TIDAK kita sangkal lagi bahwa penulis sejarah adalah
kelompok pemenang. Sejarah-sejarah peradaban Islam banyak ditulis di masa
Dinasti Abbasiyah sebagai pemenang di periode pertengahan sejarah peradaban
Islam. Dan di era modern ini sejarah ditulis oleh Barat sebagai pihak pemenang
dan menguasai berbagai media informasi.
Namun sejarawan di masa Abbasiyah sangat jauh
berbeda dengan sejarawan Barat di era modern ini. Di masa Abbasiyah sisi
objektivitas dan keotentikan sejarah lebih dikedepankan daripada sejarawan
Barat. Barat yang menguasai hegemoni abad modern nyaris menutupi kelemahan
mereka di abad pertengahan dan tingginya peradaban Islam di masa tersebut.
Di antaranya adalah kontroversi ekspedisi yang
dilakukan oleh Columbus. Pelaut yang bernama lengkap Christopher Columbus atau
dengan nama Italia-nya Cristoforo Colombo diklaim sebagai orang pertama yang
mengarungi jalur Atlantik lalu menemukan benua Amerika. Hal ini selama ratusan
tahun masih dianggap sebuah fakta yang tak terbantahkan. Benarkah demikian?
Analisis berikut ini mencoba menguraikan dan mengkritisi teori tersebut.
Tentu saja tidak perlu diragukan lagi yang pertama
kali datang menemukan benua Amerika adalah nenek moyang asli bangsa Amerika.
Mereka mungkin menyeberang ke Amerika melalui Rusia dan Alaska sekitar 12.000
tahun yang lalu. Diskusi penemuan benua Amerika oleh orang-orang Eropa, Afrika,
atau Asia, sebenarnya adalah penghinaan terhadap sejarah masyarakat asli benua
tersebut. Keberanian dan sejarah mereka sangat tidak dihargai dan tidak dinilai
apabila teori Columbus sebagai penemu benua Amerika adalah fakta yang hakiki.
Columbus hidup di zaman dimana orang-orang berasumsi
bahwa bumi ini datar. Padahal sejak lama Aristoteles dan Pythagoras
mengeluarkan sebuah teori bahwa bumi itu berputar. Demikian juga di masa
kejayaan Islam (750-1100-an M) ilmuwan-ilmuwan Islam meyakini bumi itu bulat.
Teori Arab dan Muslim Spanyol
Seorang sejarawan dan ahli geografi muslim, Abu
Hasan al-Mas’udi pada tahun 956 menulis perjalanan muslim Spanyol di tahun 889
M. Eskpedisi pelayaran muslim Spanyol di tahun itu bertolak dari pelabuhan
Delba (pelabuhan yang sama dengan start ekspedisi Columbus), dan berlayar
selama berbulan-bulan ke arah Barat. Lalu mereka menemukan sebuah daratan yang
sangat luas dan mereka pun berniaga dengan penduduk asli di daerah tersebut,
setelah itu kembali lagi ke Eropa. Al-Mas’udi menggambarkan tanah tersebut
dalam petanya yang sangat fenomenal, ia menyebut daratan tersebut dengan
“Daratan yang Tidak Diketahui” atau daratan tanpa nama.
Tercatat muslim Spanyol telah dua kali mengadakan
ekspedisi ke Amerika. Pertama, pada tahun 999 M oleh Ibnu Farrukh dari Granada
dan yang kedua oleh al-Idrisi pada tahun 1100 M. Al-Idrisi mencatat sekelompok
kaum muslimin berlayar kea rah Barat dari Lisbon selama 31 hari dan berlabuh di
sebuah pulau di Karibia. Mereka ditawan oleh penduduk asli Amerika di kepulauan
tersebut selama beberapa hari. Setelah beberapa hari mereka pun dibebaskan
karena negosiasi dengan perantara salah seorang penduduk setempat yang memahami
bahasa Arab. Mereka pun kembali ke al-Andalus kemudian menceritakan apa yang
mereka alami. Poin menarik dari kejadian ini adalah adanya penduduk setempat
yang memahami bahasa Arab. Tentu saja hal ini menunjukkan sering terjadi kontak
antara penduduk setempat (Amerika) dengan orang-orang Arab.
Ada sebuah teori yang menyatakan bahwa kaum muslimin
datang ke benua Amerika menyebrangi kegelapan Samudera Atlantik 400 atau 500
tahun sebelum kedatangan Columbus. Hal ini diindikasikan dengan kemampuan
pemetaan, citra geografis, dan astronomi yang mumpuni di kalangan kaum
muslimin. Umat Islam telah mengeluarkan teori bumi itu berputar seperti bola
sebagaimana Ibnu Khardzabah (242 H/885 H) dan Ibnu Rustah (290 H/903 M),
termasuk Khalifah Abbasiyah, al-Makmun.
Teori Afrika Barat
Ada bagian dunia Islam lainnya yang telah mengadakan
kontak dengan orang-orang di benua Amerika sebelum Columbus. Di Afrika Barat
ada sebuah kerajaan yang sangat kaya dan memiliki kekuatan besar yaitu kerjaan
Mali dengan raja yang paling terkenal Mansa (raja) Musa. Sebelum Raja Musa,
Mali dipimpin oleh saudaranya yang bernama Abu Bakar. Abu Bakar pernah mengirim
400 kapal menjelajahi Samudera Atlantik, namun dari jumlah yang besar tersebut
hanya satu kapal saja yang berhasil kembali. Kapal tersebut melaporkan bahwa di
seberang lautan sana ada sebuah daratan yang luas. Mendengar kabar tersebut,
Mansa Abu Bakar pun melakukan ekspedisi dengan 2000 awak kapalnya menuju daerah
tersebut namun setelah itu kabar mereka tidak pernah terdengar lagi.
