[PHOTO: Setelah mengalami gangguan akibat bekerjanya sistem proteksi pembangkit yang dipicu gangguan pada gardu induk, PLTU Palabuhanratu dapat bekerja dan berfungsi kembali dengan normal]. |
sukabumiNews, PALABUHANRATU - Ketua Lembaga
Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Pandawa Lima, Berly Lesmana
mendesak manajemen PLTU Palabuhanratu untuk melakukan audit peralatan secara
menyeluruh guna mencari penyebab munculnya suara bergemuruh yang menggemparkan
warga. Dia tidak puas dengan penjelasan yang disampaikan Humas PT. Indonesia
Power - PLTU Palabuhanratu.
"Kami kecewa dengan penjelasan dari pihak
manajemen terkait penyebab munculnya suara bergumuruh di PLTU Palabuhanratu.
Penjelasan mereka tidak tuntas," kata Berly kepada wartawan di
sekretariatnya di Jalan Batu Sapi Palabuhanratu, Kamis (8/2/2018).
Suara bergemuruh yang dimaksudkan Berly terjadi pada
Minggu (4/2/2018) dini hari sekitar pukul 01.03 WIB. Masyarakat terkaget-kaget
mendengar suara tersebut sampai mereka berhamburan ke luar rumah. Begitu
kerasnya suara bergemuruh, masyarakat menyangka itu suara ombak dari laut.
Semua warga di tiga kecamatan yaitu Palabuhanratu,
Simpenan, dan Cikakak dapat mendengar bunyi bergemuruh dari lokasi PLTU itu.
Suara tersebut terdengar hingga jarak 12 kilometer.
Keesokan harinya, Irwanto menjelaskan, bunyi
tersebut ditimbulkan oleh bekerjanya sistem proteksi pembangkit akibat gangguan
pada jaringan listrik dan gardu induk. Penyebabnya bukan kebakaran atau
kerusakan pada mesin. Sistem proteksi bekerja untuk mengatasi gangguan pasokan
listrik sehingga menimbulkan bunyi seperti itu.
Berly bersama beberapa rekannya telah berdialog
dengan Irwanto membahas asal-usul bunyi yang menghebohkan tersebut. Dari dialog
itu, Berly tidak mendapatkan penjelasan yang memuaskan dan menjelaskan misteri
di balik suara bergemuruh.
"Penjelasan dari pihak PLTU datar-datar saja
dan normatif. Padahal kejadian ini sempat menghebohkan dan membuat panik
masyarakat. Seharusnya ada penjelasan yang mendetail dan masuk akal," ujar
dia.