sukabumiNews.net, JAKARTA- Aksi Bebaskan Baitul
Maqdis dari zionis Israel, yang digelar oleh umat Islam Indonesia di Monas,
Jakarta, Jumat (11/5), merupakan amanat konstitusi.
“Atas nama rakyat Indonesia, kami menjalankan amanat
dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 bahwa penjajahan di atas muka bumi
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan,”
kata anggota Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama, Bachtiar
Nasir, dalam aksi itu.
Aksi diselenggarakan sebagai bentuk protes atas
pemindahan ibu kota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem yang selama ini menjadi
ibu kota Palestina. Pemindahan ibu kota itu didukung oleh AS dan Presiden AS
Donald Trump memindahkan Kedubes AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pemindahan ibu kota itu juga diprotes dalam Resolusi
Majelis Umum PBB. Pemindahan ibu kota itu juga berdampak pada konflik baru
antara Palestina dan Israel yang banyak menelan korban jiwa dan luka-luka dari
rakyat Palestina.
Pemerintah Amerika Serikat akan meresmikan pembukaan
Kedubes AS di Yerusalem atau di Al Quds Asysyarif pada 14 Mei 2018, di mana
Baitul Maqdis yang merupakan tempat suci bagi umat Islam berada.
Bachtiar Nasir menambahkan bahwa atas nama rakyat
Indonesia, menuntut Trump untuk tidak semena-mena, untuk memperhatikan rasa
keadilan dunia, dan untuk menjaga perdamaian dunia.
Keputusan pemindahan ibu kota dan Kedubes AS itu,
katanya, telah menistakan umat Islam karena merupakan bentuk pengakuan Israel
yang telah menjajah Palestina selama lebih dari 70 tahun dengan membunuh dan
mengusir jutaan rakyat Palestina dari Tanah Air mereka sejak perang 1948 hingga
sekarang.
Dia menegaskan aksi tersebut merupakan upaya
meneruskan perjuangan para pemimpin bangsa yang pada Konferensi Asia Afrik 1955
di Bandung yang menyatakan pembebasan Palestina dari penjajahan.
“Kami menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia
agar bersungguh-sungguh memperjuangkan amanat Undang Undang Dasar 1945 dan
meneruskan perjuangan para pemimpin di Konferensi Asia Afrika,” katanya.
Kegiatan aksi itu diawali dengan Shalat Subuh
berjamaah di dua tempat, yakni di Masjid Istiqlal dan lapangan Monas.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pembacaan Al
Quran oleh 1.000 penghafal Al Quran.
Dia menjelaskan bahwa kehadiran lebih dari 1.000
penghafal Al Quran di kegiatan aksi tersebut yang membaca Surat Al Isra dan Al
Kahfi diharapkan dapat memperkuat semangat perjuangan Umat Islam di Indonesia
dalam membela Palestina, khusunya membebaskan Baitul Maqdis dari penjajahan
Israel.
“Surat Al Kahfi disunnahkan untuk dibaca pada hari
Jumat, sedangkan Surat Al Isra dibacakan untuk menyemangati perjuangan kita,”
kata Bachtiar, seraya menambahkan bahwa penghafal Al Quran tersebut merupakan
para juara pembacaan dan penghafal Al Quran di tingkat intenasional.
Dia menegaskan bahwa aksi pembebasan Baitul Maqdis
diperkirakan diikuti oleh satu juta uma Muslim dan terlepas dari agenda politik
apa pun, baik yang berkaitan dengan pilkada, pemilihan legislatif maupun
pemilihan presiden.
“Tidak ada atribut partai politik dalam aksi ini.
Yang ada hanyalah bendera Merah Putih dan bendera Palestina,” kata Bachtiar.
Selain di Monas, sejumlah peserta aksi akan
mendatangi Kedutaan Besar AS di Jalan Medan Merdeka Selatan yang berada tepat
di seberang Monas guna menyampaikan tuntutan dan kecaman umat Islam atas
rencana pembukaan Kedubes mereka di Al Quds Asysyarif.
Aksi Bela Baitul Maqdis di Jakarta akan ditutup
setelah Salat Jumat yang digelar di Monas. (Red*)
Sumber: Abadikini