sukabumiNews.net, BIREUEN - Cristian Andrean Zigas Pasaribu (31), pemuda asal Halat Medan Jaya, Sumatera Utara (Sumut) resmi memeluk agama Islam.
Ia disyahadatkan oleh Pimpinan Dayah Darussa’adah Cabang Cot Tarom Jeumpa, Tgk H Muhammad Ishak (Abon Cot Tarom) di Masjid Agung Sultan Jeumpa, Bireuen, Selasa (21/11/2017) usai Salat Magrib.
Ia disyahadatkan oleh Pimpinan Dayah Darussa’adah Cabang Cot Tarom Jeumpa, Tgk H Muhammad Ishak (Abon Cot Tarom) di Masjid Agung Sultan Jeumpa, Bireuen, Selasa (21/11/2017) usai Salat Magrib.
Pensyahadatan pemuda lajang tersebut turut disaksikan Imam Besar Masjid Agung Sultan Jeumpa, Tgk H Jamaluddin Idris, Bilal Masjid Tgk Muhammad Jafar, serta para jamaah Salat Magrib.
Usai mengucapkan dua kalimat syahadat, Cristian Andrean Zigas Pasaribu yang mengaku putra kedua dari seorang pendeta di Medan itu berganti nama menjadi Muhammad Zaky Pasaribu.
Sebelumnya, Muhammad Zaky Pasaribu menganut agama Nasrani (Katholik).
Ia mengaku masuk Islam tanpa ada paksaan dari pihak mana pun.
"Saya sudah lama berniat memeluk agama Islam yaitu sejak masih kelas I SMK Negeri 2 Mandala Medan. Sudah beberapa kali ingin masuk Islam selalu gagal karena dikejar-kejar oleh ayah saya yang juga seorang pendeta di Halat Medan Jaya," kata Muhammad Zaky, seperti dikutip sukabumiNews dari Tribun Jambi, Kamis (23/11/2017)
Dia mengaku sangat senang sudah bisa memeluk Islam dengan nyaman dan damai di Bireuen.
"Saya akan belajar tentang agama Islam di Bireuen. Saya memeluk Islam tanpa ada paksaan dari siapa pun, tulus niat saya masuk Islam," ujar Muhammad Zaky yang sebelumnya bekerja sebagai montir di bengkel orang tuanya di Medan.
Pimpinan Dayah Darussa’adah Cabang Cot Tarom Jeumpa, Tgk H Muhammad Ishak (Abon Cot Tarom) mengharapkan, Muhammad Zaky yang sudah sah memeluk Islam menjadi tanggung jawab bersama umat Islam untuk membimbingnya.
"Ini merupakan fardhu kifayah bagi kita umat Islam untuk menerima dan membimbing Muhammad Zaky dan orang-orang lain yang ingin memeluk agama Islam," kata Abon.
Bilal Masjid Agung Sultan Jeumpa, Tgk M Jafar menambahkan, untuk sementara waktu, Muhammad Zaky akan menetap di Masjid Agung sembari belajar tentang Islam.
"Muhammad Zaky sementara kita tampung di Masjid Agung sambil belajar Alquran, kitab dan ilmu-ilmu agama Islam lainnya," kata Tgk Jafar. RED*
Pakar Islam Dunia Berkumpul di Indonesia
Sejumlah pakar dunia tertarik mengkaji kehidupan umat Islam di Indonesia.
sukabumiNews, TANGGERANG - Sejumlah pakar Islam dunia tengah berkumpul di ICE BSD. Mereka akan terlibat dalam dua agenda besar, yaitu Konferensi Internasional Tahunan tentang Studi Islam (Annual International Conference on Islamic Studies/AICIS) dan Konferensi International Studi Pesantren (International Conference on Pesantren Studies).
"Semoga forum ini mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan studi-studi keislaman dalam rangka mengembangkan peradaban bangsa," ujar Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, dalam pembukaan acara tersebut, Selasa malam, 21 November 2017.
Para pakar tersebut tertarik untuk mengkaji kondisi beragama umat Islam di Indonesia, yang dinilai dapat menjadi contoh ideal tentang Islam moderat, toleran, dan demokratis.
Dua agenda besar tersebut akan diisi sejumlah kegiatan dengan subtema seperti 'Integration of Islam and Science', 'Religion, Environment, and Biodiversity', 'Sufism, Spirituality and Mental Healt', 'Transnational Islam and the Threat of Radicalism', 'Ethno-Religious Violence and Conflict Resolution', 'Sharia, Identity Politics and Citizenship', 'Knowledge Production, Education and Media', 'Religion and Popular Culture', dan 'Philosophy, Sacred Texts and Practices of Truth'.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, mengatakan, gelaran ini juga melibatkan sejumlah pesantren di Tanah Air. Mereka akan menampilkan kekhasan masing-masing yang sesuai dengan konteks budaya Indonesia.