Meskipun tidak ada catatan spesifik hasil dari
pelayaran tersebut, namun di Amerika ada bukti yang kuat mengenai kedatangan
mereka. Ada situs arkeologi di daerah Amerika Utara dan Amerika Selatan yang
menunjukkan bahwa orang-orang Mali pernah datang ke wilayah tersebut. Orang
Spanyol saat datang menjajah wilayah Amerika, mereka menemukan prasasti di
wilayah Brasil dengan bahasa Mandika (bahasa Mali). Lebih dari itu, prasasti
dalam bahasa Mandika juga ditemukan di wilayah Amerika Serikat; di wilayah
Misissipi dan Arizona. Di Arizona prasasti tersebut mengabarkan tentang
gajah-gajah sakit, padahal gajah bukanlah hewan asli Amerika. Ini pun menjadi
indikasi kesuksesan perjalanan Mansa Abu Bakar menuju daratan Amerika.
Teori Dinasti Utsmaniyah
Pada tahun 1929, terdapat sebuah penemuan yang cukup
fenomenal di Istanbul. Pada tahun itu ditemukan sebuah peta yang dibuat pada
tahun 1513 oleh seorang kartografer Dinasti Utsmani, Piri Reis. Reis menyatakan
bahwa peta yang dibuatnya itu berdasarkan sumber-sumber di masa lalu, yaitu
peta Yunani dan Arab kuno, termasuk peta yang berdasarkan ekspedisi yang
dilakukan oleh Columbus yang berlayar 21 tahun sebelumnya. Yang luar biasa dari
peta ini adalah tingkat kedetailannya sehingga memaksa para sejarawan melakukan
penelitian ulang tentang teori ekspedisi Columbus.
Peta tersebut dengan jelas menunjukkan pantai Timur
Amerika Selatan. Pantai Brasil juga ditampilkan dengan detail yang luar biasa,
disertai dengan tingkat akurasi yang tinggi letak-letak sungainya. Meskipun
Reis menjadikan ekspedisi Columbus sebagai sumber primernya, namun Columbus
tidak pernah menginjakkan kakinya di wilayah Amerika Selatan sehingga
catatan-catatan ekspedisi kaum muslimin pun menjadi bagian penting dari peta
karyanya. Selain itu peta Reis juga mencatumkan gambar Pegunungan Andes yang
tidak tersentuh oleh eksplorer Eropa hingga tahun 1520-an, satu decade penuh
setelah gambar peta Reis.
Peta Reis dengan sumber-sumber klasik yang ia
gunakan menunjukkan penguasaannya yang mapan mengenai benua Amerika. Peta
karyanya juga merupakan bukti fisik terkuat mengani ekspedisi-ekspedisi kaum
mulimin jauh sebelum ekspedisi Columbus.
Catatan Columbus
Data-data historis di atas adalah bukti shahih yang
menunjukkan ekspedisi kaum muslimin dilakukan sebelum keberhasilan Columbus
menginjakkan kakinya ke benua Amerika di tahun 1492, bahkan mungkin Columbus
sendiri mengetahui bahwa dirinya bukanlah orang yang pertama melakukan hal itu.
Columbus berlayar dari Spanyol di tahun yang sama dengan runtuhnya dinasti
Islam terakhir di tanah Iberia. Selain itu banyak masyarakat Iberia yang
beragama Islam dan sangat mengenal sejarah masa keemasan Islam. Pelayaran Columbus
juga banyak diawaki oleh orang-orang Islam yang dipaksa memeluk Katolik atau
dibunuh, Columbus pun bisa dengan mudah mendengar kisah tentang dunia baru
tersebut lalu terinspirasi untuk menuju ke sana.
Setelah Columbus tiba di Amerika, ia mencatat beberapa
hal syi’ar-syi’ar Islam di daerah tersebut. Ia berkomentar mengenai emas yang
dimiliki oleh penduduk asli, dibuat dengan paduan dan tata cara yang sama
dengan yang dibuat oleh kaum mulimin dari Afrika Barat. Columbus juga
mencatatat bahwa kata asli untuk emas di daerah tersebut disebut dengan
ghunain, yang sangat mirip dengan bahasa Mandika untuk menyebut kata emas,
yaitu ghanin, sangat mirip sekali dengan bahasa Arab ghina yang berarti
kekayaan.
Catatan Columbus juga mengisahkan adanya sebuah
kapal di tahun 1498 yang memuat banyak barang dagangan yang diawaki oleh
orang-orang Afrika yang menurut keterangan penduduk asli mereka adalah mitra
dagang penduduk lokal.
Kesimpulan
Jelas, teori yang menyatakan bahawa Columbus adalah
orang yang pertama menjelajahi Samudera Atlantik dan menginjakkan kaki di benua
Amerika adalah teori lama yang belum diuji. Tidak dipungkiri bahwa era Columbus
adalah waktu yang sangat penting dalam sejarah dunia yang mengubah cara hidup
di benua Amerika dan Eropa. Namun untuk dikatakan bahwa ia adalah orang yang
pertama menginjakkan kaki di benua Amerika adalah teori yang sangat lemah.
Eksistensi orang-orang Arab, Afrika Barat, dan Utsmani di daerah tersebut jauh
sebelum kedatangan Columbus dan orang-orang Kristen Eropa. Teori-teori yang
menyatakan bahwa Columbus adalah orang yang pertama datang ke tanah tersebut
bukanlah menjadi fakta final. Teori tersebut masih sangat perlu diuji dan
dibenturkan dengan teori Arab, Afrika Barat, dan Utsmani.
Nurfitri Hadi, M.A. - kisahmuslim.com
Sumber: Ilamedia.id