Sejumlah pakar dunia tertarik mengkaji kehidupan umat Islam di Indonesia.
sukabumiNews, TANGGERANG - Sejumlah pakar Islam dunia tengah berkumpul di ICE BSD. Mereka akan terlibat dalam dua agenda besar, yaitu Konferensi Internasional Tahunan tentang Studi Islam (Annual International Conference on Islamic Studies/AICIS) dan Konferensi International Studi Pesantren (International Conference on Pesantren Studies).
"Semoga forum ini mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan studi-studi keislaman dalam rangka mengembangkan peradaban bangsa," ujar Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, dalam pembukaan acara tersebut, Selasa malam, 21 November 2017.
Para pakar tersebut tertarik untuk mengkaji kondisi beragama umat Islam di Indonesia, yang dinilai dapat menjadi contoh ideal tentang Islam moderat, toleran, dan demokratis.
Dua agenda besar tersebut akan diisi sejumlah kegiatan dengan subtema seperti 'Integration of Islam and Science', 'Religion, Environment, and Biodiversity', 'Sufism, Spirituality and Mental Healt', 'Transnational Islam and the Threat of Radicalism', 'Ethno-Religious Violence and Conflict Resolution', 'Sharia, Identity Politics and Citizenship', 'Knowledge Production, Education and Media', 'Religion and Popular Culture', dan 'Philosophy, Sacred Texts and Practices of Truth'.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, mengatakan, gelaran ini juga melibatkan sejumlah pesantren di Tanah Air. Mereka akan menampilkan kekhasan masing-masing yang sesuai dengan konteks budaya Indonesia.
" Salah satu kontribusi yang paing fundamental dari pendidikan Islam Indonesia adalah berhasil mengkonsolidasikan nilai-nilai demokrasi dalam proses berbangsa dan bernegara," ujar Amin. RED/Dream*
sukabumiNews, TANGGERANG - Sejumlah pakar Islam dunia tengah berkumpul di ICE BSD. Mereka akan terlibat dalam dua agenda besar, yaitu Konferensi Internasional Tahunan tentang Studi Islam (Annual International Conference on Islamic Studies/AICIS) dan Konferensi International Studi Pesantren (International Conference on Pesantren Studies).
"Semoga forum ini mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan studi-studi keislaman dalam rangka mengembangkan peradaban bangsa," ujar Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, dalam pembukaan acara tersebut, Selasa malam, 21 November 2017.
Para pakar tersebut tertarik untuk mengkaji kondisi beragama umat Islam di Indonesia, yang dinilai dapat menjadi contoh ideal tentang Islam moderat, toleran, dan demokratis.
Dua agenda besar tersebut akan diisi sejumlah kegiatan dengan subtema seperti 'Integration of Islam and Science', 'Religion, Environment, and Biodiversity', 'Sufism, Spirituality and Mental Healt', 'Transnational Islam and the Threat of Radicalism', 'Ethno-Religious Violence and Conflict Resolution', 'Sharia, Identity Politics and Citizenship', 'Knowledge Production, Education and Media', 'Religion and Popular Culture', dan 'Philosophy, Sacred Texts and Practices of Truth'.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, mengatakan, gelaran ini juga melibatkan sejumlah pesantren di Tanah Air. Mereka akan menampilkan kekhasan masing-masing yang sesuai dengan konteks budaya Indonesia.
" Salah satu kontribusi yang paing fundamental dari pendidikan Islam Indonesia adalah berhasil mengkonsolidasikan nilai-nilai demokrasi dalam proses berbangsa dan bernegara," ujar Amin. RED/Dream*