sukabumiNews.net, PRESIDEN Joko Widodo masuk dalam
'Top 500 Muslim' pada tahun ini. Jokowi berada diurutan ke-16 dari total 500
tokoh muslim yang paling berpengaruh dari hasil lembaga survei versi The Royal
Islamic Strategic Studies Centre (RISSC) yang berpusat di Amman, Yordania itu.
Sontak hasil survei ini dielu-elukan para pendukung
Jokowi. Apalagi menjelang Pilpres 2019, tentu hal ini dianggap “madu” yang
layak dijual pendukung Jokowi kepada masyarakat. Misalnya puji-puji yang
dilontarkan Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli
Antoni.
Dalam keterangan pers, Raja Juli merasa aneh dengan
adanya masyakat Indonesia yang tidak mengakui Jokowi sebagai pemimpin
berpengaruh. Padahal, jelas Raja Juli, kepemimpinan Jokowi diakui dunia
intenasional.
Terlepas dari itu, dibanding tahun 2014, peringkat
Jokowi pada 2017 dan 2018 berturut-turut mengalami penurunan. Pada 2014
beberapa saat terpilih sebagai Presiden RI, Jokowi berhasil menempati urutan
ke-11 ‘Top 500 Muslim’. Kemudian pada 2017 mengalami penurunan ke peringkat 13.
Hingga pada 2018 ini turun tiga strip menjadi peringkat 16.
Penurunan peringkat ini semestinya menjadi bahan
evaluasi, bukan malah dijadikan madu-madu manis yang diumbar oleh para pendukung
Jokowi. Siapa pun paham, penurunan peringkat berarti ada persoalan penurunan
prestasi ataupun kinerja. Jika kita simak di dunia pendidikan, penurunan
peringkat kelas seorang siswa sama artinya terjadi penuruan prestasi siswa
tersebut.
Presiden RI sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) juga pernah masuk ‘Top 500 Muslim’ oleh RISSC. Pada 2011, SBY menempati
peringkat 10. Kemudian mengalami kenaikan satu strip pada 2012, yakni menempati
peringkat 9.
Patutnya pendukung Jokowi tak perlu jumawa dengan
hasil survei RISSC yang nyatanya mengalami penurunan peringkat. Apalagi sampai
membandingkan dengan lawan politik Jokowi yang memang belum pernah masuk
sebagai Top 500 Muslim. Jika mau membandingkan ya dengan SBY yang berstatus
sebagai Presiden RI sebelumnya. Bisa dikatakan prestasi SBY dalam survei RISSC
lebih mengkilap dari Jokowi.
Atau bandingkan dengan kepemimpinan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang pada 2018 ini menempati peringkat 5 Top 500 Muslim. Tapi, menandingi SBY yang sama-sama ngurus Indonesia saja belum mampu, apalagi menandingi Erdogan.
Perlu diketahui pula, RISSC yang telah melakukan
survei delapan tahun lalu ini kedepannya hampir bisa dipastikan terus memasukan
Presiden Indonesia sebagai tokoh Muslim berpengaruh. Mungkin lain cerita jika
Presiden RI kedepannya dari kalangan non-muslim.
Sumber: voa-islam.com