sukabumiNews.net, BANDUNG - Ketua Dewan Syura Jurnalis
Islam Bersatu (JITU), Ubaydillah Salman mengatakan, dalam kode etik JITU,
jurnalis Muslim tidak bisa menerima pemberian uang dari narasumber. Hal itu ungkapkan
Ubaidillah saat ia menjadi pembicara pada gelaran acara daurah penerimaan anggota
JITU di Bandung, belum lama ini dengan mengangkat tema “Menjadi Jurnalis Muslim
Berkarakter”.
“Jurnalis Muslim harus punya integritas,” ujar Jurnalis
senior yang biasa disapa Bang Ubay, seperti dikutip sukabumiNews dari Panjimas,
Senin (21/5).
Dalam bahasannya dia pun memaparkan terkait kode
etik jurnalis Muslim yang menurutnya telah mendapat apresiasi banyak pihak.
“Dalam menyusun kode etik, JITU berkonsultasi dengan
ulama. Pasal-pasal yang terkandung di dalamnya pun seluruhnya bersumber dari
Al-Quran dan hadits,” tutur Ubay.
Bang Ubay juga bercerita mengenai tawaran-tawaran
menggiurkan yang disodorkan kepadanya ketika masih menjadi pemimpin redaksi
majalah yang masyhur di tahun 90-an, Sabili.
Para peserta daurah pun tampak setuju dengan pesan
Bang Ubay bahwa seorang jurnalis Muslim harus memiliki integritas dan tak
tergiur hanya dengan iming-iming duniawi (uang, red).
Lebih dari 20 jurnalis dari media cetak dan daring
sangat antusias mencatat dan menggali pengalaman dan ilmu dari para pemateri.
Daurah yang berlangsung di gedung Daarut Tauhid,
Gegerkalong, Bandung itu juga menghadirkan jurnalis senior lain diantaranya redaktur
kantor berita Anadolu Agency sekaligus Ketua Umum JITU Muhammad Pizaro,
Redaktur Pelaksana Hidayatullah.com Cholis Akbar, jurnalis zona merah Arta
Wijaya, dan jurnalis yang menjadi korban penembakan tentara Zionis di kapal
Mavi Marmara Surya Fachrizal.
Ketua pelaksana Hilman Indrawan mengungkapkan,
seleksi peserta pada daurah kali ini lebih diperketat dan berorientasi
pembangunan kualitas.
“Dalam dauroh ini akan dibincangkan dan
memperkenalkan apa itu JITU dan akan memberikan pemahaman tentang bagaimana
menjadi jurnalis muslim yang berkarakter,” ungkap Hilman.
Editor: Red*