Pengertian hijrah
-- Karena kita baru
saja memasuki tahun hijriyah 1439, kita diskusi tentang makna hijrah yuk, semoga saja menambah
wawasan kita.
Secara bahasa,
hijrah memiliki arti: pindah ke tempat lain guna mencari keselamatan diri dan
mempertahankan akidah (QS an Nisa: 100). Dalam arti ini termasuk hijrahnya
Rasulullah dan para sahabatnya ke Yatsrib untuk menghindari upaya orang Quraisy
memenjarakan, mengusir atau membunuh beliau (QS al Anfal: 30). Jadi hijrah
bermakna pindah atau menjauhkan diri. Ini juga yang dilakukan Luth AS ketika
menghadapi penyakit penyimpangan seksual kaumnya (QS al Ankabut: 26).
Dalam
pelaksanaannya, hijrah ini terbagi dalam dua bagian : hijrah makaniyyah dan hijrah maknawiyyah. Yang pertama
bersifat fisik; yang kedua non fisik. Yang pertama dalam bentuk perpindahan
rumah atau tempat tinggal ke tempat baru, sementara yang kedua lebih merujuk
pada terjadinya perubahan sikap mental.
Hijrah maknawiyyah, meliputi:
1. Hijrah i'tiqaadiyyah : berubahnya
keyakinan seorang muslim menjadi lebih baik. Ia benar-benar menjauhkan dirinya
dari segala bentuk syirik. Hijrah ini
amaliyahnya: alhijratu minas syirki ilal ikhlas; minal kufri ilal iimaan. Ia
menyadari bahwa syirik merupakan dosa tak termaafkan (QS an Nisa : 48, 116),
menyebabkan tertolaknya semua amal (QS az Zumar: 65), dan syarat mutlak
diterimanya ibadah kita adalah akidah yang bersih (QS al Kahfi : 110).
2. Hijrah fikriyyah, yaitu berubahnya pola pikir atau mindset kita. Hijrah
ini seharusnya menjadi yang pertama kita lakukan karena perubahan pikiran dan
prilaku kita baru akan terjadi seiring bertambahnya ilmu atau wawasan kita.
Dalam Islam, ilmu diprioritaskan dari pada amal (ingat, wahyu pertama, surat al 'alaq, berkaitan dengan ilmu, sedang wahyu kedua, surat al Muddatsir, berkaitan dengan amal).
Yang berkaitan
dengan ini adalah al hijratu minal jahli ilal 'ilmi,
pindah dari kebodohan menuju berpengetahuan. Hijrah ini akan membawa kita
ke hijrah yang lain, al hijratu minal bid'ah ilas
sunnah. Orang akan susah diajak
meninggalkan bid'ah kalau pemahaman dan pengetahuannya akan Islamnya tidak
bertambah.
3. Hijrah syu'uriyyah, atau hijrah dalam cita rasa sebagai tindak lanjut dari
hijrah yang lain. Hijrah ini berkaitan dengan gaya berpakaian, pola makan,
pilihan musik dan olahraga, termasuk buku-buku yang dibaca atau ragam acara
televisi dan film yang ditonton. Pendek kata, makin lebih Islami. Kita jadi
makin selektif dalam memilih apa pun.
4. Hijrah sulukiyyah, atau perubahan dalam suluk meliputi tingkah laku, gaya bicara dan kepribadian. Hijrah
ini mendorong kita untuk bersikap lebih sabar, santun, tidak egois, pemurah,
pemaaf, tak suka dipuji, senang bekerjasama dalam melakukan kebaikan, dan
sikap-sikap terpuji lainnya. Hijrah ini mendorong kita lebih kuat berusaha
mewujudkan persatuan dan kesatuan umat; al
hijratu minal iftiraaq ilal ittihad
(berubah dari perpecahan menuju persatuan).
5. Hijrah iqtishadiyyah, perubahan dari sisi ekonomi. Al hijratu minal haram ilal halal. Kita sudah meninggalkan yang
serba riba menuju yang halal. Sudah harus pindah dari sistem ekonomi
liberalis-kapitalistik menuju ekonomi syariah. Pindah dari bank-bank
konvensional menuju perbankan syariah. Kita harus mulai merubah pola belanja
kebutuhan sehari-hari kita. Mulailah belanja ke toko dan warung-warung muslim.
Kedudukan hijrah
Hijrah merupakan
aplikasi dari keimanan (QS al Baqarah: 218; al Anfal: 72, 74; al Ahzab: 6) dan
karena itu menjadi ujian dan cobaan bagi kita. Hijrah yang demikian derajatnya
setara dengan jihad. Dan mereka yang mau hijrah dan jihad akan mendapatkan:
* rezeki yang
melimpah di dunia (an Nisa:100; al Anfal
: 79)
* kesalahannya
dihapus dan dosanya diampuni (Ali Imran : 195)
* derajatnya
ditinggikan (at Taubah : 20)
* kemenangan
yang besar (at Taubah: 20, 100)
* tempat
kembalinya surga (at Taubah: 20-22), dan
* mendapatkan
ridha Allah (at Taubah : 100)
Yuk kita berhijrah bersama-sama..!!
Sukabumi, 7
Muharram 1439 H
Redaktur: AMalik
Penulis: YHM (Yan Hasanudin Malik)