berdasarkan penelusuran Wartakotalive.com, nama Said
Agil Husin Al Munawar berada pada nomor urut 160.
Pada 7 Februari 2006, Said Agil Husin divonis
hukuman 5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat karena dinyatakan
terbukti melakukan korupsi dana Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan
Dana Abadi Umat (DAU) pada tahun 2002-2004.
Penyelewengan BPIH oleh dia mencapai Rp 35,7 miliar,
sedangkan DAU yang diselewengkan mencapai Rp 240,22 miliar.
Menteri Meminta Maaf
Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin
akhirnya meminta maaf atas 'kegaduhan' akibat rilis daftar 200 mubaligh itu.
Menteri Lukman menegaskan bahwa daftar itu dalam
rangka memberi pelayanan atas pertanyaan masyarakat yang membutuhkan nama
mubaligh.
Hal ini dijelaskan politisi Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) tersebut dalam kesempatan live talkshow melalui sebuah
stasiun televisi swasta.
"Ini bukan seleksi, bukan akreditasi, apalagi
standardisasi. Ini cara kami layani permintaan publik," ujar Lukman, Senin
(21/5/2018), seperti dikutip dari laman resmi Kemenag.go.id.
Menurut Lukman, daftar itu juga bukan dalam rangka
memilah-milah penceramah.
Daftar dibuat sesuai dengan usulan beberapa kalangan
yang sudah masuk ke Kementerian Agama dan akan terus diupdate.
Untuk itu, dalam daftaar yang disampaikan,
Kementerian Agama juga menyertakan nomor untuk aplikasi pesan WhatsApp yang
bisa dijadikan sarana menyampaikan masukan.
Nomor telepon tersebut, yakni 08118497492.
"Kami menerima banyak sekali masukan dari
masyarakat. Dengan senang hati kami akan merilis beberapa yang belum masuk.
Kami sudah menyatakan bahwa rilis ini sifatnya dinamis," tuturnya.
"Silakan saja publik menyampaikan. Kami membuka
diri selebarnya untuk menerima masukan," kata Lukman menyambung.
Ditanya apakah ada motif politik dalam rilis
tersebut, dia menegaskan bahwa itu sama sekali tidak ada.
Daftar mubalig dibuat secara alamiah sesuai daftar
usulan yang masuk dari pengurus ormas keagamaan, masjid besar, dan lainnya.
Jika ada mubalig dengan jutaan viewers, tapi belum
masuk dalam daftar, Lukman beralasan karena hal itu semata karena belum masuk
dalam usulan.
"Itu bukti tidak ada motif politik di sini.
Sama sekali tidak ada. Kalau kami berpolitik praktis, maka tentu kami hanya
akan masukkan yang pengikutnya besar saja," ujar Lukman.
Tentang mubalig yang merasa tidak nyaman karena
namanya masuk dalam daftar rilis, Lukman menyampaikan permohonan maaf.