" Salah satu kontribusi yang paing fundamental dari pendidikan Islam Indonesia adalah berhasil mengkonsolidasikan nilai-nilai demokrasi dalam proses berbangsa dan bernegara," ujar Amin. RED*
Usai mengucapkan dua kalimat syahadat, Cristian Andrean Zigas Pasaribu yang mengaku putra kedua dari seorang pendeta di Medan itu berganti nama menjadi Muhammad Zaky Pasaribu.
Sebelumnya, Muhammad Zaky Pasaribu menganut agama Nasrani (Katholik).
Ia mengaku masuk Islam tanpa ada paksaan dari pihak mana pun.
"Saya sudah lama berniat memeluk agama Islam yaitu sejak masih kelas I SMK Negeri 2 Mandala Medan. Sudah beberapa kali ingin masuk Islam selalu gagal karena dikejar-kejar oleh ayah saya yang juga seorang pendeta di Halat Medan Jaya," kata Muhammad Zaky, seperti dikutip sukabumiNews dari Tribun Jambi, Kamis (23/11/2017)
Dia mengaku sangat senang sudah bisa memeluk Islam dengan nyaman dan damai di Bireuen.
"Saya akan belajar tentang agama Islam di Bireuen. Saya memeluk Islam tanpa ada paksaan dari siapa pun, tulus niat saya masuk Islam," ujar Muhammad Zaky yang sebelumnya bekerja sebagai montir di bengkel orang tuanya di Medan.
Pimpinan Dayah Darussa’adah Cabang Cot Tarom Jeumpa, Tgk H Muhammad Ishak (Abon Cot Tarom) mengharapkan, Muhammad Zaky yang sudah sah memeluk Islam menjadi tanggung jawab bersama umat Islam untuk membimbingnya.
"Ini merupakan fardhu kifayah bagi kita umat Islam untuk menerima dan membimbing Muhammad Zaky dan orang-orang lain yang ingin memeluk agama Islam," kata Abon.
Bilal Masjid Agung Sultan Jeumpa, Tgk M Jafar menambahkan, untuk sementara waktu, Muhammad Zaky akan menetap di Masjid Agung sembari belajar tentang Islam.
"Muhammad Zaky sementara kita tampung di Masjid Agung sambil belajar Alquran, kitab dan ilmu-ilmu agama Islam lainnya," kata Tgk Jafar. RED*
Pakar Islam Dunia Berkumpul di Indonesia
Sejumlah pakar dunia tertarik mengkaji kehidupan umat Islam di Indonesia.
sukabumiNews, TANGGERANG - Sejumlah pakar Islam dunia tengah berkumpul di ICE BSD. Mereka akan terlibat dalam dua agenda besar, yaitu Konferensi Internasional Tahunan tentang Studi Islam (Annual International Conference on Islamic Studies/AICIS) dan Konferensi International Studi Pesantren (International Conference on Pesantren Studies).
"Semoga forum ini mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan studi-studi keislaman dalam rangka mengembangkan peradaban bangsa," ujar Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, dalam pembukaan acara tersebut, Selasa malam, 21 November 2017.
Para pakar tersebut tertarik untuk mengkaji kondisi beragama umat Islam di Indonesia, yang dinilai dapat menjadi contoh ideal tentang Islam moderat, toleran, dan demokratis.
Dua agenda besar tersebut akan diisi sejumlah kegiatan dengan subtema seperti 'Integration of Islam and Science', 'Religion, Environment, and Biodiversity', 'Sufism, Spirituality and Mental Healt', 'Transnational Islam and the Threat of Radicalism', 'Ethno-Religious Violence and Conflict Resolution', 'Sharia, Identity Politics and Citizenship', 'Knowledge Production, Education and Media', 'Religion and Popular Culture', dan 'Philosophy, Sacred Texts and Practices of Truth'.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, mengatakan, gelaran ini juga melibatkan sejumlah pesantren di Tanah Air. Mereka akan menampilkan kekhasan masing-masing yang sesuai dengan konteks budaya Indonesia.
" Salah satu kontribusi yang paing fundamental dari pendidikan Islam Indonesia adalah berhasil mengkonsolidasikan nilai-nilai demokrasi dalam proses berbangsa dan bernegara," ujar Amin. RED*